Erick Thohir
Nasional

Setelah Vaksin IndoVac, Erick Thohir Beberkan Strategi Konsolidasi Ekosistem Kesehatan di Tanah Air

  • Setelah sukses memproduksi vaksin IndoVac lewat PT Bio Farma, Menteri BUMN Erick Thohir mengaku terus berupaya untuk mengkonsolidasikan ekosistem kesehatan di Indonesia.
Nasional
Feby Dwi Andrian

Feby Dwi Andrian

Author

JAKARTA - Setelah sukses memproduksi vaksin IndoVac lewat PT Bio Farma (Persero), Menteri BUMN Erick Thohir mengaku, terus berupaya untuk mengkonsolidasikan ekosistem kesehatan di Indonesia.

"Kita terus mengkonsolidasikan ekosistem kesehatan di Indonesia dan saya berterima kasih kepada pak Luhut (Menteri koordinator Bidang Kemaritiman dain Investasi) yang terus mendorong juga kepada pak Budi selaku Menteri Kesehatan yang terus berkoordinasi dengan BUMN," ungkap Erick Thohir di akun YouTube Sekretariat Presiden, Kamis, 13 Oktober 2022.

Erick menambahkan sudah ada strategi terkait konsolidasi untuk meningkatkan ekosistem kesehatan di Indonesia. Pertama, Erick akan mengkonsolidasikan research and development (RND) di Tanah Air.

"Kita musti akui, kita tertinggal dengan banyak negara lain.Vaksin IndoVac ini juga bibitnya kita kerjasama dengan negara lain tapi produksi, semuanya dari kita (Indonesia) sampai ke penemuan lanjutannya dari kita. TKDN-nya sampai 90%. Tapi yang kita harapkan RND kedepan harus ada di Indonesia," kata Erick.

Selanjutnya, Erick juga mengungkapkan konsolidasi dalam hal manufaktur. Perlu diketahui saat ini Indonesia memiliki beberapa perusahaan obat di antaranya Kimia Farma dan Indo Farma.

"Saya akan tugaskan Kimia Farma untuk memproduksi vaksin atau obat-obatan yang tentu bisa affordable atau bisa menjangkau kebutuhan rakyat dan Indo Farma untuk meningkatkan herbal medicine," Lanjut Erick.

Ia mengaku gusar dengan ketergantungan impor bahan baku yang angkanya mencapai 90%.

"Manufakturing tersebut akan kita gabung jadi satu. Supaya nanti ketika economy scale-nya terjadi, harganya akan bisa kita tekan," imbuhnya.

Selain itu, Erick juga mengaku ada masalah dalam distribusi. Dalam catatannya, saat ini perusahaan distribusi terpisah-pisah dan kedepannya akan dikonsolidasikan agar lebih efisien dan tentu jaringannya akan lebih kuat lagi.

Adapun dari sisi retail, Erick menjelaskan bahwa saat ini Indonesia memiliki 1.300 apotik dan akan terus diperbanyak oleh Kimia Farma.

"Dari pengalaman kemarin ketika ada COVID, ketika harga masker sampai Rp100 ribu, kita bisa operasi pasar dengan harga Rp5 ribu sehingga kita bisa mengintervensi pasar yang saat itu mahal dan tidak seimbang," tambahnya.

Erick melanjutkan bahwa nanti pelayanan publik akan senantiasa ditingkatkan dengan telemedicine. Ia juga memberi bocoran pada tahun 2024 mendatang akan diluncurkan rumah sakit kanker berkelas dunia di Indonesia.

Lalu, Erick juga menyoroti asuransi. Ia berharap kedepannya sistem asuransi bisa menjadi sebuah ekosistem di Indonesia supaya servisnya berkelanjutan dari awal, menengah sampai dengan hilir.

"Terakhir, dari beberapa konsolidasi di kesehatan, tentu tak lepas dari peran teknologi. Karena kami di BUMN pada tahun 2027 menargetkan ekosistem kesehatan bisa mencapai nilai Rp94 triliun atau 25% dari pangsa pasar yang ada," ujar Erick.