Setelah IPO Akhir Tahun, Mitratel akan Ekspansi ke Kawasan ASEAN dan Pasifik
- PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) berencana melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada akhir tahun ini dan akan melakukan ekspansi ke ASEAN dan Pasifik.
Korporasi
JAKARTA - Anak usaha PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel), berencana melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada akhir tahun ini. Setelah mencatat initial public offering (IPO), provider menara pemancar ini akan berekspansi ke kawasan ASEAN dan Asia Pasifik.
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan Mitratel yang saat ini memiliki 28.000 unit menara telekomunikasi di Indonesia mampu melakukan pencatatan saham perdana karena memiliki fundamental bisnis yang kuat.
"Dengan jaringan fiber optik menara-menara yang dimiliki Mitratel bukan sekadar radio. Ini merupakan kelebihan yang dimiliki Mitratel," ujarnya baru-baru ini.
- Jual 51 Persen Saham MBSS, Indika Energy Raup Rp587,62 Miliar
- Tok! RUPSLB BBYB Resmi Putuskan Akulaku Kuasai Bank Neo Commerce
- 5 Perusahaan Properti Milik Konglomerat Indonesia dengan Utang Paling Jumbo
Dia menambahkan bahwa Mitratel juga memiliki aset dan layanan yang besar yang tidak dimiliki bisnis di sektor telekomunikasi sejenis.
Dalam waktu dekat, Mitratel juga akan masuk ke dalam ekosistem bisnis 5G yang saat ini tengah berkembang pesat di pasar China dan dunia. Setelah itu, Mitratel akan mengepakkan sayap bisnisnya ke kawasan Asia dan Pasifik.
Baru-baru ini, Mitratel mendapatkan tambahan ribuan menara baru dari pihak PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel) sebanyak 4.000 menara.
Tahun lalu, Mitratel juga membeli 6.050 menara dari Telkomsel yang tertuang dalam Perjanjian Jual Beli Bersyarat (Conditional Sale and Purchase Agreement/CSPA).
Mitratel harus merogoh kocek sekitar Rp 10,3 triliun untuk pengalihan kepemilikan sebanyak 6.050 menara telekomunikasi milik Telkomsel. Total ada 10.050 menara yang dialihkan dari Telkomsel ke Mitratel.
Pada 2019, Mitratel juga memborong 2.100 menara telekomunikasi dari PT Indosat Tbk (ISAT). Mitratel membeli menara tersebut dari 3.100 yang dijual oleh Indosat dengan total penjualan mencapai Rp6,39 triliun.
Sekarang Mitratel memiliki 28.000 menara dan menjadi raja provider menara telekomunikasi. Setelah IPO, Mitratel berpotensi menjadi perusahaan menara telekomunikasi terbesar di Indonesia, dengan jumlah menara 34.025.
Kini, Mitratel bakal memiliki tenancy ratio sekitar 1,57 kali. Rasio ini memang lebih rendah dibanding PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) dan PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR), dua perusahaan infrastruktur telkom yang memiliki tenancy ratio masing-masing 1,89 kali per kuartal kedua 2021.
Namun, dari sisi nilai perusahaan, Mitratel memiliki EBITDA di kisaran 10 kali. Nilai ini lebih rendah dibanding TBIG dan TOWR masing-masing di kisaran 20,15 kali dan 14,11 kali.
IPO Mitratel nantinya bisa menjadi salah satu yang paling dinanti investor. Dengan demikian bisa menaikkan valuasi PT Telkom.