Siap Jadi Bank Digital, BRI Agro Bakal Ganti Nama
JAKARTA — Direktur Utama PT Bank BRI Agroniaga Tbk (AGRO) Kasper Situmorang mengungkapkan, perseroan akan mengganti nama dan segera meminta restu para pemegang saham. Saat ini, manajemen telah mengantongi beberapa opsi nama baru bagi BRI Agro. Perubahan nama ini dilatari oleh keinginan perseroan untuk lepas dari persepsi bank sawit digital. “Perubahan nama adalah langkah perseroan […]
Industri
JAKARTA — Direktur Utama PT Bank BRI Agroniaga Tbk (AGRO) Kasper Situmorang mengungkapkan, perseroan akan mengganti nama dan segera meminta restu para pemegang saham.
Saat ini, manajemen telah mengantongi beberapa opsi nama baru bagi BRI Agro. Perubahan nama ini dilatari oleh keinginan perseroan untuk lepas dari persepsi bank sawit digital.
“Perubahan nama adalah langkah perseroan menjadi bank digital untuk Himpunan Bank Milik Negara (Himbara),” kata Kasper dalam webinar, Sabtu 5 Juni 2021.
Perubahan nama juga menjadi salah satu langkah yang mengiringi transformasi digital BRI Agro. Setelah resmi menjadi bank digital nanti, BRI Agro menargetkan 80% pembiayaan digital pada 2023.
Saat ini, portofolio kredit BRI Agro sebesar 80% lebih masih didominasi oleh konvensional. Tak main-main, sebagai bank digital milik negara, Kasper mengakui perseroan berambisi untuk memengangkan pasar bank digital di masa depan.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
Ia mengutarakan, saat ini ada tiga jenis perbankan yaitu bank hybrid alias kombinasi antara bank konvensional dengan digital. Kedua, bank syariah dan ketiga bank digital.
Sejauh ini, Himbara terbukti memenangkan pasar industri perbankan nasional lewat BRI, BNI, Bank Mandiri, dan BTN. Sementara di segmen syariah, Bank Syariah Indonesa berhasil menjadi yang terbesar di Tanah Air.
“Kami (Himbara) sudah menang di bank konvensional dan digital saat ini. Kamu juga mau menangkan bank digital di masa depan,” tegasnya.
Hingga akhir 2025, BRI Agro membidik 10% gig economy (pekerja lepas) masuk dalam ekosistem. Sebab, para pekerja dalam kriteria gig economy masih banyak yang belum memiliki akses ke layanan keuangan digital.
Selain itu, target pasar BRI Agro juga memanfaatkan aset BRI serta sejumlah startup yang disuntik pendaan oleh BRI Ventures. (RCS)