PACUAN KUDA SINGAPURA.jpg
Dunia

Setelah 180 Tahun, Pacuan Kuda di Singapura akan Berakhir

  • Sejarah pacuan kuda di Singapura selama lebih dari 180 tahun akan segera berakhir. Namun satu-satunya arena balap di negara kecil di Asia Tenggara itu yakni Singapore Turf Club akan menggelar acara terakhirnya tahun depan.

Dunia

Amirudin Zuhri

SINGAPURA-Sejarah pacuan kuda di Singapura selama lebih dari 180 tahun akan segera berakhir.  Namun satu-satunya arena balap di negara kecil di Asia Tenggara itu  yakni Singapore Turf Club  akan menggelar acara terakhirnya tahun depan.

Pemerintah negara itu akan mengambil kembali lahan seluas 120 hektare yang akan digunakan untuk perumahan publik dan swasta.

"Pacuan kuda memiliki sejarah panjang dan terkenal di Singapura," kata Singapore Turf Club dalam sebuah pernyataan  Senin 6 Juni 2023 malam.

"Dengan berlanjutnya balapan hingga Grand Singapore Gold Cup ke-100 pada 5 Oktober 2024, Klub akan terus memastikan sportivitas, keamanan, dan integritas setiap balapan," tambahnya.

Olahraga ini diperkenalkan ke Singapura pada tahun 1842, ketika pedagang Skotlandia William Henry Macleod Read dan beberapa peminat lainnya mendirikan Singapore Sporting Club. Mereka mengubah sepetak lahan semi-rawa di Farrer Park di Singapura tengah menjadi arena pacuan kuda. Pada tahun 1924, situs ini berganti nama menjadi Singapore Turf Club.

Pacuan kuda terbukti populer tidak hanya di kalangan orang Eropa,  kegiatan ini juga menarik para pembalap Melayu dan Tionghoa yang kaya.

Pada tahun 1933, ketika popularitas pacuan kuda meningkat di pulau itu, jalurnya dipindahkan ke lokasi yang lebih besar di Bukit Timah di Singapura barat.

Pada bulan Maret 2000, Singapore Turf Club pindah ke lokasinya saat ini di Kranji, di utara pulau. Arena pacuan kuda yang dibangun dengan S$500 juta atau sekitar Rp5,5 triliun(kurs Rp11.000) memiliki tribun lima lantai, dengan kapasitas untuk 30.000 penonton.

Namun, Singapore Turf Club telah mengalami penurunan kehadiran selama dekade terakhir hingga akhirnya mereka akan menghentikan kegiatan.

Pemerintah negara itu mengatakan tanah itu akan dibangun kembali untuk perumahan umum dan swasta untuk memenuhi kebutuhan penggunaan tanah di masa depan.

"Singapura adalah negara-kota dengan lahan terbatas. Pemerintah terus meninjau rencana penggunaan lahannya untuk memenuhi kebutuhan saat ini sambil memastikan tersedianya lahan yang cukup untuk generasi mendatang," tambahnya.

Kementerian Pembangunan Nasional juga mengatakan akan menjajaki penggunaan lain untuk lahan tersebut, termasuk fasilitas rekreasi dan rekreasi.