PT Bank Fama International yang kini diakuisisi konglomerat Eddy Kusnadi Sariaatmadja lewat Emtek Grup. / Polomap.com
Korporasi

Setelah Emtek, Grab dan Singtel Resmi Masuk ke Bank Fama

  • Perusahaan telekomunikasi asal Singapura, Singtel melalui anak usahanya Singtel Alpha Investments resmi mengakuisisi 16,3% saham PT Bank Fama International.
Korporasi
Drean Muhyil Ihsan

Drean Muhyil Ihsan

Author

JAKARTA – Perusahaan telekomunikasi asal Singapura, Singtel melalui anak usahanya Singtel Alpha Investments resmi mengakuisisi 16,3% saham PT Bank Fama International. 

Dilansir dari Business Times, Jumat, 21 Januari 2022, Singtel telah menggelontorkan dana sebanyak US$48 juta atau setara Rp500 miliar untuk mengambil alih 2,4 miliar lembar saham baru yang diterbitkan Bank Fama.

Singtel menyatakan akuisisi tersebut didanai dari sumber internal perusahaan. Investasi ini adalah bagian dari rencana Singtel untuk mengejar peluang perbankan di Indonesia.

Berdasarkan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), anak usaha Grup Emtek, PT Elang Media Visitama (EMV) telah mengundang A5-DB Holdings Pte. Ltd, yang merupakan anak usaha dari Grab Holdings Limited (Grab) dan Singtel Alpha Investments Pte. Ltd, untuk ikut berpartisipasi melakukan penyertaan modal dalam penerbitan saham baru Bank Fama. 

Grab dan Singtel disebutkan telah mengambil bagian, masing-masing sebesar 2.355.004.657 saham baru Bank Fama pada 19 Januari 2022. Jumlah ini setara dengan 16,26% dari modal ditempatkan dan disetor perseroan yang telah ditingkatkan. 

Pascatransaksi tersebut, jumlah kepemilikan EMV di Bank Fama ditaksir mencapai 62,76%. Sedangkan, Grab dan Singtel masing-masing mengempit 16,26%, dan PT Nusantara Berkat Agung memiliki porsi sebesar 4,72%.

Pada 22 Desember 2021, PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) melalui anak usahanya EMV telah menandatangani akta jual beli saham dan efektif mengakuisisi 93% saham Bank Fama.

Melalui keterangan resminya, EMV menyebut telah melakukan pembelian 9.089.503.800 saham Bank Fama senilai Rp908,95 miliar atau 93% dari seluruh modal yang ditempatkan dan disetor. Aksi korporasi ini menggunakan dana internal EMV.