Setuju Harga BBM Naik, Pengamat: Tak Terlalu Bebani Masyarakat
- Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan setuju dengan rencana pemerintah dalam menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi yang tak terhindarkan lagi.
Nasional
JAKARTA - Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan setuju dengan rencana pemerintah untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi yang menurutnya tidak terhindarkan lagi.
Menurut Mamit, kenaikan harga BBM akan berdampak bagus untuk melonggarkan ruang fiskal pada postur anggaran penerimaan dan belanja negara (APBN). Dengan asumsi, harga Pertalite naik menjadi Rp10.000 per liter dan solar Rp8.500 per liter.
"Kenaikan harga Pertalite bisa di angka Rp10.000 per liter dan solar Rp8.500 per liter. Ini cukup rasional dan tidak terlalu membebani masyarakat. Apalagi kenaikan ini bisa memberi ruang fiskal bagi APBN," tutur Mamit kepada TrenAsia pada Senin, 22 Agustus 2022.
- Kapal Berusia 400 Tahun Ditemukan Nyaris utuh di Dasar Laut
- Indonesia Terancam Hiperinflasi pada September 2022, Nilai Kurs Rupiah Ditutup Melemah Lagi
- Buruan Ikut! BUMN Indah Karya Buka Lowongan Kerja untuk 19 Posisi
Selain itu, ia berpendapat dampak kenaikan BBM ini juga tidak terlalu signifikan terasa bagi perekonomian Indonesia. Ia menilai tingkat inflasi tidak akan terlalu tinggi bahkan masih bisa di bawah 1%.
Namun bagi masyarakat, Mamit melihat akan ada penurunan daya beli masyarakat dan diikuti oleh lonjakan harga-harga kebutuhan pokok yang berpengaruh pada biaya jasa yang dibayarkan oleh masyarakat.
Meski menuai pro dan kontra, kenaikan harga BBM dinilai sudah tidak dapat dibendung lagi oleh pemerintah. Alasannya, harga minyak mentah dunia sudah naik jauh.
Naiknya harga minyak dunia menjadikan beban keuangan negara semakin berat karena harus memberikan subsidi dan kompensasi kepada badan usaha atau PT Pertamina (Persero).
Hal ini terbukti dari bengkaknya subsidi energi tahun ini yang diperkirakan mencapai Rp502 triliun dari proyeksi awal Rp170 triliun.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, pekan ini Presiden Joko Widodo akan mengumumkan nasib Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi jenis Pertalite dan solar.
Luhut ungkap beban subsidi energi yang tak mampu ditopang pemerintah menjadi sebab, kenaikan BBM bisa tak terhindarkan lagi.