Setelah 4 Tahun, Apa Kabar Transformasi KAI?
- Transformasi tersebut mencakup dari pelayanan penumpang, barang, komersialisasi aset, hingga peningkatan kompetensi SDM.
Transportasi dan Logistik
JAKARTA - PT Kereta Api Indonesia (Persero) dalam kurun 4 tahun terakhir terus melakukan transformasi dari berbagai sektor. Transformasi tersebut mencakup dari pelayanan penumpang, barang, komersialisasi aset, hingga peningkatan kompetensi SDM.
Dalam sektor angkutan penumpang, KAI telah memperluas konektivitas kereta api ke beberapa bandara, termasuk menambah layanan KA Bandara Adi Soemarmo Surakarta pada Desember 2019.
Selain itu, KAI terus berupaya melakukan peningkatan dan pengembangan stasiun-stasiun terpadu di wilayah Jabodetabek melalui kerja sama dengan pemerintah daerah, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), dan sektor swasta.
Upaya pelayanan kepada pelanggan juga dilakukan dengan percepatan waktu perjalanan. Hal tersebut telah dimulai sejak tahun 2022 dan akan terus ditingkatkan ke depannya. Salah satu hasil percepatan tersebut adalah pengurangan waktu perjalanan kereta api hingga 78 menit.
- Kapitalisasi Pasar Aset Kripto Naik 8 Persen dalam Sehari
- Arab Saudi Umumkan Peluncuran Esports World Cup
- Jelang Pemilu 2024, TikTok Komitmen Lawan Penyebaran Misinformasi
Untuk mengakomodasi semakin meningkatnya permintaan pelanggan, KAI secara berkala juga menambah rute kereta api yang menghubungkan kota-kota yang sebelumnya belum terjangkau layanan kereta api.
Pada tahun 2018, volume penumpang KAI Group mencapai 423,8 juta penumpang dan alami peningkatan menjadi 429,2 juta penumpang pada tahun 2019.
Periode Pandemi
Namun, pada periode pandemi COVID-19 pada 2020 hingga 2022, volume angkutan penumpang mengalami penurunan. Secara rinci, pada tahun 2020, KAI mencatatkan penumpang sebanyak 186,8 juta orang, pada tahun 2021 mencapai 154,5 juta penumpang, dan pada tahun 2022 mencapai 284,4 juta penumpang. Hingga Semester I tahun 2023, volume penumpang KAI Group mencapai 179,6 juta orang.
Sementara dalam bisnis angkutan barang, KAI secara terus-menerus memperluas armada dan jaringan perjalanan kereta barang dan mengeksplorasi peluang baru dalam distribusi barang melalui kereta api.
“Angkutan barang KAI berperan penting dalam mendukung biaya logistik yang kompetitif dan mengurangi dampak negatif seperti kemacetan, polusi udara, kerusakan jalan, serta meningkatkan daya saing global,” tulis KAI dalam keterangan resmi pada 24 Oktober 2023.
Volume angkutan barang KAI juga terus mengalami peningkatan. Secara rinci pada tahun 2020, KAI mengangkut sebanyak 45,1 juta ton barang, kemudian meningkat menjadi 50,3 juta ton barang pada tahun 2021, dan 58,0 juta ton barang pada tahun 2022. Hingga Semester I tahun 2023, KAI telah mengangkut sekitar 30,7 juta ton barang.
Pada saat pandemi melanda Indonesia, KAI berkomitmen untuk melakukan pengetatan protokol kesehatan, memberikan layanan vaksinasi gratis, serta menyediakan layanan Antigen murah di stasiun-stasiun. KAI juga memberikan layanan secara gratis untuk angkutan ratusan ton oksigen untuk penanganan Covid-19 serta menerapkan tarif yang sangat terjangkau untuk angkutan retail di tengah pembatasan mobilisasi masyarakat kala itu.
KAI juga berfokus pada optimalisasi aset. KAI secara terus menerus melakukan sertifikasi aset serta secara aktif memasarkan aset yang memiliki potensi. Salah satu inovasi yang pertama kali diterapkan yaitu mengenalkan sistem naming right di stasiun dengan Stasiun Semarang Tawang Bank Jateng sebagai proyek awal.
Dua Proyek
Pada tahun ini, KAI berhasil menyelesaikan dua Proyek Strategis Nasional (PSN), yakni LRT Jabodebek dan Kereta Cepat Whoosh.
LRT Jabodebek merupakan sarana transportasi yang menerapkan teknologi Communication-Based Train Control (CBTC) dengan tingkat otomatisasi operasi Grade of Automation (GoA) level 3 atau tanpa pengemudi, yang menjadi yang pertama di Indonesia.
Seluruh pengoperasian kereta dikendalikan dari Operation Control Center (OCC). LRT Jabodebek telah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 28 Agustus 2023 dan mendapat respon positif dari masyarakat.
- Music Round Festival ASEAN-Korea 2023 Gratiskan Tiket Masuk, Berikut Lineup Finalnya
- RUPSLB Kimia Farma (KAEF) Setujui Hadi Kardoko jadi Direktur, Berikut Susunan Lengkapnya
- Mahasiswa UI Manfaatkan Parafin sebagai Media Penyimpan Energi Listrik
Selanjutnya, berdasarkan Perpres 93 tahun 2021, pemerintah telah memberikan mandat kepada KAI untuk memimpin konsorsium BUMN dalam mempercepat penyelesaian proyek Kereta Cepat Whoosh. Kereta Cepat Whoosh yang mampu mencapai kecepatan maksimum 350 km per jam dan menjadi kereta api cepat pertama yang dioperasikan di Asia Tenggara.
Untuk mencapai berbagai pencapaian tersebut, KAI juga memberikan perhatian khusus terhadap pengelolaan sumber daya manusia (SDM) yang merupakan aset terpenting. KAI telah dan terus meningkatkan kemampuan dan kompetensi SDM melalui pelatihan, peningkatan kualifikasi, dan penyesuaian keterampilan, agar sesuai dengan kebutuhan dan tantangan zaman saat ini dan yang akan datang.
“Dengan nilai-nilai AKHLAK (Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif) yang menjadi pedoman bagi BUMN-BUMN, mampu mentransformasi KAI menjadi BUMN yang mampu meningkatkan manfaat untuk mobilitas masyarakat serta diharapkan berdampak terhadap peningkatan ekonomi di kota-kota yang dilalui transportasi massal kereta api,” ujar Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo.