Wabah Keringat
Sains

Sering Terjadi di Inggris, Pandemi Penyakit Keringat Masih Jadi Misteri

  • Gejala awal dari penyakit keringat ditandai dengan munculnya rasa kaku, sakit kepala, pusing, dan suhu tubuh yang meningkat. Kemudian, dalam waktu satu hingga tiga jam, pasien akan berkeringat dengan hebat, disertai dengan sakit kepala yang sangat parah, kebingungan, dan denyut nadi yang cepat.
Sains
Muhammad Imam Hatami

Muhammad Imam Hatami

Author

JAKARTA - Penyakit keringat, yang juga dikenal sebagai penyakit keringat Inggris, adalah suatu penyakit misterius yang muncul secara berulang di Inggris selama beberapa periode waktu, termasuk pada tahun 1485, 1508, 1528,1517, dan 1551. 

Penyakit ini hanya terjadi di Inggris dalam setiap penyebarannya, kecuali pada tahun 1528-1529 penyakit ini menyebar ke Benua Eropa, mencapai Hamburg. Selain itu menyebar ke utara hingga Skandinavia serta ke timur hingga Lituania, Polandia, dan Rusia, penyakit ini tidak menyebar ke Perancis atau Italia. Setiap wabah penyakit keringat terjadi, hanya berlangsung selama beberapa minggu di wilayah tertentu.

Semua wabah penyakit keringat mengakibatkan tingkat kematian yang tinggi. Dokter asal Inggris, John Caius, yang menyaksikan penyakit keringat pada tahun 1551, mendokumentasikan gejala penyakit ini dengan rinci dalam karyanya "A Boke atau Counseill Melawan Penyakit yang Biasa Disebut Sweate, atau Sweatyng Sicknesse" (1552), yang menjadi rujukan utama informasi tentang penyakit tersebut bagi peneliti modern.

Gejala awal dari penyakit keringat ditandai dengan munculnya rasa kaku, sakit kepala, pusing, dan suhu tubuh yang meningkat. Kemudian, dalam waktu satu hingga tiga jam, pasien akan berkeringat dengan hebat, disertai dengan sakit kepala yang sangat parah, kebingungan, dan denyut nadi yang cepat. 

Kematian bisa terjadi dalam rentang waktu 3 hingga 18 jam setelah gejala pertama muncul, jika pasien bertahan selama 24 jam, pemulihan biasanya dapat terjadi. Kadang-kadang, pasien juga dapat mengalami ruam vesikuler.  Kekebalan terhadap penyakit ini tidak terbentuk setelah serangan pertama. 

Meskipun penyebab pasti penyakit keringat masih belum diketahui, John Caius mencoba mengaitkannya dengan lingkungan yang kotor. Semua epidemi penyakit keringat selalu terjadi pada akhir musim semi atau musim panas, sehingga kemungkinan besar penyakit ini disebarkan oleh serangga. 

Penyakit ini tampaknya terjadi lebih parah pada kelompok masyarakat kaya dibandingkan kelompok miskin, sering kali menyerang orang muda dan sehat. 

Beberapa peneliti abad ke-20 mengidentifikasinya dengan "demam kambuh," yang disebarkan oleh kutu. Para ahli modern berpendapat bahwa penyakit keringat mungkin disebabkan oleh infeksi hantavirus. Penyakit keringat adalah fenomena sejarah yang menarik dan tetap menjadi tantangan bagi para peneliti yang berusaha memahaminya.