Setelah Alami Gangguan Berhari-hari, BSI Nyatakan Layanan Sudah Kembali Normal
- Herry menyampaikan bahwa pihaknya telah melakukan upaya normalisasi sistem secara bertahap sejak 8 Mei 2023, dan akhirnya sistem kembali normal per-11 Mei 2023.
Korporasi
JAKARTA - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) menyatakan layanan perbankan bagi nasabah sudah kembali normal setelag mengalami gangguan selama beberapa hari ke belakang.
Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Utama BSI Herry Gunadi dalam konferensi pers yang diselenggarakan di Jakarta, 12 Mei 2023.
Herry menyampaikan bahwa pihaknya telah melakukan upaya normalisasi sistem secara bertahap sejak 8 Mei 2023, dan akhirnya sistem kembali normal per-11 Mei 2023.
"Alhamdulillah, pada hari ini 11 mei 2023, layanan mobile dan ATM kembali normal. Nasabah bisa melakukan transaksi seperti biasanya," kata Herry.
- Ada Katalis Positif Spin-Off Indihome ke Telkomsel, Saham TLKM Dikerek Naik
- ABM Investama (ABMM) Bagi Dividen Rp1,1 Triliun, Lo Kheng Hong Cuan hingga Rp45 Miliar
- Waskita Karya (WSKT) Terancam Pailit, Pengamat: Pembangunan Infrastruktur Bakal Mandek Total
Herry mengatakan bahwa keamanan data dan nasabah adalah prioritas yang senantiasa diutamakan perseroan.
Pada 9 Mei 2023, upaya normalisasi dilakukan pada kantor cabang dan Anjungan Tunai Mandiri (ATM) yang jumlahnya mencapai sekitar 2.500 unit di seluruh Indonesia.
Kemudian, pada malam harinya, layanan BSI Mobile bisa diakses secara bertahap dengan fitur yang terbatas. Pada 10 Mei 2023, BSI Mobile bisa diakses nasabah dengan fitur yang lebih lengkap.
Barulah pada hari ini, 11 Mei 2023, pihak BSI menyatakan bahwa layanan ATM dan mobile bisa digunakan dengan fitur yang lengkap.
Herry menjelaskan bahwa perseroan menduga ada serangan siber yang menyebabkan gangguan pada sistem sehingga pihaknya harus mematikan beberapa kanal untuk memastikan keamanan data.
Saat ini, pihak BSI tengah melakukan audit pada sistem dan melaksanakan forensik digital. BSI pun melakukan koordinasi dengan beberapa pihak terkait seperti Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), investor, pemerintah, dan stakeholder lainnya.
Herry menuturkan bahwa serangan siber adalah suatu fenomena yang menjadi marak dan patut diwaspadai di setelah industri perbankan memasuki fase 3.0.
Herry mengutip dari data Google yang menyebutkan bahwa dalam jangka waktu 90 hari, setidaknya ada sekitar 807.000 serangan siber yang terjadi dengan rata-rata 9.000-10.000 serangan perharinya.
BSI dikatakan Herry menyadari bahwa level risiko terus meningkat seiring dengan perkembangan teknologi, dan oleh karena itu perseroan pun senantiasa berupaya untuk merancang keamanan sistem sesuai dengan ketentuan regulator.
- 5 Fakta Menarik Buku Filosofi Teras
- Amati dan Cermati, Ini Tanda Anak Anda punya Sifat Perfeksionis
- 10 Destinasi Wisata Paling Diserbu Turis Selama Libur Lebaran 2023
Untuk diketahui, sejak 8 Mei 2023, layanan ATM dan mobile BSI menjadi buah bibir karena para nasabah mengeluhkan soal layanan yang tidak bisa diakses.
Pakar information technology (IT) Heru Sutadi mengatakan kepada TrenAsia bahwa kemungkinan besar serangan yang dialami BSI berkaitan dengan ransomware.
Namun, saat ditanyai wartawan apakah serangan tersebut berkaitan dengan ransomware atau bukan, Herry menerangkan bahwa pihaknya masih melakukan investigasi terkait hal tersebut.
"Kami mengimbau kepada nasabah untuk tetap waspada dan berhati-hati atas modus penipuan yang mengatasnamakan BSI. Kami juga ingin sekali lagi mohon maaf atas ketidaknyamanan dan terimakasih atas dukungan yang diberikan kepada BSI," pungkas Herry.