Logo Resmi Nahdlatul Ulama (NU).jpg
Nasional

Setelah Golkar, PKB dan Kadin, Akankah Prahara juga Menerjang PBNU?

  • MLB tersebut dipandang sebagai langkah penting untuk merespons ketidakpuasan yang berkembang dan menjaga keutuhan serta marwah NU di tengah tantangan yang ada.

Nasional

Muhammad Imam Hatami

JAKARTA - Sejumlah partai politik dan organisasi di Indonesia diguncang masalah akhir-akhir ini. Mereka seperti partai Golkar, PKB dan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia. Kini Nahdlatul Ulama (NU) pun dalam posisi yang rawan.

Ormas Islam terbesar di Indonesia ini juga  sedang dirundung prahara Muktamar Luar Biasa (MLB).  Ini setelah pengasuh Mambaul Maarif Denanyar Jombang, K.H. Abdussalam Shohib atau Gus Salam menyampaikan keresahan di kalangan akar rumput yang melihat Pengurus Besar NU (PBNU) dianggap telah menyimpang dari tugas dan tanggung jawab utamanya. 

Menurutnya para anggota dan simpatisan NU  merasa arah kebijakan PBNU tidak lagi selaras dengan misi organisasi. Karena itu, Gus Salam menilai MLB PBNU bisa digelar sewaktu-waktu sebagai upaya untuk memperbaiki arah organisasi dan mengembalikannya ke jalur yang sesuai dengan prinsip-prinsip dasar NU.

MLB tersebut dipandang sebagai langkah penting untuk merespons ketidakpuasan yang berkembang dan menjaga keutuhan serta marwah NU di tengah tantangan yang ada. "PBNU hari ini jauh dari kondusif. MLB merupakan bom waktu yang siap meledak kapan pun," terang Gus Salam di Jakarta, Minggu, 15 September 2024.

Bila Diadakan Terancam Dibubarkan

Gus Salam merespons dengan santai isu pembubaran MLB NU. Menurutnya, kegiatan yang dilakukan para kiai tidak bisa dibubarkan karena kebebasan berserikat dan berpendapat dilindungi oleh konstitusi dan undang-undang.

Gus Salam menekankan MLB akan diselenggarakan dengan pendekatan ilmiah dan penuh akhlak, sehingga tidak memerlukan pengamanan ketat. Baginya, perjuangan untuk kebaikan NU, Nahdliyin, dan masyarakat Indonesia akan terus dilakukan tanpa henti, meskipun berbagai tantangan dan rintangan muncul. 

“Kalau ada, siapa pun datang ke acara MLB, baik yang setuju atau tidak setuju, bahkan memiliki niat membubarkan, akan kami ajak ngopi, diskusi, dan ngaji,” tambah Gus Salam. Ia menegaskan bahwa segala bentuk ancaman atau kekerasan tidak akan direspons dengan tindakan serupa, melainkan dengan kelembutan, kasih sayang, dan kebijaksanaan.

Selain itu, Gus Salam mengingatkan peran penting Ansor, Banser, dan Pagar Nusa, tiga badan otonom NU, untuk selalu menjaga ulama dan pengasuh pesantren tanpa membeda-bedakan pandangan dalam berorganisasi. 

“Segala ancaman, intimidasi, kekerasan tidak pernah dibalas dengan hal sama, tapi kita respons dengan kelembutan, kasih sayang, dan kebijaksanaan. Kami berharap Ansor, Banser, Pagar Nusa bersikap lebih dewasa, bijaksana, dan proporsional,” tambah Gus Salam

Presidium MLB NU Minta Pemerintah Bekukan SK PBNU 2024

Presidium Penyelamat Organisasi Nahdlatul Ulama (NU) melalui Konsolidasi Nasional Presidium MLB NU, yang diselenggarakan di Cirebon pada tanggal 8-9 September 2024, secara resmi meminta pemerintah untuk membekukan Surat Keputusan (SK) Pengurus Besar NU (PBNU) 2024. 

Presidium mengajukan permintaan ini kepada Kementerian Hukum dan HAM, khususnya Direktorat Jenderal Administrasi Umum, dengan alasan adanya pelanggaran berat yang dilakukan PBNU, termasuk pelanggaran terhadap konstitusi NU dan intervensi dalam Pansus Hak Angket Haji DPR RI.

Dalam konsolidasi tersebut, Presidium juga mendelegasikan beberapa tokoh, yakni Fahmi Basya, Ahmad Rosikh, Wahono, Dimyati, Sholahuddin Azmi, dan Jakfar Shodiq, untuk menyampaikan permohonan pembekuan SK tersebut kepada Kemenkumham. 

Presidium juga merencanakan untuk menggelar Pra-MLB pada akhir September atau awal Oktober 2024 dengan mengundang seluruh Pengurus Wilayah NU se-Indonesia. Imam Jazuli ditunjuk sebagai Ketua SC, Abdussalam Shohib sebagai Sekretaris 1, dan Aguk Irawan sebagai Sekretaris 2, sedangkan Imam Baehaqi menjabat sebagai Ketua OC dengan Fahmi Basya sebagai Sekretaris OC dan Nashruddin sebagai Bendahara.