Setelah Kalah dari Bangkok Bank, SMFG Cari Bank Lain di Indonesia
TOKYO – Sumitomo Mitsui Financial Group Inc. (SMFG) dikabarkan tengah mencari bank yang potensial di Asia untuk diakuisisi. Melansir Reuters, Jumat, 8 Januari 2021, CEO SMFG Jun Ohta mengatakan tidak akan mengubah strategi, kendati situasi pandemi masih mewabah. Ia melihat kawasan tersebut masih memiliki pertumbuhan ekonomi yang kuat. Di Indonesia, misalnya, tahun lalu SMFG telah […]
Industri
TOKYO – Sumitomo Mitsui Financial Group Inc. (SMFG) dikabarkan tengah mencari bank yang potensial di Asia untuk diakuisisi.
Melansir Reuters, Jumat, 8 Januari 2021, CEO SMFG Jun Ohta mengatakan tidak akan mengubah strategi, kendati situasi pandemi masih mewabah. Ia melihat kawasan tersebut masih memiliki pertumbuhan ekonomi yang kuat.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
Di Indonesia, misalnya, tahun lalu SMFG telah mengakuisisi PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) yang merupakan pasar utama bagi investor Jepang.
Per 30 Juni 2020, saham yang dimiliki oleh SMFG di BTPN mencapai 92,43%. Sementara sisanya 1,02% dikempit oleh PT Bank Central Asia Tbk dan 0,15% oleh PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Adapun saham yang dipegang publik sebesar 5,23%.
Sebelumnya, SMFG juga mengincar PT Bank Permata Tbk, tetapi harus kalah dari Bangkok Bank Public Company Limited.
Seperti diketahui, Bangkok Bank pada Mei 2020 resmi mengambilalih PT Bank Permata Tbk. (BNLI) dari Standard Chartered PLC dan PT Astra International Tbk. (ASII). Nilai transaksi akuisisi sebesar 89,12% dengan nilai mencapai Rp33,66 triliun.
Bahkan, pada akhir 2020 integrasi antara Bank Permata dengan Bangkok Bank dilakukan dengan melibatkan kantor cabang di Indonesia. Wilayah cabang meliputi Jakarta, Surabaya, dan Medan. Di samping itu, Bangkok Bank juga menempatkan dana sebagai setoran modal sebesar US$765 juta atau setara Rp10,8 triliun.
Dana tersebut untuk mengambil bagian saham perseroan di kemudian hari. Integrasi selambat-lambatnya dalam jangka waktu lima tahun ke depan.
“Itu menyakitkan. Kami pikir bisa menang,” kata Ohta. Ia pun bakal mempertimbangkan target selanjutnya. Menurutnya, selain Indonesia ia akan memperluas bisnis di negara lain, seperti Filipina, Vietnam, dan India.