Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Industri

Serius Garap Kendaraan Listrik, Luhut Lanjutkan Negosiasi dengan Produsen Otomotif AS dan China

  • Usai mengumumkan insentif kendaraan listrik, Menko Marves Luhut B. Pandjaitan merapat ke AS dan China.
Industri
Laila Ramdhini

Laila Ramdhini

Author

JAKARTA - Pemerintah semakin serius menciptakan ekosistem kendaraan listrik Tanah Air. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memastikan akan terus melanjutkan negosiasi dengan produsen kendaraan listrik dunia. Hal ini menyusul pengumuman bantuan insentif kendaraan listrik di dalam negeri.

Luhut diketahui tengah dalam negosiasi final dengan pabrikan otomotif listrik asal Amerika Serikat, Tesla Inc dan BYD asal China.

"Ini jadi sangat penting karena terus terang ada dua perusahaan besar dunia yang sedang kita finalisasikan negosiasi dengan mereka. Kita berharap dengan dikeluarkan aturan baru ini, akan buat posisi kita jauh lebih kuat daripada apa yang terjadi beberapa waktu terakhir ini," katanya dalam konferensi pers di Jakarta, Senin, 7 Maret 2023.

Insentif Jadi Kunci

Luhut mengatakan pemberian insentif pembelian kendaraan listrik diharapkan bisa mendorong minat investor untuk mengembangkan industri tersebut di dalam negeri.

Mulai 20 Maret 2023, pemerintah akan memberikan bantuan pembelian Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB).

Subsidi yang diberikan yaitu Rp7 juta per unit untuk pembelian 200.000 unit sepeda motor listrik baru. Kemudian, Rp7 juta per unit untuk konversi 50.000 unit sepeda motor konvensional berbahan bakar fosil menjadi kendaraan listrik.

Pemerintah juga akan memberikan insentif untuk kendaraan bermotor roda empat atau mobil listrik sebanyak 35.900 unit dan 138 unit bus listrik hingga Desember 2023

"Setelah (insentif) ini kami umumkan, kami akan negosiasi dengan beberapa investor yang potensial masuk ke mari. Karena kendala dari mereka masih ingin melihat Indonesia memberikan insentif yang sama atau tidak dengan negara yang memproduksi (kendaraan listrik) seperti ini," imbuhnya.

Investasi Tesla

Lebih lanjut, Luhut meyakini bahwa Tesla masih berminat untuk membangun pabrik di kawasan Asia Tenggara atau ASEAN.

Menurut dia, kendati Tesla membangun pabrik perakitan baru di Meksiko pada Februari lalu, tidak berarti peluang untuk membangun pabrik di ASEAN tertutup.

“Meksiko itu backyard (halaman belakang) Amerika, tentu mereka bangun pabrik di sana,” katanya.

Luhut mengatakan perusahaan Elon Musk itu disebut-sebut berencana untuk membangun pabrik berkapasitas 1 juta unit mobil per tahun di kawasan ASEAN meski belum jelas di negara mana Tesla akan berlabuh.

“Di region (kawasan) ini mereka masih punya komitmen yang saya dengar 1 juta mobil, apakah itu ke Indonesia, ya kita lihat saja beberapa hari