<p>Seorang peternak ayam mandiri di kawasan Pasir Putih Depok Jawa Barat tengah memeriksa ternak yang ada di kandang. Jumat 11 Juni 2021. Saat ini mereka tengah resah di tengah isu ayam impor dan mahalnya harga pakan. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia</p>
Pasar Modal

Setelah Sempat Tertekan, Masa Depan Saham-Saham Poultry Tetap Kinclong

  • Sejumlah saham emiten unggas mengalami tekanan dalam seminggu terakhir, sejalan dengan meningkatnya jumlah kasus positif COVID-19 di Indonesia. Kendati begitu, saham-saham sektor poultry ini diperkirakan masih memiliki prospek yang cerah.

Pasar Modal

Drean Muhyil Ihsan

JAKARTA – Sejumlah saham emiten unggas mengalami tekanan dalam seminggu terakhir, sejalan dengan meningkatnya jumlah kasus positif COVID-19 di Indonesia. Kendati begitu, saham-saham sektor poultry ini diperkirakan masih memiliki prospek yang cerah.

Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Emma A. Fauni mengatakan bahwa fundamental integrator unggas tetap utuh, terutama didukung oleh harga ayam broiler dan day old chicken (DOC) yang stabil pada tingkat yang layak.

Harga rata-rata bulanan ayam broiler di wilayah Jawa pada Mei 2021 mencapai Rp18.900 per kilogram atau naik 1,3% secara tahunan. Namun, angka ini turun sekitar 12,4% dibandingkan dengan April 2021 akibat adanya pelonjakan permintaan selama bulan Ramadan.

Memasuki bulan Juni 2021, rata-rata harga broiler melambat lebih jauh ke level Rp18.100 per kilogram. Pada tingkat harga rata-rata ini, Emma masih menganggapnya sebagai tingkat yang sangat baik bagi petani untuk mendapatkan keuntungan yang sehat.

Sementara itu, harga rata-rata DOC di Jawa Barat berada pada harga Rp6.900 per ekor atau melonjak 87,1% secara tahunan dan naik 2,8% secara bulanan. Hal ini didukung oleh stabilnya permintaan DOC di pasar.

Di sisi lain, pemerintah kembali menginstruksikan proses seleksi pada ternak ayam (culling) di tingkat final stock dengan total 50 juta telur tetas berusia 19 hari. Menurut Emma, pelaksanaan pengendalian suplai oleh pemerintah ini dapat menjaga keseimbangan harga tetap menguntungkan.

Dengan gambaran tersebut, ia mempertahankan sikap overweight pada saham-saham unggas unggulan seperti PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA), PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN), dan PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN).

“Perlu dicatat bahwa pasar tampaknya konservatif tentang perkiraan pendapatan tahun 2021, dan kami memperkirakan bahwa laba bersih kuartal II tahun ini kemungkinan besar akan mengungguli ekspektasi konsensus,” ujarnya melalui riset harian, Senin, 21 Juni 2021.