<p>Ilustrasi minuman diet untuk puasa. / Pixabay</p>
Gaya Hidup

Sering Dipercaya Dapat Menyehatkan, 3 Minuman Ini Justru Beri Dampak Negatif Untuk Tubuh

  • Inilah minuman yang bisa berikan dampak negatif untuk tubuh tetapi sering dipercaya dapat menyehatkan

Gaya Hidup
Justina Nur Landhiani

Justina Nur Landhiani

Author

JAKARTA – Memiliki tubuh yang sehat dan jauh dari penyakit tentu keinginan semua orang. Dengan memiliki tubuh yang sehat, maka kita dapat beraktivitas secara lancar tanpa halangan.

Oleh karena itu, banyak orang ingin melakukan apa saja. Mulai rutin berolahraga, istirahat yang cukup, hingga mengonsumsi suplemen tertentu.

Tak jarang juga ada yang sampai mengonsumsi minuman yang diyakini menyehatkan, tetapi ternyata justru memberi dampak negatif untuk tubuh. Inilah minuman yang memberikan dampak negatif untuk kesehatan tubuh, tetapi justru dipercaya mampu meningkatkan kesehatan.

Minuman Berenergi

Minuman berenergi diketahui mengandung elektrolit seperti garam dan gula. Oleh karena itu, minuman ini cocok dikonsumsi oleh para atlet.

Tetapi, untuk Anda yang sedang tidak melakukan aktivitas yang menguras energi seperti seorang atlet, sebaiknya Anda harus menghindari minuman berenergi tersebut. Sebab, gula cair dan garam yang terdapat pada minuman berenergi dapat membahayakan kesehatan.

Yoghurt

Yoghurt diketahui sebagai minuman yang sehat untuk dikonsumsi sehari-hari. Minuman yang berasal dari susu difermentasi ini dapat menyehatkan tubuh Anda jika Anda meminumnya tanpa tambahan rasa apapun.

Hal ini karena yoghurt yang dilengkapi rasa biasanya ditambah warna dan perasa buatan. Oleh karena itu, pilihlah yoghurt rendah lemak dan plain atau tawar untuk menghindari dampak negatifnya.

Minuman Jus Buah

Buah dikenal sebagai makanan yang menyehatkan. Tetapi, jika Anda mengonsumsi buah yang telah dijadikan sebagai jus buah kemasan, hal ini dapat membawa dampak negatif untuk kesehatan.

Hal ini karena jus buah kemasan mengandung zat aditif seperti bahan kimia, pengawet dan pemanis buatan. Konsumsi gula yang terlalu banyak juga meningkatkan risiko terkena obesitas dan diabetes.