Karyawan melintas di depan layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Senin, 9 Mei 2022. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Bursa Saham

Siap-Siap, 8 Emiten Ini Bakal IPO di BEI Awal Tahun 2024

  • Profil 8 calon emiten di Bursa Efek Indonesia yang akan IPO awal tahun 2024.

Bursa Saham

Laila Ramdhini

JAKARTA - Bursa Efek Indonesia (BEI) akan kedatangan 8 calon emiten baru dari 6 sektor berbeda pada awal Januari 2024. Delapan perusahaan ini akan melakukan penawaran saham umum perdana atau initial public offering (IPO) untuk mendapatkan dana dari pasar modal. Melansir situs e-ipo berikut 8 calon emiten tersebut.

1. PT Asri Karya Lestari Tb (ASLI)

ASLI bergerak di bidang kontraktor umum dan penyewaan mesin serta alat berat seperti crane, mesin bore pile, excavator,  dan truk. Beberapa proyek yang dikerjakan perseroan di antaranya Kedubes Australia di Jakarta, Jalan layang MBZ di Jawa Barat, dan Gerbang Tol Cibitung 7–8. Adapun sejumlah klien perseroan antara lain PT Hutama Karya (Persero), PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI), dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA).

Dalam IPO ini, ASLI menawarkan 1,25 miliar lembar (20%) saham dengan harga Rp100–130 per lembar. Dengan demikian, perusahaan berpotensi untuk meraup dana maksimal senilai Rp162,5 miliar. Adapun penggunaan dananya sebesar 50,79% untuk modal anak perusahaan dan 49,21% untuk modal kerja perseroan.

2. PT Manggung Polahraya Tbk (MANG)

MANG bergerak di bidang jasa konstruksi gedung, pembangunan infrastruktur jalan,  serta fasilitas produksi aspal hot mix dan beton  ready mix. Proyek yang pernah dikerjakan perseroan antara lain proyek renovasi Menara Siger di Lampung dan proyek pembuatan reservoir tank Bandara Kualanamu di Sumatra Utara. Hingga prospektus diterbitkan, MANG memiliki 3 proyek yang sedang berjalan dengan total nilai kontrak mencapai 66  miliar rupiah.

Adapun MANG menawarkan 762,5 juta lembar (20%) saham seharga Rp90–110 rupiah per lembar. Potensi dana maksimum yang bisa diraih perseroan sebesar Rp83,9 miliar. Penggunaan dana seluruhnya atau 100% untuk modal kerja perseroan.

3. PT Citra Nusantara Gemilang Tbk (CGAS)

CGAS merupakan  perusahaan distribusi dan perdagangan gas alam. Jaringan distribusi perseroan dan anak perusahaan menjangkau Palembang (Sumatera Selatan), Cikarang (Jawa Barat), Grobogan (Jawa Tengah) dan Sidoarjo (Jawa Timur).

CGAS menawarkan 531,4 juta lembar (30%) saham, seharga Rp284–338 per lembar. Potensi dana IPO mencapai Rp179,6 miliar, dengan rencana penggunaan dana 90% untuk pembangunan LNG Station (Natural Gas) dan 10% untuk modal kerja perseroan.

4. PT Adhi Kartiko Pratama Tbk (NICE)

NICE bergerak di  bidang pertambangan bijih nikel laterit. Tambang perseroan terletak di Konawe Utara, Sulawesi Tenggara, dengan luas area konsesi 1.975 hektare. Kapasitas produksi perusahaan per FY22 mencapai 1,4 juta metrik ton bijih nikel.

Dalam prospektusnya, NICE menawarkan 1,2 miliar lembar (20%) saham existing, seharga Rp430–540 rupiah per lembar. Dari IPO ini, NICE berpotensi meraup dana besar senilai rp644,7 miliar.

5. PT Sinergi Multi Lestarindo Tbk (SMLE)

SMLE bergerak di bidang industri bahan baku untuk makanan dan minuman, perawatan diri, dan industri bahan kimia. Perusahaan ini menawarkan 230 juta lembar (12,5%) saham, seharga Rp200–210 rupiah miliar. Dengan demikian, perusahaan akan meraih dana IPO sebesar Rp48,3 miliar. Adapun penggunaan dana sebesar Rp1 miliar  untuk pembelian 1 unit gudang, Rp3,4 miliar untuk pengembangan lab research and development, dan sisanya untuk modal kerja.

6. PT Multi Spunindo Jaya Tbk (MSJA)

MSJA bergerak di bidang industri tekstil non-woven secara B2B dengan memproduksi produk non-woven  sheet yang kemudian digunakan sebagai salah satu bahan baku produk jadi. Produk perseroan dapat diaplikasikan untuk menjadi berbagai macam produk dari bidang kesehatan, pertanian, konstruksi, otomotif, kemasan, pakaian, dll.

Dalam IPO ini, MSJA melepas 882,4 juta lembar (15%) saham, seharga Rp250–350 per lembar. Untuk itu, potensi dana yang diraup perseroan Rp308,8 miliar. Penggunaan dana yaitu 40% untuk belanja modal pembelian mesin SAP Sheet dan pembangunan gedung pabrik, 30% untuk modal kerja perseroan, dan 30% untuk pembayaran utang bank.

7. PT Griptha Putra Persada Tbk (GRPH)

GRPH merupakan perusahaan properti yang memiliki bisnis hotel mewah di Kudus, Jawa Tengah. Salah satu properti unggulan adalah Hotel Griptha, sebuah hotel bintang 4 di Kudus dengan luas 1,1 Hektare dan 138 kamar berbagai tipe.

Perseroan berencana melepas 20% sahamnya ke publik, setara dengan 200 juta saham baru, dengan harga Rp100 hingga Rp105 per lembar. Masa penawaran awal akan berlangsung dari 20 hingga 28 Desember 2023, dengan target perolehan dana sebesar Rp21 miliar

Dana yang diperoleh dari IPO akan digunakan peningkatan sarana hotel (48,76%), pembuatan empat gerai restoran cepat saji bernama The Flamexpress (4,13%), biaya sewa empat lokasi gerai baru The Flamexpress (3,36%), dan sisanya untuk modal kerja.

8. PT Samcro Hyosung Adilestari Tbk (ACRO)

ACRO merupakan  produsen perekat velcro dan webbing tape untuk kegunaan sarung tangan, sepatu, alat pengukur tensi, hingga pengikat kabel. Perseroan melepas 694 juta lembar (20%) saham, dengan harga Rp103–108 per lembar.

Dalam IPO ini, potensi dana yang didapat ACRO maksimum Rp74,9 miliar. Dalam prospektus disebutkan bahwa penggunaan dana 30% untuk pembelian mesin, 10% untuk pembayaran utang, 15% untuk sewa gudang, pembelian kendaraan operasional, dan peralatan gudang/kantor di Jawa Tengah dan Jawa Timur, dan 45% untuk modal kerja perseroan.