<p>Salah satu drama korea</p>
Nasional & Dunia

Serem, Nonton Drakor di Korea Utara Bisa Dipenjara 15 Tahun

  • SEOUL- Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un semakin melarang masuknya pengaruh asing termasuk hiburan. Jika hal itu dilanggar dendan dan hukuman berat akan menanti. Reuters mengutip situs web Daily NK yang berbasis di Seoul melaporkan, sumber Korea Utara mengatakan Pyongyang pada akhir tahun 2020 lalu memberlakukan undang-undang  anti- pemikiran reaksioner. Sejumlah sanksi meliputi hukuman untuk […]

Nasional & Dunia
Amirudin Zuhri

Amirudin Zuhri

Author

SEOUL- Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un semakin melarang masuknya pengaruh asing termasuk hiburan. Jika hal itu dilanggar dendan dan hukuman berat akan menanti.

Reuters mengutip situs web Daily NK yang berbasis di Seoul melaporkan, sumber Korea Utara mengatakan Pyongyang pada akhir tahun 2020 lalu memberlakukan undang-undang  anti- pemikiran reaksioner.

Sejumlah sanksi meliputi hukuman untuk orangtua yang anaknya ketahuan menikmati hiburan Korea Selatan, berupa hukuman hingga 15 tahun di kamp penjara. Jadi jangan berani-berani menonton drama korea (drakor) di Korea Utara.

Hukuman juga diberlakukan untuk produksi atau distribusi pornografi, pemakaian televisi, radio, komputer, ponsel dan perangkat elektronik asing yang tidak terdaftar.

Majalah berbasis di Jepang, Rimjin-gang, juga mendapatkan sumber informasi dari Korea Utara, melaporkan bahwa aturan baru juga melarang masyarakat bicara atau menulis dalam gaya Korea Selatan.

Dikatakan dalam pernyataan tertulis Kim, pemimpin Korea Utara mengkritik penggunaan istilah “oppa” (kakak lelaki) dan “dong-saeng” (adik perempuan atau lelaki) yang merujuk kepada orang yang bukan kerabat. Reuters tidak dapat melakukan verifikasi laporan tersebut secara independen.

Siapa pun yang ketahuan mengimpor materi terlarang dari Korea Selatan terancam menghadapi hukuman seumur hidup. “Sementara mereka yang mengimpor konten dalam jumlah besar dari Amerika Serikat atau Jepang bisa dihukum mati,” tulis Daily NK.

Akses informasi yang terbatas namun berkembang, terlasuk lewat perbatasan dengan China, mempercepat perubahan kecil yang hanya mengizinkan media fokus kepada pemimpinnya, kata pembelot Korea Utara Tae Yong-ho yang terpilih jadi anggota parlemen Korea Selatan.

“Pada siang hari, masyarakat meneriakkan ‘Hidup Kim Jong Un’, tapi pada malam hari mereka semua menonton drama dan film Korea Selatan,” kata Tae dalam wawancara di konferensi Reuters Next pada 11 Januari.

Pada saat yang bersamaan, Kim berjanji baru-baru ini untuk memperluas jaringan nirkabel dan meningkatkan siaran agara bisa melayani pemirsa lebih baik.