<p>Ilustrasi memakan makanan cepat saji / Shutterstock</p>
Gaya Hidup

Sering Salah Kaprah, Simak 5 Mitos Seputar Nutrisi

  • JAKARTA  – Mayoritas masyarakat Indonesia belum memiliki pengetahuan yang baik terkait makanan dan nutrisi. Hal ini terungkap dari hasil survei Herbalife Nutrition Asia Pacific Nutrition Myths 2020. “Hanya empat dari sepuluh responden yang memiliki keyakinan kuat terhadap pengetahuan nutrisi mereka,” ungkap Senior Director & Country General Manager Herbalife Nutrition Indonesia Andam Dewi dalam keterangan tertulis […]

Gaya Hidup

Aprilia Ciptaning

JAKARTA  – Mayoritas masyarakat Indonesia belum memiliki pengetahuan yang baik terkait makanan dan nutrisi. Hal ini terungkap dari hasil survei Herbalife Nutrition Asia Pacific Nutrition Myths 2020.

“Hanya empat dari sepuluh responden yang memiliki keyakinan kuat terhadap pengetahuan nutrisi mereka,” ungkap Senior Director & Country General Manager Herbalife Nutrition Indonesia Andam Dewi dalam keterangan tertulis yang dikutip TrenAsia.com, Kamis, 31 Desember 2020. Menurutnya, ini menjadi bukti rendahnya tingkat pemahaman masyarakat tentang nutrisi.

Pasalnya, disebutkan bahwa selama ini rata-rata konsumen di Asia Pasifik masih menggunakan media sosial (68%) sebagai rujukan informasi. Padahal, informasi yang beredar di internet tidak selalu benar dan akurat.

Alhasil, banyak sumber informasi gizi yang disalahartikan. Dengan kata lain, masyarakat lebih sering mendapatkan mitos ketimbang fakta. Berikut lima mitos yang sering dijumpai.

1. Karbohidrat dapat menambah berat badan

Pakar Nutrisi dan Dosen Departemen Gizi Masyarakat Institut Pertanian Bogor (IPB) Rimbawan menjelaskan, faktaranya sumber pangan yang satu ini tidak benar jika hanya diartikan menambah kalori atau berat badan.

“Karbohidrat tetap dibutuhkan oleh tubuh sebanyak 40 persen dari kebutuhan kalori harian seseorang,” kata dia.

Tidak hanya nasi, kabohidrat sendiri banyak pada sayuran, buah, kacang-kacangan, dan biji-bijian.

2. Kebutuhan protein akan berkurang ketika usia lanjut

Saat memasuki usia 40 tahun, tubuh mengalami penurunan fungsi dan massa otot secara bertahap. Ini dikenal dengan istilah sarcopenia. Sementara itu, upaya mitigasi untuk menanggulangi penurunan massa otot justru dengan cara meningkatkan asupan protein.

3. Kafein menyebabkan dehidrasi

Meskipun kafein memiliki sifat diuretik yang menyebabkan naiknya laju urinasi, tetapi mengkonsumsi dua hingga tiga cangkir kopi tidak akan membuat tubuh dehidrasi.

4. Diet ketogenik adalah pilihan sehat untuk mengurangi berat badan

Pola diet keto artinya mengonsumsi karbohidrat dengan porsi yang amat minim. Dengan demikian, orang percaya pembakaran tubuh akan bergeser menggunakan lemak dan protein. Inilah proses penurunan berat badan yang dipercaya oleh seseorang yang berdiet keto.

Namun, bagaimanapun tubuh tetap butuh karbohidrat oleh tubuh sesuai porsinya. Sebab, sumber energy ini akan menyuplai energi, vitamin dan mineral dalam tubuh.

“Untuk menurunkan berat badan secara berkelanjutan, diet mesti seimbang. Hal ini bisa dipadu dengan olahraga yang teratur,” tuturnya.

5. Bubuk protein tidak lebih sehat dibandingkan protein dari sumber makanan alami

Dalam hal ini, bubuk protein bersifat sama baiknya dengan protein dari makanan alami. Sebagai contoh, sembilan asam amino lengkap juga terdapat dalam bubuk protein yang berasal dari kedelai. Nutrisi ini berisi asam amino esensial untuk kebutuhan tubuh.