Kenali Tren Rage-Applying yang Viral di TikTok, Istilah Quiet Quitting Baru di Dunia Kerja
Gaya Hidup

Serupa Quiet Quitting, Kenali Tren Rage-Applying yang Lagi Viral

  • Ada juga yang sedang tren tidak kalah dengan quiet quitting, yaitu rage-applying. Tren rage-applying ini pada awalnya dibagikan oleh pengguna TikTok bernama Redweez pada sebuah video di awal Desember lalu.

Gaya Hidup

Justina Nur Landhiani

JAKARTA - Beberapa waktu lalu mungkin istilah quiet quitting trending atau jadi viral di media sosial. Namun ternyata tidak berhenti sampai di situ saja, ada juga yang sedang tren tidak kalah dengan quiet quitting, yaitu rage-applying. Tren rage-applying ini pada awalnya dibagikan oleh pengguna TikTok bernama Redweez pada sebuah video di awal Desember lalu. 

Pekerja yang saat ini didominasi oleh generasi milenial dan gen Z memang memiliki pandangan yang berbeda tentang pekerjaan. Alih-alih menaiki tangga menuju puncak di perusahaan dengan cara apapun, mereka justru melakukan quiet quitting dan mendapatkan gaji mereka. 

Tidak seperti generasi sebelumnya, mereka lebih mampu mengenali tanda-tanda tempat kerja yang toksik dan bukannya kehabisan tenaga, mereka justru memilih keluar. Selain itu, jika mereka tidak benar-benar keluar, mereka akan merasa frustasi dan menyalurkan kemarahan mereka untuk melakukan rage-applying.

Apa Itu Rage-Applying?

Seperti yang dilansir dari laman Reader’s Digest, rage-applying adalah adalah fenomena melamar ke beberapa pekerjaan berbeda secara bersamaan ketika merasa lelah atau tertekan dengan pekerjaan yang saat ini mereka miliki. 

Menurut Dr. Carla Marie Manly, psikolog klinis seperti yang dilansir dari laman Reader’s Digest, kebanyakan pelampiasan amarah terjadi ketika individu menyalurkan perasaan frustasi dan amarah yang terpendam ke dalam sebuah tindakan. Orang akan cenderung melamar ketika mereka merasa seolah kurang dihargai atau terjebak di dalam lingkungan kerja yang toksik.

Menurut Dr. Carla Marie Manly, meski rage-applying memang memberikan hasil yang positif, seharusnya lebih bijaksana jika kita memproses kemarahan dan frustasi terlebih dahulu sebelum mengambil sebuah tindakan.

Hal ini karena beberapa orang mendapati bahwa mereka meninggalkan pekerjaan sebelumnya karena alasan yang serupa, dan kemudian mereka menemukan bahwa masih ada masalah pribadi yang belum terselesaikan misalnya ketakutan akan konflik atau trauma yang berkontribusi pada masalah tersebut.

Manfaat dan Kerugian Rage-Applying

Rage-applying memang mungkin dapat diterapkan, apalagi jika bekerja pada atasan yang buruk dan bayaran yang pas-pasan yang mungkin menyebabkan berkurangnya harga diri. Rage-applying adalah aksi untuk mengambil kembali kekuatan diri semampu Anda. 

Meski begitu, sebaiknya Anda tidak bersikap terlalu reaktif. Anda akan selalu mendapatkan hasil yang lebih baik ketika melamar sesuatu yang rasanya cocok, dan bukan karena reaksi terhadap peran Anda saat ini.

Ada sisi positif dari fenomena ini pada seseorang yang melakukannya. Proses mencari pekerjaan baru memang bisa mengajari kita banyak hal tentang diri kita sendiri. Anda mungkin juga lebih paham tentang apa yang Anda butuhkan sebagai manusia di tempat kerja dan dalam kehidupan yang pada gilirannya dapat diterapkan untuk menghadapi berbagai situasi.

Namun, hal itu juga bisa menimbulkan risiko tersendiri. Jika perusahaan Anda melarang melamar pekerjaan baru saat sedang bekerja, Anda bisa berisiko kehilangan pekerjaan saat ini sebelum mendapatkan pekerjaan lain, yang tentunya tidak akan membantu Anda saat mencoba mendapatkan pekerjaan baru. 

Anda juga perlu mengevaluasi kembali tujuan dan diri Anda sendiri. Jika tidak, Anda mungkin akan berakhir dalam skenario yang sama di tempat yang berbeda.

Itu tadi penjelasan mengenai istilah rage-applying di dunia kerja yang akhir-akhir ini viral di TikTok. Apakah Anda tertarik untuk melakukannya?