sm6.jpg
Dunia

Setelah 30 Tahun, AS akan Tempatkan Lagi Rudal Terlarang di Jerman

  • Beberapa rudal yang akan ditempatkakn mencakup rudal jelajah SM-6, Tomahawk, dan senjata hipersonik yang sedang dikembangkan

Dunia

Amirudin Zuhri

WASHINGTON-Amerika Serikat akan mengerahkan kemampuan serangan jarak jauh di Jerman pada tahun 2026. Ini akan menjadi langkah pertama sejak jenis rudal yang akan ditempatkan dilarang selama sekitar 30 tahun.

Dalam pernyataan bersama Amerika dan Jerman di Washington Rabu 10 Juli 2024 dikatakan  penempatan episodik Amerika Serikat merupakan persiapan untuk penempatan jangka panjang kemampuan tersebut. 

Beberapa rudal yang akan ditempatkakn mencakup rudal jelajah SM-6, Tomahawk, dan senjata hipersonik yang sedang dikembangkan dan memiliki jangkauan lebih jauh daripada kemampuan yang ada saat ini di Eropa.

“Penerapan kemampuan-kemampuan canggih ini akan menunjukkan komitmen Amerika Serikat terhadap NATO dan kontribusinya terhadap pencegahan terpadu Eropa,” demikian bunyi pernyataan bersama yang diungah di laman Gedung Putih tersebut.

Rudal berbasis darat dengan jangkauan 500 hingga 5.500 km  dilarang hingga tahun 2019. Ini didasarkan pada Perjanjian Kekuatan Nuklir Jarak Menengah yang ditandatangani  Mikhail Gorbachev dari Uni Soviet dan mantan Presiden AS Ronald Reagan pada tahun 1987. Perjanjian ini menandai pertama kalinya kedua negara adidaya sepakat mengurangi persenjataan nuklir mereka dan menghilangkan seluruh kategori senjata.

Sejalan dengan para penandatangan, Jerman, Hongaria, Polandia dan Republik Ceko menghancurkan rudal mereka pada tahun 1990-an, yang kemudian diikuti oleh Slowakia dan Bulgaria.

Amerika Serikat menarik diri dari Perjanjian INF pada tahun 2019 dengan mengatakan  Moskow melanggar perjanjian tersebut. Washington menggunakan pengembangan rudal jelajah peluncuran darat 9M729 oleh Rusia. Senjata yang dikenal di NATO sebagai SSC-8.

Kremlin berulang kali membantah tuduhan tersebut dan kemudian memberlakukan moratorium pada pengembangan rudalnya sendiri yang sebelumnya dilarang oleh perjanjian INF. Yakni - rudal balistik dan jelajah berbasis darat dengan jangkauan 500 km hingga 5.500 km.

Pada akhir Juni, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan Moskow harus melanjutkan produksi rudal berkemampuan nuklir jarak menengah dan pendek. Ini setelah Amerika Serikat membawa rudal serupa ke Eropa dan Asia.

Putin mengatakan Rusia telah berjanji tidak akan mengerahkan rudal semacam itu tetapi Amerika Serikat telah melanjutkan produksinya dan  membawanya ke Denmark untuk latihan dan juga membawanya ke Filipina.

Keputusan Amerika dan Jerman tersebut membuat marah Rusia.   Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan Aliansi Atlantik Utara sekali lagi dengan sangat jelas menegaskan hakikatnya. “Ini adalah aliansi yang dibentuk di era konfrontasi dengan tujuan mempertahankan konfrontasi,” katanya.

Dia mengatakan ketegangan di benua Eropa meningkat akibat tindakan Amerika dan NATO. "Kita melihat keputusan yang diambil NATO untuk membuat pusat logistik terpisah di kota-kota Laut Hitam, pembukaan fasilitas tambahan di Eropa, dan kita melihat bahwa infrastruktur militer NATO terus-menerus dan bertahap bergerak menuju perbatasan kita," kata Peskov.

Sementara Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov mengatakan Moskow telah mengantisipasi gerakan rudal Amerika –Jerman. Mereka menyebut tindakan ini dirancang untuk mengintimidasi Rusia dan yang selanjutnya mengganggu keamanan regional dan hubungan strategis.

"Pekerjaan yang diperlukan untuk menyiapkan tindakan penanggulangan yang seimbang oleh badan-badan negara Rusia yang relevan telah dimulai jauh sebelumnya dan sedang dilakukan secara sistematis," kata Ryabkov dalam sebuah pernyataan di situs web kementeriannya.

Hasil KTT NATO 

Keputusan penempatan rudal Amerika di Jerman adalah salah satu hal yang diambil dari KTT NATO yang berlangsung tiga hari di Washington. Keputusan lain yang diambil dalam KTT tersebut adalah bahwa para pemimpin NATO telah berjanji untuk memberikan Ukraina setidaknya US$43 miliar dalam bentuk bantuan militer tahun depan untuk memperkuat pertahanannya terhadap Rusia. Aliansi tersebut secara resmi juga menyatakan Kyiv berada di jalur yang tidak dapat diubah menuju keanggotaan.

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menggarisbawahi bahwa Ukraina tidak akan segera bergabung dengan aliansi tersebut. Tetapi bersikeras  hal itu harus terjadi setelah perang usai. Ini  untuk memastikan bahwa Rusia tidak akan pernah menyerang Kyiv lagi.

Mengenai bantuan NATO secara keseluruhan, dia  menegaskan “Kami tidak melakukan ini karena ingin memperpanjang perang.  Kami melakukannya karena ingin mengakhiri perang secepat mungkin,” katanya.

Amerika dan beberapa negara lain menentang keanggotaan Ukraina selama konflik dengan Rusia untuk menghindari eskalasi ketegangan yang dapat menyebabkan perang yang lebih besar. Mereka juga menekankan bahwa Ukraina harus mengambil langkah-langkah signifikan untuk mengatasi korupsi serta reformasi sistemik lainnya.

Komunike NATO juga memperkuat bahasa tentang China.  NATO secara jelas menyebut China  menjadi pendukung yang menentukan upaya perang Rusia di Ukraina. Dan  mengatakan Beijing terus menimbulkan tantangan sistemik terhadap keamanan Euro-Atlantik.

 “Ini adalah pertama kalinya 32 sekutu secara bersama-sama menyebut China sebagai pendukung utama perang Rusia. Dan  ini sebagai pesan penting,” kata Stoltenberg.

Dia mengatakan NATO bukanlah organisasi yang memberlakukan sanksi, tetapi dia menambahkan pada akhirnya ini akan menjadi keputusan masing-masing sekutu. Dia berpikir pesan yang mereka kirim dari NATO dari pertemuan puncak ini sangat jelas.

Pertemuan puncak diikuti para pemimpin dari 32 negara NATO . Selain itu juga dihadiri mitra Pasifik Australia, Jepang, Selandia Baru, dan Korea Selatan, serta Ukraina .

Selain keputusan aliansi, sejumlah angota NATO juga mengumumkan langkah-langkah individu dan bersama untuk meningkatkan keamanan Ukraina dan Eropa. Ini termasuk Amerika Serikat, Belanda, dan Denmark yang mengumumkan bahwa jet tempur F-16 pertama yang disediakan NATO akan berada di tangan pilot militer Ukraina pada musim panas ini. 

Secara khusus, Amerika juga telah setuju untuk menyediakan empat sistem rudal Patriot bagi Ukraina. Sementara anggota lain menyediakan perawatan dan pemeliharaan sistem tersebut.