Siap-Siap! Farmasi dan Tambang Jadi Sektor Andalan Investasi 2021
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengungkapkan, terdapat empat sektor yang berpotensi paling cuan untuk membantu pemulihan ekonomi nasional tahun depan.
Nasional
JAKARTA – Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengungkapkan, terdapat empat sektor yang berpotensi paling cuan untuk membantu pemulihan ekonomi nasional tahun depan.
Keempatnya adalah sektor farmasi dan alat kesehatan, pertambangan, energi, dan infrastruktur. Hal demikian disampaikan oleh Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia dalam webinar, Selasa, 8 November 2020.
Tak dimungkiri, industri farmasi dan alat kesehatan saat ini menjadi salah satu sektor yang justru kecipratan berkah pandemi. Ke depan, pemerintah tampaknya tak mau menunggu adanya wabah baru lagi untuk menggenjot sektor ini.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
Sebab itu, industri farmasi dan alkes tengah digenjot untuk bisa meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi agar pasar domestik tak lagi bergantung pada impor. Pasalnya, di tengah kebutuhan yang mendesak, angka importasi bahan baku obat ternyata menyentuh 90%.
Bergeser ke infrastruktur, sektor ini memang terbukti masih sangat seksi sampai dengan periode kedua pemerintahan Joko Widodo. Sampai-sampai, sejumlah konglomerasi ikut nyemplung ke bisnis infrastruktur.
Daya tarik sektor infrastruktur tercermin dalam realisasi investasi pada kuartal III-2020. BKPM mencatat investasi di Pulau Jawa mencapai Rp305,7 triliun atau 50,3% dari total investasi. Sementara itu, investasi di luar Pulau Jawa mencapai Rp30,4 triliun atau 49,7%.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- Tandingi Telkomsel dan Indosat, Smartfren Segera Luncurkan Jaringan 5G
- Bangga! 4,8 Ton Produk Tempe Olahan UKM Indonesia Dinikmati Masyarakat Jepang
Tipisnya gap sebaran investasi antara Pulau Jawa dengan luar Jawa menunjukkan sektor infrastruktur tengah berkembang dan masih berpeluang besar untuk meratakan perekonomian di semua wilayah.
“Kalau infrastrutur merata, investasi juga jadi tak hanya berfokus di Jawa saja. Sehingga lapangan kerja bisa tercipta di manapun,” terang Bahlil.
Adapun pertambangan, Bahlil menyebut-nyebut soal fokus pemerintah dalam investasi yang mendorong hilirisasi. Dengan begitu, hasil pertambangan akan lebih memiliki nilai jual.
Terakhir, pengembangan energi baru terbarukan juga tak luput dari bidikan pemerintah tahun depan. Mau tak mau, Indonesia harus bersiap meninggalkan penggunaan maupun investasi pada energi yang tidak berkelanjutan.
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- Cegah Ledakan Kasus COVID-19, Pemerintah Geser dan Hapus Hari Libur Nasional Ini
- Penyaluran KPR FLPP: BTN Terbesar, Tiga Bank Daerah Terbaik
Investasi 2021
Dalam kesempatan tersebut, Bahlil menyampaikan, dua perusahaan asing yang berencana berinvestasi di Indonesia. Pertama, perusahaan susu bernama Friesland Campina akan berinvestasi sebesar Rp4 triliun mulai 2021. Kedua, produsen pipa global Wavin BV juga akan berinvestasi senilai Rp1,7 triliun.
Tak hanya menjaring investasi baru, BKPM juga merealisasikan sejumlah proyek mangkrak yang nilainya mencapai Rp708 triliun. Dari total yang mangkrak, BKPM telah memfasilitasi investasi senilai Rp474,9 triliun.
“Sudah kami selesaikan 67 persen, termasuk YTL Power Tanjung Jati, Hyundai dan PLTS Terapung di Sungai Cirata. Saya yakin kita akan memenangkan kompetisi investasi dan khususnya di Asia tenggara, dan global pada umumnya,” tegas Bahlil. (SKO)