Setelah Babak Belur, Medco Energi Siapkan Duit Rp3,12 Triliun
PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) mengaku telah mengalokasikan belanja modal atawa (capital expenditure/capex) sebesar US$215 juta pada 2021. Nilai ini setara dengan Rp3,12 triliun dengan asumsi kurs Rp14.500 per dolar Amerika Serikat.
Korporasi
JAKARTA – Emiten minyak dan gas milik konglomerat Arifin Panigoro, PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) mengaku telah mengalokasikan belanja modal atawa (capital expenditure/capex) sebesar US$215 juta pada 2021. Nilai ini setara dengan Rp3,12 triliun dengan asumsi kurs Rp14.500 per dolar Amerika Serikat.
Sekretaris Perusahaan Medco Energi Internasional, Siendy K. Wisandana mengatakan bahwa alokasi capex tahun ini lebih tinggi sekitar 4% dibandingkan dengan realisasi tahun lalu, sebesar US$207 juta.
“Kenaikan belanja modal tersebut relatif kecil, 4 persen dari realisasi sebesar US$207 juta di tahun 2020 menjadi US$215 juta untuk pedoman tahun 2021,” ujarnya melalui keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin 7 Juni 2021.
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
- Pemberdayaan Perempuan di Perusahaan Jepang Masih Alami Krisis Pada Tahun 2021
Ia menyebut, sebanyak US$150 juta akan digunakan sebagai belanja modal minyak dan gas. Terutama kan digunakan untuk program lanjutan dari temuan eksplorasi dan proyek pengembangan gas Hiu di Natuna Block B.
Sedangkan, sisanya sebesar US$65 juta diperuntukkan sebagai belanja modal ketenagalistrikan. Di mana, sebagian besarnya penyelesaian konstruksi CCPP Gas Riau 275MW yang akan beroperasi komersial pada kuarta IV-2021, Ijen & Sarulla Geothermal dan Sumbawa PV.
Sebelumnya, emiten milik konglomerat Arifin Panigoro, ini mencatatkan kerugian sebesar US$189 juta setara Rp2,69 triliun sepanjang 2020. CEO Medco Energi Internasional Roberto Lorato mengatakan kerugian yang diderita perseroan akibat permintaan energi yang masih rendah.
“Harga komoditas telah membaik pada 2021, namun pandemi belum usai sepenuhnya dan volume gas di beberapa pasar utama perseroan masih rendah. Kami akan tetap disiplin dan menjaga fleksibilitas untuk memanfaatkan pemulihan yang diharapkan,” kata Roberto dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa, 1 Juni 2021. (SKO)