Setoran Cukai HM Sampoerna dalam 5 Tahun Hampir Setara Biaya Kereta Cepat Jakarta - Bandung
- Setoran cukai selama lima tahun HMSP hampir menyamai nilai proyek Kereta Cepat Jakarta – Bandung yang menelan biaya investasi Rp110 triliun
Korporasi
JAKARTA – Sebagai produsen salah satu barang kena cukai, emiten rokok PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) menggelontorkan triliunan rupiah tiap tahunnya untuk membayar cukai hasil tembakau ke kas negara (CHT).
Dalam sebatang rokok, bukan cuma cukai yang harus dibayarkan ke negara, melainkan ada pajak pertambahan nilai (PPN), pajak daerah alias pajak rokok, dan pajak penghasilan (PPh) badan dan pribadi dari pegawai perusahaan rokok.
Dari cukai saja, negara mendapatkan pendapatan sebesar Rp221,8 triliun pada 2023. Setoran cukai tahun lalu ditopang oleh penerimaan CHT atau cukai rokok sebesar Rp213,48 triliun, lebih rendah dari tahun 2022 senilai Rp218,62 triliun.
Kementerian Keuangan menjelaskan, penerimaan cukai menurun dampak kebijakan pengendalian konsumsi rokok dan menjaga keberlangsungan tenaga kerja industri rokok. Hal ini ditandai dengan penurunan produksi rokok mencapai 1,8% secara tahunan (year on year/ yoy).
Golongan I mengalami penurunan produksi paling besar yang mencapai -14%, meskipun produksi golongan II naik 11,6% dan golongan III sebesar 28,2%.
HM Sampoerna sendiri merupakan produsen rokok di golongan I alias golongan dengan tarif cukai tertinggi yakni 10% pada 2023. Dengan klasifikasi golongan tarif cukai tersebut, HMSP telah membayar sebanyak Rp95 triliun cukai rokok dalam lima tahun terakhir.
Setoran cukai selama lima tahun HMSP hampir menyamai nilai proyek Kereta Cepat Jakarta – Bandung yang menelan biaya investasi Rp110 triliun.
Rincian setoran pembayaran cukai rokok HMSP 2020 - kuartal I-2024:
2020: Rp11,98 triliun
2021: Rp20,74 triliun
2022: Rp20,95 triliun
2023: Rp22,11 triliun
Kuartal I-2024: Rp19,22 triliun
Kinerja 2023
Tahun lalu, HMSP melaporkan perolehan laba bersih senilai Rp2,24 triliun pada kuartal I-2024.
Keuntungan tersebut bertambah tipis 4,02% secara tahunan (year on year/ yoy) dari Rp2,16 triliun pada periode yang sama tahun 2023. Menebalkan laba HMSP disumbang oleh kinerja apik penjualan.
Selama tiga bulan pertama tahun ini, penjualan bersih HM Sampoerna mencapai Rp29,10 triliun. Penjualan HMSP tumbuh 7,94% yoy dari Rp26,96 triliun pada kuartal I-2023.
Jika dilihat kontributornya, tulang punggung produsen merek rokok Marlboro ini ada di sigaret kretek mesin (SKM) yakni Rp17,28 triliun. Penjualan SKM meningkat dari periode yang sama tahun lalu yakni Rp17 triliun.
Disusul sigaret kretek tangan (SKT) yang terjual senilai Rp9,10 triliun, lebih banyak dari Rp7,27 triliun pada kuartal I-2023. Kemudian, sigaret putih mesin (SPM) Rp1,86 triliun, dan sigaret putih tangan Rp217 miliar.
Sementara penjualan lainnya ke pihak ketiga menghasilkan Rp335,31 miliar. Pundi-pundi emiten milik raksasa rokok asal Amerika Serikat, Phillip Morris, juga berasal dari ekspor Rp205 miliar dan lainnya Rp95 miliar.
Sementara itu, beban pokok penjualan naik dari Rp26,96 triliun menjadi Rp29,10 triliun. Sehingga laba kotor perseroan mengalami penurunan menjadi Rp4,75 triliun. Sejatinya, beban penjualan HMSP menyusut tipis dari Rp1,58 triliun menjadi Rp1,49 triliun.
Sedangkan beban umum dan administrasi naik jadi Rp689 miliar sari semula Rp672,44 miliar.
Kenaikan laba bersih terjadi beriringan dengan perkembangan aset HMSP. Per-kuartal I-2024, aset perseroan naik dari Rp55,31 triliun pada kuartal IV-2023 menjadi Rp55,80 triliun pada kuartal I-2024.
Sementara aset menurun, liabialitas HMSP pun turun dari Rp25,44 triliun menjadi Rp23,66 triliun. Sehingga ekuitas perseroan tercatat di angka Rp32,13 triliun, naik dari Rp29,86 triliun pada akhir tahun lalu.