Ilustrasi tabungan Bank Mayora.
Industri

Siap Genjot Bisnis Perbankan Digital Setelah Rombak Direksi, Berikut Kinerja Keuangan Bank Mayora

  • Salah satu yang mendongkrak kinerja keuangan Bank Mayora pada kuartal III-2022 adalah beban bunga yang surut 17,19% dari Rp172,04 miliar pada kuartal III-2021 menjadi Rp142,45 miliar pada kuartal III-2022.

Industri

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA - Setelah memutuskan perombakan direksi dan komisaris dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang berlangsung Jumat, 6 Januari 2023, PT Bank Mayora siap menggenjot bisnis perbankan digital di dalam negeri.

Pada kuartal III-2022, Bank Mayora yang diakuisisi PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) pada tahun 2021 mencatat laba sebesar Rp60,3 miliar pada kuartal III-2022 atau naik 84,4% dari Rp32,7 miliar jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Salah satu yang mendongkrak kinerja keuangan Bank Mayora pada kuartal III-2022 adalah beban bunga yang surut 17,19% dari Rp172,04 miliar pada kuartal III-2021 menjadi Rp142,45 miliar pada kuartal III-2022.

Dengan menyusutnya beban bunga, pendapatan bunga bersih pun terkerek 11,5% dari Rp199,64 miliar menjadi Rp222,7 miliar.

Selain itu, menurunnya angka kerugian penurunan nilai aset keuangan pun turut mendorong pertumbuhan laba Bank Mayora.

Pada kuartal III-2021, kerugian penurunan nilai aset keuangan Bank Mayora tercatat di angka Rp13,38 miliar. Angka tersebut menurun 70,09% menjadi 4 miliar pada kuartal III-2022.

Sementara itu, Bank Mayora juga mencatat lonjakan rasio kewajiban penyediaan modal minimum (KPMM dari 30,14% pada kuartal III-2021 menjadi 131,98% pada kuartal III tahun ini.

Pada kuartal III-2021, ekuitas Bank Mayora tercatat di angka Rp1,26 triliun, dan angkanya terdongkrak 241,09% menjadi Rp4,29 triliun pada kuartal III-2022.

Kemudian, tingkat pengembalian atas aset (return on asset/ROA) Bank Mayora meningkat dari 0,52% menjadi 0,97% sementara tingkat pengembalian atas ekuitas (return on equity/ROE) menuruna dari 3,62% menjadi 2,76%.

Rasio aset produktif bermasalah terhadap total aset produktif Bank Mayora menurun dari 1,14% ke 0,98%, sedangkan rasio cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) menurun pula dari 1,14% menjadi 0,98%.

Untuk diketahui, RUPS tersebut memutuskan untuk memberhentikan Ricky Budiono yang sebelumnya menjadi direktur utama, Dharmawan Atmadja sebagai komisaris utama, dan Taryadi Supangkat sebagai komisaris independen.

Kemudian, ditunjuklah Jenny Wiriyanto sebagai direktur utama dan Andi M Andries sebagai direktur. Hussein Paolo yang saat ini menjabat sebagai SEVP Corporate Transformation BNI pun diangkat menjadi komisaris utama.

Direktur Utama BNI Royke Tumilaar menyampaikan bahwa perombakan tersebut diharapkan dapat memperkuat struktur manajemen Bank Mayora dalam mendorong transformasi bank digital sebagai penyedia solusi finansial terintegrasi berbasis digital.

"Kami berharap Bank Mayora ke depannya dapat meningkatkan kinerja perseroan yang lebih baik sehingga turut berkontribusi positif kepada kinerja BNI Group," kata Royke dikutip dari keterangan tertulis, Senin, 9 Januari 2023.