<p>Presiden Joko Widodo dan Presiden AS terpilih Joe Biden / Facebook @Jokowi</p>
Industri

Siap-Siap, Jokowi Bilang Dana Asing Segera Masuk ke SWF Rp280 Triliun

  • Presiden Joko Widodo mengungkapkan dalam satu-dua bulan ke depan aliran dana senilai US$20 miliar setara Rp280 triliun (kurs Rp14.000 per dolar Amerika Serikat) ditargetkan masuk ke dalam Sovereign Wealth Fund (SWF) nasional yang dinamakan Indonesia Investment Authority (INA).

Industri
Sukirno

Sukirno

Author

JAKARTA – Presiden Joko Widodo mengungkapkan dalam satu-dua bulan ke depan aliran dana senilai US$20 miliar setara Rp280 triliun (kurs Rp14.000 per dolar Amerika Serikat) ditargetkan masuk ke dalam Sovereign Wealth Fund (SWF) nasional yang dinamakan Indonesia Investment Authority (INA).

Hal itu disampaikan Presiden saat memberikan sambutan dalam acara Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2021 melalui video conference dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Jumat malam, 15 Januari 2021.

“Tadi saya bisik-bisik ke Ibu Menteri Keuangan, awal-awal ini, mungkin sebulan-dua bulan ini, target yang masuk ke SWF kita berapa? Di jawab Menteri Keuangan, ya kira-kira US$20 miliar. Duit yang gede banget,” ujar Presiden.

Presiden mengatakan pemerintah akan menyetorkan modal awal tunai sebesar Rp15 triliun dan saham Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rp50 triliun, untuk INA.

Kepala Negara mengharapkan INA akan menjadi mitra strategis investasi yang kuat secara hukum dan kelembagaan, serta menjadi mitra startegis yang andal dan terpercaya untuk pembangunan ekonomi dalam jangka panjang dan berkelanjutan.

Presiden menyampaikan peraturan mengenai INA selaku lembaga pengelola investasi nasional sudah selesai. INA diharapkan dapat menangkap peluang investasi dan solusi alternatif pembiayaan pembangunan.

Adapun, kata Presiden, nama-nama dewan pengawas INA telah disampaikan ke DPR dan diharapkan selesai pekan depan.

“Pembentukan SWF ini diperlukan untuk memenuhi pembiayaan yang semakin besar ke depan, dan juga untuk meningkatkan FDI Indonesia serta untuk menurunkan rasio piutang terhadap PDB Indonesia,” jelasnya. (SKO)