Sesuai Target, Erick Thohir Bilang Jokowi akan Teken Perpres Merger Pelindo Hari Ini
- Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan bahwa Perpres tentang merger PT Pelindo akan ditekan Presiden Joko Widodo hari ini, Jumat, 1 Oktober 2021.
Industri
JAKARTA -- Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan bahwa Peraturan Presiden (Perpres) tentang merger PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo akan ditekan Presiden Joko Widodo hari ini, Jumat, 1 Oktober 2021.
"Hari ini, insyaallah, ini spesial buat Pelindo. Hari ini adalah hari yang mestinya Bapak Presiden menandatangani Perpres penggabungan Pelindo," kata Erick dalam acara Dies Natalis Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta).
Dia mengatakan, Holding BUMN Pelabuhan ini diharapkan bisa menekan biaya logistik Indonesia yang masih tinggi. Dimana, sekitar 24% dari produk domestik bruto (PDB).
Biaya logistik Indonesia lebih besar dari China yang disebut hanya memiliki biaya logistik 14%, Malaysia 13%, Singapura 8% dan India 13%.
- Tax Amensty II Mulai Januari 2022: Kerek Penerimaan Negara atau Manjakan Orang Kaya?
- Kabar Baik! Penyintas COVID-19 Bisa Divaksin Lebih Cepat, Ini Syaratnya
- Konsumen Makin Loyal, KPR Syariah Berpotensi Kuasai 43 Persen Pasar
Erick berharap penggabungan Pelindo bisa mengungkit bisnis kelautan yang yang merupakan aset paling penting Indonesia.
"Kita harapkan dengan penggabungan Pelindo ini juga sebagai negara kelautan yang besar kita juga kembali mem-balance pasar kita dengan infrastruktur yang Pelindo punya dan kita terus berupaya menekan logistic cost," katanya.
Dia lagi-lagi menekankan bahwa mergerisasi yang terjadi di bisnis angkutan laut milik negara ini bisa menjadikan Indonesia sebagai salah satu pemain penting dalam bisnis maritim dunia.
"Dan alhamdulillah, kita juga baru tahu setelah digabungin ternyata peti kemas kita, peti kemas Indonesia itu terbesar nomor delapan di dunia," katanya.
Erick mengatakan, pihaknya akan terus mendorong transformasi dan invovasi di Kementerian BUMN untuk memanfaatkan aset-aset tidur yang belum tergarap.
Dia memastikan akan terus melakukan langkah-langkah konkret dalam menjadikan BUMN sebagai inti bisnis negara yang bisa berpartner secara positif dengan swasta.
"Jadi kita bisa, cuma mau nggak kita memastikan transformasi itu konkret bukan hanya sekadar wacana dan kalau kita hal terus banyak sekali aset-aset yang sangat bermanfaat buat kita," paparnya.
Sebelumnya, Managing Director & Partner Boston Consulting Group Lenita Tobing mengatakan efisiensi biaya logistik pelabuhan bisa mencapai Rp50 triliun pasca merger Pelindo.
"Bisa memberikan penurunan biaya logistik langsung. Ini kalau lihat angkanya kecil, tapi ini sekitar lebih dari Rp50 triliun dari peningkatan efisiensi biaya logistik kelautan dan invesntory," katanya belum lama ini.
Dia menambahkan, merger Pelindo juga akan berkontribusi terhadap penerimaan negara sebesar Rp7,6 triliun selama lima tahun ke depan, yang meliputi pendapatan sektor pajak dan dividen.
Tidak hanya itu, penggabungan Pelindo juga akan memberikan multiplier efrect terhadap sosial dan ekonomi, dimana diperkirakan menciptakan 1.500 lapangan kerja selama lima tahun, terutam dengan semakin bertumbuhnya pelabuhan.
"Tentu ini akan meningkatkan PDB kita. Jadi kita perkirakan 0.4 persen terhadap PDB selama lima tahun ke depan dan terutama peningkatan kegiatan ekonomi di area pelabuhan baru. Ini sangat besar kontribusinya," katanya.*