Perusahaan pelayaran PT Hasnur Internasional Shipping Tbk (HIS) akan IPO / Dok. Perseroan
Korporasi

Siap IPO, Hasnur Shipping Bidik Duit Rp157,57 Miliar

  • Perusahaan bidang jasa transportasi laut PT Hasnur Internasional Shipping Tbk (HIS) siap melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Korporasi
Sukirno

Sukirno

Author

JAKARTA - Perusahaan bidang jasa transportasi laut PT Hasnur Internasional Shipping Tbk (HIS) siap melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). HIS menggelar penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) dengan melepas 525,25 juta saham setara 20% dari modal disetor.

Direktur Utama HIS Jayanti Sari mengatakan perseroan menawarkan saham kepada publik dengan harga penawaran awal Rp230-Rp300 per lembar. Perseroan berpeluang meraup dana segar senilai Rp120,80 miliar hingga Rp157,57 miliar dari IPO tersebut.

"Rencana penggunaan dana dari IPO ini akan dialokasikan seluruhnya untuk pengembangan usaha HIS dan entitas-entitas anak perusahaan yang seluruhnya bergerak di bidang usaha transaportasi laut dan jasa kepelabuhanan," kata dia saat jumpa pers daring di Jakarta, dilansir Antara, Senin, 26 Juli 2021.

Ia menjelaskan, sebanyak 46% dana dari hasil IPO akan digunakan untuk belanja modal (capital expenditure/capex) yaitu membeli tiga set armada kapal dan tongkang, dengan indikasi harga senilai Rp150 miliar. Jika dari 46% hasil IPO tersebut tidak cukup untuk mendanai pembelian tiga kapal dan tongkang, maka kekurangannya akan menggunakan dana pihak ketiga yang akan diusahakan setelah IPO.

Manajemen berharap pembelian tiga set armada tersebut akan memperbaiki kinerja operasional, melalui perbaikan komposisi penggunaan armada antara kapal sewa (rent ship) dan kapal milik sendiri (own ship).

Sementara sekitar 23% dana dari hasil IPO akan disalurkan kepada entitas anak PT Hasnur Resources Terminal (HRT) dalam bentuk pinjaman untuk pembelian peralatan sebagai pendukung rencana pengembangan serta peningkatan fasilitas dalam menjalankan kegiatan usahanya di bidang jasa kepelabuhanan. Sedangkan sebanyak 31% akan digunakan untuk modal kerja untuk mendukung kegiatan operasional.

HIS memberikan mandat kepada PT RHB Sekuritas Indonesia untuk bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi.

Dari jumlah saham yang ditawarkan tersebut, HIS mengalokasikan sebanyak-banyaknya 5% dari jumlah saham yang ditawarkan dalam IPO untuk program kepemilikan saham oleh karyawan (Employment Share Allocation atau ESA) atau sebanyak-banyaknya 26,26 juta lembar saham.

Periode penawaran awal dimulai sejak 26 Juli 2021 hingga 6 Agustus 2021 dan HIS menargetkan untuk dapat tercatat dan melantai di bursa dalam kuartal tiga tahun ini juga.

Sebagai bentuk apresiasi kepada pemegang saham publik, HIS menganggarkan kebijakan pembayaran dividen sebesar-besarnya 30% dimulai dari 2022 berdasarkan laba tahun berjalan tahun buku 2021.

"Ini adalah bentuk komitmen dari manajemen perseroan untuk dapat bertumbuh dan berkembang bersama semua pemangku kepentingan perseroan, terutamanya kepada para pemegang saham yang telah dan akan terus mendukung perjalanan bisnis perseroan di masa yang akan datang," ujar Jayanti.

Kinerja HIS

Dalam tiga tahun belakangan ini, kinerja keuangan PT Hasnur Internasional Shipping cukup stabil, dengan pendapatan usaha yang meningkat pada 2019 menjadi Rp373,52 miliar dibandingkan dengan 2018 sebesar Rp363,78 miliar.

Sedangkan pada 2020 menurun sebesar 17% menjadi Rp310,35 miliar. Penurunan tersebut dikarenakan adanya penurunan jumlah kargo angkut yang menjadi imbas negatif pandemi COVID-19 yang juga secara global menyeret semua dunia usaha.

Secara segmen, pendapatan perseroan dibagi menjadi dua yaitu pelayaran dan bongkar muat. Dalam tiga tahun terakhir, segmen pelayaran memberikan kontribusi terbesar terhadap pendapatan dengan rata-rata sebesar 95,66% per tahun.

Pertumbuhan gross profit margin (GPM) dalam tiga tahun belakangan juga menunjukkan peningkatan, dimana GPM pada 2018 sebesar 16,87%, naik menjadi 18,3% pada 2019 dan 20,7% pada 2020 sehingga GPM rata-rata sebesar 18,63% per tahun.

Sedangkan net profit margin (NPM) sebesar 7,79% pada 2018, naik menjadi 8,15% dan pada 2020 NPM turun menjadi 6% seiring dengan merebaknya pandemi.

Sepanjang 2020 lalu, total aset perseroan tercatat Rp378,4 miliar, dengan total liabilitas pada 2020 mencapai Rp129,37 miliar, dan ekuitas tercatat mencapai Rp249,03 miliar.