<p>Karyawati menunjukan mata uang Rupiah dan Dolar AS di Jakarta, Kamis, 18 Februari 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Pasar Modal

Sesuai Prediksi, Nilai Kurs Rupiah Melemah setelah Perilisan Data Inflasi Produsen AS

  • Menurut data perdagangan Bloomberg, Jumat, 17 Februari 2023, nilai kurs rupiah ditutup melemah 51 poin di posisi Rp15.210 per-dolar AS.

Pasar Modal

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA - Sesuai dengan prediksi, nilai kurs rupiah ditutup melemah pada perdagangan hari ini setelah perilisan data inflasi produsen Amerika Serikat (AS).

Menurut data perdagangan Bloomberg, Jumat, 17 Februari 2023, nilai kurs rupiah ditutup melemah 51 poin di posisi Rp15.210 per-dolar AS.

Pada perdagangan sebelumnya, Kamis, 16 Februari 2023, nilai kurs rupiah ditutup menguat 47 poin di level Rp15.159 per-dolar AS.

Sebelumnya, analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra mengatakan bahwa perilisan data inflasi produsen alias producer price index (PPI) AS dapat menjadi pemicu pelemahan rupiah hari ini.

Selain inflasi produsen AS pada periode Januari 2023 yagn ternyata melebihi ekspektasi, klaim tunjangan pengangguran di AS yang berkurang pun menjadi sentimen yang dapat menekan rupiah.

Pasalnya, inflasi yang meningkat dapat menjadi sinyal akan kebijakan suku bunga yang ketat lagi dari The Federal reserve.

Peluang The Fed untuk mengetatkan kebijakan moneternya dalam jangka waktu yang lebih lama pun semakin didukung dengan data klaim tunjangan pengangguran yang menurun karena ada indikasi situasi tenaga kerja yang positif sehingga bisa saja The Fed mengurangi keseganannya untuk mengerek suku bunga secara agresif.

"Faktor ini memicu penguatan dolar AS pascarilis data, dan pagi ini terlihat dolar AS juga menguat terhadap mata uang Asia," ujar Ariston kepada TrenAsia, Jumat 17 Februari 2023.

Untuk diketahui, pada Kamis, 16 Februari 2023 waktu setempat, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan inflasi PPI yang mencatat kenaikan 0,7% secara month-to-month (mtm) pada Januari 2023.

Kemudian, Departemen Tenaga Kerja mengumumkan bahwa klaim pengangguran AS turun 1.000 menjadi 194.000 pada pekan lalu.

Di sisi lain, optimisme akan pertumbuhan ekonomi Indonesia dikatakan Ariston dapat menjadi variabel yang menahan tekanan dolar AS terhadap rupiah.