Setelah IPO, Pertamina Geothermal Energy (PGEO) Ingin Tambah Kapasitas Panas Bumi jadi 1,27 GW
- PT Pertamina Geothermal Energy (PGEO) setelah melakukan initial public offering (IPO) menargetkan adanya penambahan kapasitas panas bumi mencapai 1,27 gigawatt (GW) dalam 4 tahun mendatang
Nasional
JAKARTA - PT Pertamina Geothermal Energy (PGEO) setelah melakukan initial public offering (IPO) menargetkan adanya penambahan kapasitas panas bumi mencapai 1,27 gigawatt (GW) dalam 4 tahun mendatang.
Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. Ahmad Yuniarto menyampaikan, dengan adanya fundamental bisnis yang kuat serta kinerja keuangan pada kuartal III-2022 yang apik membuat PGE bisa semakin bersaing.
"Kami semuanya jajaran manajemen PT PGE akan terus fokus dalam melakukan kegiatan, safety nomor satu, operational excellence, kami juga berharap kinerja bisa terjaga selama ini akan diteruskan di masa mendatang dan akan lebih baik lagi," ujarnya saat konferensi pers usai pencatatan perdana saham PGEO, Jumat, 24 Februari 2023.
- Bergaji Tinggi dan Banyak Dicari, Berikut Langkah Memulai Karier Sebagai Data Scientist
- 141 Negara Minta Rusia Angkat Kaki dari Ukraina
- Audit Pasca Tragedi Kanjuruhan Temukan 5 Stadion Rusak Berat
Adapun anak usaha PT Pertamina (Persero) mencatatkan sepanjang III-2022 berhasil mendapatkan pendapatan sebesar US$287,4 juta atau setara dengan Rp4,3 triliun, EBITDA sebesar US$243,5 juta setara dengan Rp3,7 triliun dan laba bersih US$111,4 juta dan Rp1,6 triliun.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif turut hadir dan mengatakan, saat ini Indonesia memerlukan banyak pelaku usaha di bidang energi baru terbarukan (EBT). Maka PGEO diminta untuk memanfaatkan potensi panas bumi yang masih melimpah di Indonesia.
“Kalau dibilang kapasitasnya PGE ini cuma 680 MW (megawatt), Tapi opportunity-nya masih ada puluhan gigawatt yang ada di dalam negeri.”
Arifin melanjutkan, Indonesia diperkirakan membutuhkan lebih dari 500 gigawatt (GW) kapasitas EBT di 2060, di mana 50% berasal dari energi surya, dan sisanya masih banyak potensi lain seperti air, angin, dan panas bumi.
PGEO diharapkan menjadi role model atau contoh bagi perusahaan energi lain yang bergerak dibidang Energi Baru Terbarukan (EBT) untuk memanfaatkan IPO demi meningkatkan kesempatan yang ada kedepannya mengelola energi bersih selain panas bumi dan perusahaan.
Adapun, ada total 13 wilayah kerja panas bumi (WKP) dengan total kapasitas terpasang sebesar 1.877 mega watt. 6 di antaranya sudah beroperasi dan dikelola sendiri dengan mengoperasikan 21 pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) berkapasitas 672 MW.
Kapasitas PLTP 672 MW yang dikelola langsung oleh PGE berasal dari 6 Wilayah Kerja Panas Bumi, yaitu Kamojang di Jawa Barat 235 MW, Karaha di Jawa Barat 30 MW, Lahendong di Sulawesi Utara 120 MW, Ulubelu di Lampung sebesar 220 MW, Lumut Balai di Sumatera Selatan 55 MW dan Sibayak di Sumatera Utara 12MW.