Setelah Mal Tumbang Terpukul Pandemi, Sektor Ritel Mulai Stabil
Pasar ritel Jakarta di triwulan pertama 2021 terlihat mulai stabil. Data konsultan properti Jones Lang LaSalle (JLL) Indonesia menunjukkan tingkat hunian mal masih berada di angka 87%, tidak naik maupun turun dari kuartal sebelumnya.
Industri
JAKARTA – Pasar ritel Jakarta di triwulan pertama 2021 terlihat mulai stabil. Data konsultan properti Jones Lang LaSalle (JLL) Indonesia menunjukkan tingkat hunian mal masih berada di angka 87%, tidak naik maupun turun dari kuartal sebelumnya.
“Meskipun tetap terdapat penutupan toko, pembukaan toko cukup aktif terlihat di pusat perbelanjaan kelas menengah ke atas,” ujar Head of Research JLL Yunus Karim dalam siaran pers, dikutip Senin, 19 April 2021.
JLL mencatat ada permintaan bersih (net demand) untuk 5.000 meter persegi (m2). Ini catatan baik jika melihat permintaan ritel yang menyentuh angka minus 34.000 m2 pada tahun lalu.
“Angka positif pada tingkat serapan didorong dengan ekspansi yang dilakukan oleh peritel makanan dan minuman diikuti oleh peritel peralatan rumah tangga dan perlengkapan olahraga,” tambah Yunus.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- Tandingi Telkomsel dan Indosat, Smartfren Segera Luncurkan Jaringan 5G
- Bangga! 4,8 Ton Produk Tempe Olahan UKM Indonesia Dinikmati Masyarakat Jepang
Meski begitu, angka permintaan belum cukup besar hingga meningkatkan harga sewa dari kuartal sebelumnya. JLL mencatat tidak ada perubahan harga sewa dengan rata-rata harga sewa berada di angka Rp530.553 per m2.
Saat ini, ada 2,9 juta m2 stok ritel yang tercatat. Tahun ini, JLL memprediksi ada beberapa pusat perbelanjaan yang selesai menambah stok sekitar 140.000 m2. Untuk lima tahun ke depan, JLL memprediksi hanya akan ada 300.000 m2 stok ritel baru.
Tahun lalu, JLL mencatat permintaan properti ritel di Jakarta menyentuh angka minus 34.000 m2. Ini pertama kalinya permintaan ritel menyentuh angka minus sejak JLL mendata permintaan ini sejak 2008. Hal ini disebabkan oleh banyaknya penyewa yang hengkang akibat pandemi COVID-19.
Dari awal tahun lalu hingga Maret 2021, tercatat sudah ada beberapa ritel besar yang menutup gerainya. Hypermarket Giant milik PT Hero Supermarket Tbk (HERO) sudah menutup tiga gerainya. Ketiga gerai tersebut yaitu Giant Ekstra Pamulang, Giant Kalibata City, dan Giant Margocity Depok.
PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) juga harus menutup 25 gerainya sepanjang tahun 2020. Lalu, Centro Department Store tercatat menutup dua gerainya di Ambarukmo Plaza, Yogyakarta, dan Bintaro Xchange, Tangerang Selatan, awal tahun ini. (SKO)