<p>Warga megakses logo Bukalapak melalui website di Jakarta, Kamis, 24 Juni 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Korporasi

Setelah Rugi Tahun Lalu, Bukalapak Berbalik Untung Rp3,6 Triliun pada 9 Bulan Pertama 2022

  • Pada sembilan bulan pertama 2021, Bukalapak masih mencatat kerugian bersih sebesar Rp1,13 triliun.
Korporasi
Idham Nur Indrajaya

Idham Nur Indrajaya

Author

JAKARTA - PT Bukalapak.com Tbk (kode saham: BUKA) berhasil meraih laba bersih sebesar Rp3,6 triliun pada sembilan bulan pertama 2022 setelah sebelumnya mencatat kerugian pada periode yang sama di tahun sebelumnya.

Pada sembilan bulan pertama 2021, Bukalapak masih mencatat kerugian bersih sebesar Rp1,13 triliun.

Pada kuartal III-2022, pendapatan Bukalapak tumbuh 86% dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya menjadi Rp898 miliar.

Angka pendapatan Bukalapak terhitung sebesar Rp2,6 triliun atau meningkat 92% dalam hitungan sembilan bulan pertama 2022 menjadi Rp2,6 triliun.

Pada kuartal III-2022, pendapatan Mitra Bukalapak meningkat 131% menjadi Rp477 miliar secara quarter-on-quarter (qoq), sedangkan angkanya mencapai Rp1,44 triliun dengan peningkatan 191% dalam hitungan sembilan bulan pertama tahun ini.

Kontribusi Mitra Bukalapak terhadap pendapatan perseroan pun mengalami peningkatan 43% pada kuartal III-2021 menjadi 53% pada kuartal III-2022.

Bukalapak membukukan pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi yang disesuaikan (adjusted EBITDA) sebesar -Rp327 miliar pada kuartal III-2022, yang mana rasio adjusted EBITDA terhadap TPV menunjukkan peningkatan dari -1,1% dari kuartal III-2021 menjadi -0,8% pada kuartal III-2022.

Kemudian, Bukalapak mencatat laba operasional sebesar Rp3,5 triliun pada sembilan bulan pertama tahun 2022 setelah sebelumnya mengalami rugi operasional sebesar Rp1,21 triliun pada sembilan bulan pertama 2021 yang utamanya disebabkan oleh laba nilai investasi marked-to-market dari PT Allo Bank Tbk.

Sementara itu, pada kuartal III-2022, Bukalapak pun mencatat pertumbuhan pada total transaksi yang benar-benar terjadi (total processing value/TPV) sebesar 32% menjadi Rp41,3 triliun.

74% TPV perseroan berasal dari luar daerah Tier 1 di Indonesia, yang mana penetrasi all-commerce dan tren digitalisasi warung serta toko ritel tradisional terus menunjukkan pertumbuhan yang kuat.

Mitra Bukalapak terus menghasilkan pertumbuhan yang baik, yang mana TPV Mitra pada kuartal III-2022 bertumbuh 23% menjadi Rp19,7 triliun.

Pada sembilan bulan pertama tahun 2022, TPV Mitra tercatat tumbuh 37% dibanding periode yang sama pada tahun lalu menjadi Rp54,7 triliun.

Pertumbuhan Mitra ini didukung oleh perkembangan variasi produk dan jasa yang ditawarkan oleh Bukalapak kepada para Mitra.

Pada akhir September 2022, jumlah Mitra yang telah terdaftar mencapai 15,2 juta, meningkat 28% dari 11,8 juta pada akhir Desember 2021.

Pada sembilan bulan pertama 2022, rasio beban umum dan administrasi (tidak termasuk kompensasi berbasis saham) terhadap TPV berkurang menjadi 1% dibanding 1,2% pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Margin kontribusi Bukalapak yang dihitung sebagai laba kotor dikurangi beban penjualan dan pemasaran terhadap TPV mengalami perbaikan dari -0,1% pada kuartal III-2021 menjadi 0,1% pada kuartal III-2022.  Pencapaian margin kontribusi di angka positif ini merupakan yang pertama kalinya.

Sementara itu, margin kontribusi marketplace Bukalapak terhadap TPV marketplace meningkat dari 0,2% di kuartal III-2021 menjadi 0,5% pada kuartal III-2022 sementara margin kontribusi Mitra terhadap TPV Mitra pun mencatat perbaikan dari -0,4% pada kuartal III-2021 menjadi -0,3% pada kuartal III-2022.

Melalui keterangan tertulis yang diterima TrenAsia, pihak Bukalapak menyatakan bahwa saat ini perseroan lebih fokus untuk menghasilkan pendapatan dengan biaya yang lebih rendah.

Pada kuartal III-2022, Bukalapak berusaha menekan biaya dan insentif serta tetap mendorong tumbuhnya pendapatan.

Saat ini, Bukapalak akan terus fokus pada pertumbuhan pendapatan sembari terus berupaya untuk mencatat margin kontribusi yang positif.