Setelah Izinkan Swedia Masuk NATO, AS Siap Lepas F-16 ke Turkiye
- Turkiye telah meminta kesepakatan US$20 miliar atau sekitar Rp301 triliun (kurs Rp15.000) untuk 40 F-16 baru, serta sekitar 80 kit modernisasi untuk F-16 mereka sejak Oktober 2021
Dunia
JAKARTA-Turkiye tampaknya akan menerima pesawat tempur F-16 yang sudah lama dicari dari Amerika Serikat. Ini sebagai bagian dari kesepakatan nyata di mana Ankara akhirnya mengakui masuknya Swedia ke NATO.
Turkiye telah meminta kesepakatan US$20 miliar atau sekitar Rp301 triliun (kurs Rp15.000) untuk 40 F-16 baru, serta sekitar 80 kit modernisasi untuk F-16 mereka sejak Oktober 2021. Tetapi kesepakatan itu ditahan oleh Kongres di tengah memburuknya hubungan antara Ankara dan Washington.
Penasihat Keamanan Nasional Amerika Jake Sullivan Selasa 11 Juli 2023 mengonfirmasi bahwa Amerika Serikat akan berusaha untuk menyetujui kesepakatan F-16 Turki setelah berkonsultasi dengan Kongres.
“Presiden Joe Biden telah menjelaskan bahwa dia mendukung penjualan tersebut,” katanya. Meskipun tidak jelas kapan pengiriman akan dilakukan. Terutama dengan atnrean panjang pesanan F-16.
- Organisasi Maritim Internasional Setujui Target Emisi Baru, Regulator Dianggap Tidak Konsisten
- Chelsea Obral 6 Pemain Hasilkan Cuan Rp3,6 Triliun, Ini Rinciannya
- IHSG Menguat 0,17 Persen Walau Banyak Big Caps Ambruk
Pentagon juga mengonfirmasi bahwa Menteri Pertahanan Amerika Lloyd Austin telah membahas dukungan yang lebih luas untuk modernisasi militer Turki. Ini disampaikan selama pembicaraan telepon dengan timpalannya dari Turkiye Yasar Guler.
Persetujuan formal dari kesepakatan itu masih membutuhkan dukungan dari seluruh Kongres. Tetapi ada tanda-tanda bahwa ini sudah dekat. Reuters pada 11 Juli 2023 melaporkan Ketua Komite Hubungan Luar Negeri Senat Amerika Bob Menendez sedang dalam pembicaraan dengan pemerintahan Biden. Dan dia dapat memutuskan dalam minggu depan. Menendez adalah anggota Senat dari Partai Demokrat , yang telah memblokir transfer tersebut.
Namun pada saat yang sama, Menendez mengatakan masih ragu tentang kesepakatan F-16 dengan Turkiye. Menurutnya, pemerintahan Biden harus dapat menemukan cara untuk memastikan serangan Turkiye terhadap tetangganya berhenti secara permanen. Dia juga menyerukan upaya untuk meningkatkan keamanan Yunani dan mendapatkan jaminan tentang tindakan di masa depan.
Pengumuman dari Amerika ini datang hanya sehari setelah Ankara mengisyaratkan akan menyetujui Swedia bergabung dengan NATO. Sejak Swedia mengumumkan ingin bergabung dengan aliansi, oposisi Turki telah menjadi penghalang utama tercapainya tujuan tersebut.
Secara khusus, Ankara tidak senang dengan sikap simpatik Swedia terhadap militan Kurdi. Termasuk anggota Partai Pekerja Kurdistan yang dianggap sebagai organisasi teroris oleh Turkiye, Uni Eropa, dan Amerika Serikat.
Pernyataan bersama dari Turkiye dan Swedia menegaskan bahwa Swedia tidak akan memberikan dukungan kepada kelompok Kurdi di masa depan dan juga akan mendukung masuknya Turkiye ke Uni Eropa.
Namun, gagasan bahwa kesepakatan F-16 AS bergantung pada persetujuan Turkiye atas masuknya Swedia ke NATO telah ditolak oleh pemerintahan Biden dan pejabat Turkiye. Tetapi para diplomat dan analis bagaimanapun melihat bahwa kedua isu itu saling berkaitan.
Menulis di The Washington Post, Aydintasbas, seorang analis kebijakan luar negeri di Brookings Institution, mengamati, di balik semua gertakan publik, permintaan terpenting Erdogan telah lama jelas. Yakni Dia membutuhkan Amerika Serikat untuk menjual F-16 kepadanya.
Sementara itu, Gerard Araud, mantan duta besar Prancis untuk Amerika Serikat, melalui Twitter menyatakan bahwa "Pemerasan Swedia sukses."
Yang kurang jelas adalah kapan F-16 baru untuk Turkiye akan tiba. Dan kapan Swedia akan secara resmi bergabung dengan NATO. Namun, tidak ada keraguan akuisisi pesawat tempur baru telah menjadi masalah yang semakin mendesak bagi Angkatan Udara Turki.
Operator terbesar
Turkiye adalah operator F-16 terbesar ketiga di dunia, Negara ini menerima total 270 pesawat yang dikirimkan dalam konfigurasi Blok 30, Blok 50, dan Blok 50+. Industri lokal juga memainkan peran utama dalam program F-16 Turki dengan keterlibatan sejak awal. Termasuk perakitan pesawat lokal dan produksi bagian tengah serta belakang badan pesawat dan sayap.
- 7 Kebiasaan yang Dimiliki Oleh Orang Sukses, Tertarik Melakukannya?
- 3 Langkah Toyota Motor Manufacturing Indonesia Terapkan ESG dalam Aspek Lingkungan
- Pembagian 'Kue' Renovasi JIS untuk Piala Dunia U-17
Turkiye pernah merencanakan untuk mengganti sebagian besar armada F-16 dengan pesawat tempur siluman F-35A. Tetapi keputusan Turkiye membeli sistem pertahanan udara S-400 dari Rusia menyebabkan negara ini dikeluarkan dari program Joint Strike Fighter pada tahun 2019. Perkembangan ini menyebabkan Turki berusaha mencari F-16 tambahan.
Situasi ini juga berkontribusi pada upaya Turkiye untuk meluncurkan lebih banyak upaya meningkatkan armada F-16 secara lokal. Program peningkatan struktural diberlakukan untuk memperpanjang masa pakai beberapa F-16 tertua mereka. Dan ada juga upaya untuk memperkenalkan senjata yang diproduksi secara lokal.
Industri lokal juga bekerja keras mengembangkan berbagai pesawat tempur berawak dan tanpa awak. Mereka termasuk pesawat tempur generasi berikutnya TF-X, kendaraan udara tempur tak berawak Anka-3, dan Kizilelma yang mirip pesawat tempur. Meski mengesankan, tetap ada kebutuhan jangka pendek untuk pesawat tempur berawak. Setidaknya sampai TF-X beroperasi secara luas.