Ilustrasi fintech pinjaman online (pinjol) atau kredit online alias peer to peer (P2P) lending ilegal harus diwaspadai. Ilustrator: Deva Satria/TrenAsia
Fintech

Serba-serbi Bunga Pinjol, Aturan hingga Alasan Lebih Tinggi dari Bank

  • Bagaikan dua sisi mata uang, kemudahan mendapatkan pendanaan dari pinjaman online (pinjol) disertai dengan konsekuensi besarnya bunga kredit
Fintech
Ananda Astri Dianka

Ananda Astri Dianka

Author

JAKARTA – Bagaikan dua sisi mata uang, kemudahan mendapatkan pendanaan dari pinjaman online (pinjol) disertai dengan konsekuensi besarnya bunga kredit.

Mengutip laman Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI), Senin 20 Desember 2021, aturan mengenai besaran bunga pinjaman sejatinya sudah diatur oleh asosiasi dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Aturan besaran bunga pinjaman mengikat tiap penyelenggara fintech peer-to-peer (P2P) lending, baik yang terdaftar maupun berizin. 

Sayangnya, masih banyak masyarakat yang tidak bisa membedakan fintech lending legal dan ilegal, sehingga korban yang terlilit bunga pinjol juga banyak.

Regulator Bunga Pinjol

Sebagaimana disebutkan di atas, besaran bunga pinjol telah disepakati bersama antara anggota AFPI dengan OJK. Dengan demikian, OJK bisa dikatakan ikut mengatur besaran bunga pinjol ini meskipun secara tidak langsung. 

Pasalnya, setiap platform fintech pendanaan yang sudah terdaftar dan memiliki izin OJK diwajibkan untuk menjadi anggota AFPI. AFPI secara resmi telah dibentuk dan ditunjuk oleh OJK untuk membuat berbagai aturan internal sesuai strategi bisnis fintech pendanaan itu sendiri.

Mengapa demikian? Karena anggota AFPI-lah yang dinilai paling tahu apa yang menjadi kebutuhan mereka, pun kebutuhan pemberi pinjaman (lender) dan peminjam (borrower) secara riil, dan kemudian dapat mencari solusi sendiri bagi masalah yang timbul.

Metode ini dikenal dengan nama self regulatory function di dalam internal asosiasi. Diharapkan, dengan mengenali kebutuhan, memproyeksi masalah, hingga membuat kebijakan sendiri, masing-masing anggota AFPI akan dapat saling berkomitmen demi terciptanya ekosistem fintech yang sehat dan bermanfaat.

Tak hanya bunga pinjol saja yang aturannya disepakati oleh anggota AFPI sendiri, tetapi juga mulai dari syarat dan ketentuan peminjaman dan pengembangan dana, transparansi mekanisme kerja, sampai cara penagihan pun, semua ada kesepakatannya. Jika ada anggota AFPI yang melanggar kode etik yang sudah disepakati ini, akan ada sanksi asosiasi yang dijatuhkan.

Besaran Bunga Pinjol Fintech Pendanaan Resmi

Sesuai kesepakatan, bunga pinjol yang diberlakukan oleh fintech pendanaan resmi tidak boleh lebih dari 0,8% per harinya atau maksimal 24% per bulan. Jadi, lebih dari ketentuan tersebut, maka itu sudah pasti adalah pinjol ilegal.

Bunga Pinjol Lebih Tinggi daripada Bunga Bank

Bunga pinjaman melalui platform fintech pendanaan memang akan lebih tinggi daripada bunga pinjaman bank. Ada beberapa faktor yang memengaruhinya, antara lain:

1. Risiko tinggi

Platform fintech pendanaan harus menanggung risiko yang cukup tinggi, terutama terkait kredit macet nasabah. Dana yang dipinjamkan dalam fintech lending didapatkan dari masyarakat ataupun perusahaan, kepada pihak yang mengajukan pinjaman dana untuk berbagai keperluan.

Ketika dana sudah disalurkan, dan ternyata gagal bayar, maka platform fintech-lah yang akan menanggung risiko terbesarnya. Karena adanya risiko yang cukup tinggi inilah, maka bunga pinjol juga jadi lebih tinggi.

2. Berbagai kemudahan yang ditawarkan

Layanan fintech pendanaan memang menawarkan proses yang mudah. Hanya bermodalkan KTP atau identitas lainnya, dan mengisi data diri dalam aplikasi, maka seseorang sudah dapat meminjam dana setelah melalui proses verifikasi.

Pinjaman dari fintech pendanaan memang sangat terbuka. Sasarannya adalah masyarakat yang tidak mampu menjangkau pinjaman dari bank, karena kondisi apa pun. Misalnya seperti pedagang kecil, UMKM, dan lain sebagainya.

Apalagi layanan jasa keuangan oleh fintech pendanaan juga tidak mensyaratkan jaminan aset, tidak seperti pinjaman bank yang kadang kita harus punya sejumlah tabungan atau deposito dulu di rekening bank yang sama. Atau, punya aset seperti rumah atau tanah yang bisa menjadi agunan. Tak adanya jaminan ini akan membuat bunga pinjol menjadi tinggi.

Karena proses verifikasi melalui online dan tanpa jaminan, maka proses pencairan pun menjadi lebih cepat. 

3. Tenor pendek

Lamanya pinjaman juga dapat memengaruhi besarnya bunga pinjol. Rerata pinjaman online hanya punya tenor paling lama dalam hitungan bulan. Tidak sampai bertahun-tahun seperti halnya pinjaman bank.

Maka, hal ini juga akan memengaruhi besaran bunga pinjol yang diminta. Besaran pinjaman juga akan memengaruhi. Semakin tinggi pinjaman, maka akan semakin tinggi pula besar bunganya.