<p>Setelah resmi melantai di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Bank Bisnis Internasional Tbk. atau Bank Bisnis kembali berencana menambah modal atau right issue pada akhir tahun 2020. / Bank Bisnis</p>
Industri

Setelah Melantai di Bursa, Bank Bisnis Gencar Tambah Modal Lagi

  • JAKARTA – Setelah resmi melantai di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Bank Bisnis Internasional Tbk. atau Bank Bisnis kembali berencana menambah modal pada akhir tahun 2020. “Kami berencana melakukan penambahan modal yang kemungkinan akan dilakukan pada Desember, sambil melihat perkembangan yang terjadi beberapa bulan ke depan,” ujar Sekretaris Bank Bisnis Paulus Tanujaya di Jakarta, […]

Industri

Aprilia Ciptaning

JAKARTA – Setelah resmi melantai di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Bank Bisnis Internasional Tbk. atau Bank Bisnis kembali berencana menambah modal pada akhir tahun 2020.

“Kami berencana melakukan penambahan modal yang kemungkinan akan dilakukan pada Desember, sambil melihat perkembangan yang terjadi beberapa bulan ke depan,” ujar Sekretaris Bank Bisnis Paulus Tanujaya di Jakarta, Selasa, 8 September 2020.

Penambahan modal tersebut akan digelar melalui penerbitan saham baru dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau right issue.

Merujuk pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan POJK No.12/POJK.03/2020 terkait ketentuan modal inti minimum bank umum, maka bank bersandi BBSI ini harus mencapai Rp3 triliun pada akhir 2022. Secara bertahap, penggenapan modal tersebut dapat dilakukan di mana akhir 2020 harus mencapai Rp1 triliun.

Per Juni 2020, modal inti perseroan baru sebesar Rp508,53 miliar, kemudian ditambah Rp189,49 miliar yang merupakan hasil dari aksi initial public offering (IPO) belum lama ini. Sejauh ini, Bank Bisnis masih membutuhkan tambahan modal kurang lebih Rp300 miliar untuk memenuhi ketentuan tersebut.

Perseroan sendiri optimistis, keputusan Bank Bisnis untuk mencatatkan diri di bursa merupakan key milestone untuk melangkah sebagai  perusahaan publik.

“Untuk melangkah sebagai perusahaan publik yang accountable, transparan dan bertanggungjawab kepada seluruh investor, masyarakat dan seluruh stakeholders dalam menjalankan bisnis ke depan,” ungkap Sekretaris Bank Bisnis Laniwati.

Saat ini, katanya, fokus utama perseroan, yakni pada nasabah segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Laniwati optimistis bisnis akan terus tumbuh dan berkembang seiring dengan stimulus pemerintah yang memberikan fasilitas subsidi kredit, salah satunya tertuang pada PMK 65/PMK.05/2020 mengenai subsidi bunga/subsidi margin untuk kredit UMKM.

“Keyakinan tersebut mendorong langkah Bank Bisnis untuk go public sebagai salah satu strategi dalam mendapatkan sumber pendanaan, serta menunjang pemenuhan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait modal inti minimum bank umum,” ungkapnya.

Selain itu, perseroan juga berfokus pada sistem teknologi informasi sehingga dapat mengembangkan digitalisasi layanan perbankan. Apabila modal inti bank sudah bertambah besar, pengembangan akan dimulai pada 2021. Hal itu disebabkan oleh terbatasnya kemampuan perseroan saat ini yang masih menyandang bank umum kegiatan usaha (BUKU) I sehingga kegiatannya masih konvensional.