Sharp Bangun Pabrik AC Senilai Rp528 Miliar di Indonesia, Berpotensi Serap 1.000 Pekerja
- Produsen elektronik asal Jepang, Sharp Corporation, mulai membangun pabrik AC di Indonesia dengan investasi senilai Rp582 miliar.
Industri
JAKARTA - Produsen elektronik asal Jepang, Sharp Corporation, mulai membangun pabrik AC di Indonesia melalui PT Sharp Electronics Indonesia (SEID).
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyatakan investasi pabrik Sharp ini membuktikan Indonesia masih menjadi negara tujuan utama investasi bagi sejumlah pelaku industri skala global.
“Pada 24 Februari 2022 lalu, PT Sharp Electronics Indonesia telah melakukan groundbreaking tanda dimulainya pembangunan pabrik AC dengan nilai sebesar Rp582 miliar,” ujar Agus setelah melakukan pertemuan dengan President & Chief Executive Officer Sharp Corporation Wu Po-Hsuan dan Presiden Direktur SEID Shinji Teraoka
Menurut Agus, investasi pabrikan AC Sharp tersebut diproyeksikan berpotensi menyerap tenaga kerja sebanyak 1.000 orang.
- Jalan Terjal Garuda Indonesia Kembalikan Masa Kejayaan Angkut Puluhan Juta Penumpang per Tahun
- Pengumuman! Pegadaian Beri Pembebasan Bunga Selama 45 Hari untuk Nasabah dengan Pinjaman Segini
- Selain Indonesia, Ini Negara yang Lolos dari Jurang Resesi
Sementara itu, kapasitas produksi fasilitas produksi AC Sharp tersebut direncanakan mencapai 1,2 juta unit per tahun dengan luas lahan sekitar 3,3 hektare.
“Kami mendapat informasi, bahwa per bulan Juli 2022, progres pembangunan pabrik AC Sharp Electronics Indonesia yang merupakan bagian dari Sharp Corporation telah mencapai 43,55%,” ungkap Agus.
Agus mengatakan, realisasi investasi PT SEID juga merupakan salah satu upaya dalam rangka terus mendukung pendalaman struktur di sektor industri elektronika.
“Sebagai upaya untuk mengurangi impor produk elektronika, pemerintah mendorong dilakukannya substitusi impor dan menjaga iklim usaha industri," ujarnya.
Sejalan dengan investasi pabrik AC dari Sharp tersebut, Menperin mengemukakan bahwa Indonesia merupakan pasar yang besar bagi produk elektronika, termasuk AC untuk rumah tangga.
Oleh karena itu, Kementerian Perindustrian terus memacu kinerja industri AC di Indonesia. Langkah ini diyakini akan memperkuat struktur industri di dalam negeri sehingga bisa lebih berdaya saing dan mandiri.
"Indonesia sangat terbuka bagi investor-investor asing untuk datang dan melakukan produksinya di tanah air, baik untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun pasar ekspor,” papar Menperin.
Sementara itu, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin Taufiek Bawazier menyatakan Kemenperin serius menjaga iklim usaha untuk pelaku industri yang ingin investasi, dengan menjaga keseimbangan supply dan demand di dalam negeri, di antaranya melalui penerapan Neraca Komoditas (NK) untuk produk AC di tahun mendatang.
Dalam hal pencapaian realisasi investasi secara global, pada semester I-2022, total nilai investasi nasional tercatat Rp584,6 triliun atau naik 32% dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp442,8 triliun.
Realisasi investasi nasional selama semester ini telah mencapai 48,7% dari target Rp1.200 triliun pada tahun 2022. Khusus untuk sektor industri elektronika, total nilai investasi pada semester 1 tahun 2022 adalah sebesar Rp1,19 triliun.