Siap Bangun Smelter Aluminium di Kawasan Industri Hijau, ADRO Rogoh Kocek Hingga US$728 Juta
- Anak perusahaan PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) yakni PT Adaro Aluinium siap membangun pabrik pemurnian aluminium atau smelter di Kawasan Industri Hijau Indonesia (KIHI) Kalimantan Utara.
Korporasi
JAKARTA - Anak perusahaan PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) yakni PT Adaro Aluinium siap membangun pabrik pemurnian aluminium atau smelter di Kawasan Industri Hijau Indonesia (KIHI) Kalimantan Utara.
Hal tersebut ditandai dengan dilakukannya penandatanganan Surat Pernyataan Maksud Investasi atau Letter of Intention to Invest senilai US$728 oleh Wakil Presiden Direktur ADRO Ario Rachmat pada Desember lalu di Tanah Kuning, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara.
"Melalui investasi ini, Adaro berharap dapat membantu mengurangi impor aluminium, memberikan proses dan nilai tambah terhadap alumina serta meningkatkan penerimaan pajak negara," kata Ario dalam keterangan pers dikutip Senin, 4 Maret 2022.
ADRO diketahui memang sedang gencar melakukan ekpansi unit bisnisnya tidak hanya pada industri berbasis batu bara, namun juga pada hilirisasi industri logam dan metal, salah satunya pabrik smelter aluminium tersebut.
- 8 Jalan Tol Milik Konglomerat Jusuf Hamka, Termasuk Cisumdawu!
- Rekrutmen Pertamina 2022 Resmi Dibuka, Simak Formasi dan Cara Daftarnya
- Jalan Tol Binjai-Langsa Seksi 1 Mulai Diberlakukan Tarif, Cek Rinciannya!
Diungkapkan oleh Presiden Direktur ADRO yang juga merupakan kakak menteri BUMN yakni Garibaldi Thohir bahwa kedepannya ADRO ingin memasok produk hasil olahan berbahan dasar aluminium untuk komponen-komponen dari kendaraan listrik. Hal itu sejalan dengan berkembangnya industri kendaraan listrik dan tren penggunaan energi bersih yang ramah lingkungan.
"Kenapa Adaro masuk ke Adaro Aluminium, semua dibuat dari aluminium mulai dari chasis, semua ada komponen aluminium, makanya Adaro bertransformasi bukan hanya coal based company, kita masuk other product,” ujar Garibaldi dalam keterangan pers dikutip Senin, 4 April 2022.
Adapun proyek pembangunan pabrik smelter tersebut direncanakan akan rampung dalam waktu dua tahun, dan paling lambat 2,5 tahun. Dalam pendanaannya, perseroan juga menggandeng investor asing asal China dengan komposisi 65% ADRO dan 35% partner.