Photo by Ron Lach : https://www.pexels.com/photo/a-woman-lying-on-the-bed-7761822/
Gaya Hidup

Sering Overthinking? Berikut 3 Asal Usulnya Menurut Psikolog

  • Mengetahui asal-usul overthinking dapat membantu Anda memahami alasannya dan memberikan kepastian bahwa overthinking Anda akan mereda pada waktunya.

Gaya Hidup

Rumpi Rahayu

JAKARTA - Overthinking atau berpikir berlebihan adalah hal yang umum dialami banyak orang. Seringkali overthinking menimbulkan rasa tidak nyaman bahkan hingga menjadi hambatan yang mengganggu kehidupan kita. 

Overthinking dapat menyebabkan kita terjebak dalam siklus pikiran negatif dan kekhawatiran yang berulang-ulang. Hal ini dapat menyebabkan stres dan memperburuk keadaan. 

Salah satu cara untuk mengatasi overthinking adalah dengan mengetahui asal-usulnya. Dilansir oleh Tren Asia dari laman resmi Psychology Today, Jumat, 30 Juni 2023, Erin Leonard Ph.D seorang psikoterapis asal Amerika membagikan tiga asal usul overthinking.

1. Dinamika Interpersonal 

Overthinking karena dinamika interpersonal bisa terjadi ketika Anda sangat memperhatikan bagaimana tindakan dan kata-kata Anda mungkin berdampak pada orang yang Anda cintai. 

Anda sangat berhati-hati dan berusaha memahami sudut pandang orang lain sehingga ketika Anda menyadari telah melakukan atau mengatakan sesuatu yang menyakitkan, Anda segera berusaha untuk mengambil tanggung jawab dan memperbaiki semuanya. 

Erin menyebut kualitas kecerdasan emosional ini baik terutama ketika Anda dihadapkan dengan orang yang memiliki tingkat empat yang sama. Namun, hal ini bisa berdampak negatif ketika Anda berinteraksi kepada orang yang tidak tersedia secara emosional.

Orang yang tidak tersedia secara emosional bersifat egosentris. Hal ini mencegah mereka memahami sudut pandang Anda karena dalam pikiran mereka, mereka selalu benar. 

Mereka akan berperan sebagai korban dan melabeli Anda sebagai seseorang yang antagonis. Hal ini mungkin membingungkan Anda. Anda pun mulai bertanya-tanya salah Anda apa meskipun Anda sebenarnya tidak salah sama sekali. 

Ketika ini terjadi kepada Anda, Erin menyarankan Anda untuk menetapkan boundaries yang sehat. 

2. Perubahan Fase Hidup 

Anda mungkin sedang menjalani fase kehidupan yang baru. Baik fase kehidupan yang positif seperti pindah ke luar negeri untuk pekerjaan impian Anda atau fase kehidupan yang negatif seperti perceraian. 

Perubahan hidup yang substansial ini kemungkinan membuat Anda overthinking karena harus melepaskan hal-hal dari identitas Anda yang selama ini melekat. 

Erin menyarankan Anda untuk tidak terlalu mengkhawatirkan hal ini karena perubahan fase hidup memang membutuhkan waktu dan kemungkinan besar Anda akan kembali stabil setelah jangka waktu tertentu. 

3. Rasa Khawatir yang Tiba-Tiba

Overthinking yang disebabkan oleh rasa khawatir tiba-tiba ini seringkali terjadi di malam hari. Misalnya, Anda tiba-tiba khawatir mengalami kecelakaan mobil besuk ketika akan berangkat bekerja. Hal ini mungkin membuat Anda bertanya-tanya "Dari mana ini berasal?"

Erin mengatakan pikiran ini mungkin berasal dari trauma masa lalu. Meskipun Anda mungkin telah memproses trauma ini, otak Anda tetap merekamnya. 

Pengalaman tidak menyenangkan ini kerap membuat pikiran Anda memperingatkan bahwa apapun dapat terjadi kapan saja dan mengubah hidup Anda dalam sekejap. Kadang kala, otak Anda mencoba untuk memprediksinya. 

Erin menyarankan Anda untuk segera mengganti fokus pikiran Anda dengan hal-hal yang menyenangkan. Misalnya hobi Anda, rencana renovasi rumah, atau rencana liburan. 

Mengetahui asal-usul overthinking dapat membantu Anda memahami alasannya dan memberikan kepastian bahwa overthinking Anda akan mereda pada waktunya. Anda juga cenderung mendapatkan kepercayaan diri kembali setelah mengetahui alasan overthinking tersebut. Semoga bermanfaat!