Dunia

Serangan Udara Rusia Makin Sistematis dan Canggih

  • Jika mengamati Rusia telah mengubah strategi serangan udara mereka ke Ukraina. Tujuan utamanya adalah untuk menghancurkan rencana serangan balik Ukraina.
Dunia
Amirudin Zuhri

Amirudin Zuhri

Author

MOSKOW-Jika mengamati Rusia telah mengubah strategi serangan udara mereka ke Ukraina. Tujuan utamanya adalah untuk menghancurkan rencana serangan balik Ukraina.

Menjelang akhir April 2023 Angkatan Udara Rusia menghentikan serangan mereka terhadap infrastruktur Ukraina. Sebuah upaya  yang bertujuan untuk mengurangi kemampuan perang Ukraina dalam jangka panjang.

Sebaliknya, Rusia beralih untuk menargetkan pasokan dan pasukan Ukraina yang dipindahkan ke medan perang. Ini  untuk menurunkan kemampuan Ukraina untuk melakukan serangan balasan. Dan dari hari-hari selanjutnya serangan Rusia menunjukan semakin sistematis.

Direktorat Utama Intelijen Kementerian Pertahanan Ukraina menyebutkan serangan musim dingin Rusia gagal menghancurkan infrastruktur energi Ukraina dan menyebarkan kepanikan di masyarakat. Dan setelah itu Rusia  agresor mengubah taktiknya.

 “Sebagian besar serangan Rusia sekarang  ditujukan untuk memperumit atau mengganggu rencana  Ukraina melakukan serangan balasan,” kata Andriy Yusov dari Direktorat Utama Intelijen Kementerian Pertahanan Ukraina  dikutip Euerasian Times Rabu 31 Mei 2023.

Sejak April,  Angkatan Udara Rusia telah berfokus pada titik penyimpanan perlengkapan perang dan amunisi. Mereka juga  menyerang pasukan Ukraina yang bergerak ke depan di titik persiapan mereka.

Awalnya, serangan Rusia terhadap pasukan dan perbekalan Ukraina bersifat sporadis. Tetapi seiring berjalannya waktu serangan tersebut menjadi terus menerus, sengit, dan canggih.

Rusia menggunakan senjata yang lebih maju dan canggih. Penggunaan rudal Kalibr yang tidak tersembunyi dan kurang mematikan oleh Rusia telah berkurang. Dalam serangan baru-baru ini, Rusia sangat bergantung pada rudal jelajah Kh-101 dan Iskander-K yang sulit dicegat serta Kinzhal.

Menurut Kementerian Pertahanan Ukraina,  pada 29 Mei  Rusia menyerang Ukraina dengan 40 rudal jelajah berbasis udara Kh-101/Kh-555. Rudal diluncurkan oleh sembilan pembom strategis Tu-95M. Selain itu rusia juga menembakkan  total 11 rudal balistik Iskander-M dan rudal jelajah Iskander-K. Jumlah drone dan rudal yang digunakan untuk setiap serangan juga terus meningkat. 

Taktik yang digunakan oleh pasukan Rusia menjadi semakin canggih. Menurut sumber resmi Ukraina, drone Rusia terbang di ketinggian yang sangat rendah menggunakan navigasi waypoint untuk tiba dari berbagai arah. Ini akan membingungkan pertahanan Ukraina.

Drone menggunakan taktik berkerumun dan menggunakan medan untuk menutupi pendekatan mereka. Menurut juru bicara Angkatan Udara Angkatan Bersenjata Ukraina, Yuriy Ihnat, drone dikendalikan melalui satelit.

Mereka terbang berkelompok, terbang ke arah yang berbeda secara berkelompok. Setiap drone memiliki rutenya sendiri, setiap UAV memiliki navigasi GPS, dikendalikan melalui satelit, bahkan dapat terbang dalam lingkaran. “Dan  dalam waktu tertentu menimbulkan pukulan,” katanya.Penggunaan banyak Geran-2 menunjukkan bahwa Rusia dapat memproduksi drone yang didasarkan dari Shahed Iran tersebut.

Sistem Pertahanan Udara

Rusia juga berusaha menurunkan kemampuan pertahanan udara Ukraina agar lebih bebas menyerang sasaran Ukraina. Kementerian Pertahanan Rusia  pada 26 Mei melaporkan,  rudal berbasis udara mereka menghancurkan 3 radar rudal anti-pesawat S-300 Ukraina, 1 sistem rudal OSA-AKM, selain empat stasiun radar pendeteksi target udara.

Kemudian pada 16 Mei, Angkatan Udara Rusia  melancarkan serangan  terhadap baterai Patriot di Kyiv dengan rudal hipersonik Kinzhal. Rusia mengklaim bisa menghancurkan Patriot sementara Amerika mengatakan patriot hanya mengalami kerusakan minimal. Sebaliknya Ukraina mengklaim merontokkan enam rudal Kinzhal.

Selanjutnya pada 29 Mei 2023,   Rusia meluncurkan serangan  presisi terhadap lapangan udara. Rusia mengklaim tujuan penyerangan telah tercapai. Semua target yang ditugaskan telah dinetralkan. Akibat serangan itu, pos komando dan stasiun radar, serta depot pesawat dan amunisi telah diserang.

Rusia dilaporkan menyerang Pangkalan Udara Starokostiantyniv  di wilayah Khmelnytsky. Pangkalan tersebut adalah rumah bagi Brigade Penerbangan Taktis ke-7 yang menerbangkan  Su-24 M,  Su-24 MR, dan L-39C Albatros.  Otoritas setempat mengakui sebagai akibat dari serangan lima pesawat dan depot bahan bakar serta amunisi dihentikan operasinya. Landasan pacu dilaporkan rusak.

Pangkalan Udara Starokostiantyniv adalah aset penting Angkatan Udara Ukraina. Pada September 2021, lapangan terbang tersebut dilaporkan telah disertifikasi sesuai dengan standar NATO. 

Pada tanggal 2 Mei, Menteri Pertahanan Ukraina Oleksii Reznikov mentweet gambar Su-24MR yang membawa rudal Storm Shadow. Reznikov mungkin  tanpa disadari mengungkapkan dari pangkalan mana Su-24M beroperasi. Ini karena pesawat tersebut menampilkan lambang Brigade Penerbangan Taktis ke-7 yang berbasis di pangkalan udara Starokostiantyniv.

Fokus serangan Rusia selanjutnya adalah Pusat Pengambilan Keputusan. Pada Minggu 29 Mei Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, serangannya menyasar titik pengambilan keputusan sentral di mana Ukraina merencanakan serangan  terhadap Rusia. Menurut Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov,  serangan drone di Moskow pada 30 Mei merupakan pembalasan atas serangan Rusia di pusat pengambilan keputusan Ukraina tersebut.

Dari semua data dan klaim tersebut Rusia terlihat telah melakukan kampanye militer yang sistemik dan berkelanjutan. Tujuannya untuk mengikis kemampuan Ukraina untuk melakukan serangan balasan.

Dengan menggunakan senjata terbaik mereka, pasukan Rusia merusak pasokan untuk pasukan di sepanjang medan perang, menghilangkan cadangan di titik-titik persiapan, menurunkan pertahanan udara Ukraina, menurunkan kekuatan serangan Ukraina dan menurunkan kemampuan Ukraina menggunakan intelijen Barat dengan menyerang pusat keputusan Ukraina.

Dengan menggunakan informasi sumber terbuka, sulit untuk menilai secara pasti keefektifan kampanye militer Rusia karena kabut perang.  Tetapi bisa dilihat di waktu-waktu yang akan datang. Jika Ukraina masih mampu melakukan serangan balasan dengan kekuatan besar, maka kampanye Rusia terbukti tidak efektif. Sebaliknya, jika serangan balik Ukraina kehabisan energi sebelum dimulai, maka strategi RUsia yang dijalankan selama sekitar satu bulan ini sukses.