<p>Kantor PT Timah di kawasan Gambir Jakarta Pusat. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia</p>
Korporasi

Siap-Siap! PT Timah (TINS) Mau Bayar Bunga Obligasi dan Sukuk Rp16,28 Miliar

  • PT Timah Tbk (TINS) siap membayar surat utang yang akan jatuh tempo pada 28 September 2021 senilai Rp16,28 miliar.
Korporasi
Drean Muhyil Ihsan

Drean Muhyil Ihsan

Author

JAKARTA – Emiten tambang pelat merah PT Timah Tbk (TINS) mengumumkan kesiapan dana untuk membayar bunga sejumlah surat utang perseroan yang akan jatuh tempo pada 28 September 2021 dengan nilai Rp16,28 miliar.

Sekretaris Perusahaan Timah, Abdullah Umar mengatakan dana untuk pembayaran telah tersedia di rekening bank milik perseroan. Adapun nilai bunga tersebut dibagi atas dua obligasi dan satu sukuk ijarah.

Pertama, Obligasi Berkelanjutan I Timah Tahap I Tahun 2017 Seri B dengan pembayaran bunga sebesar Rp13,69 miliar. Kemudian, Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Timah Tahap I Tahun 2017 Seri B dengan nilai pembayaran bunga sekitar Rp2,58 miliar.

“Pembayaran akan dilakukan perseroan kepada PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) paling lambat tanggal 27 September 2021 sebelum pukul 14.00 WIB,” jelas Abdullah melalui keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis, 16 September 2021.

Sebelumnya, TINS telah melunasi pembayaran bunga obligasi dan sukuk yang jatuh tempo pada 15 Agustus 2021. Total keseluruhan bunga yang dibayarkan perseroan pada saat itu sebesar Rp25,86 miliar.

Rinciannya, Obligasi Berkelanjutan I Timah Tahap II Tahun 2019 Seri A dengan pembayaran bunga sebesar Rp8,22 miliar. Kemudian, Obligasi Berkelanjutan I Timah Tahap II Tahun 2019 Seri B sebanyak Rp10,78 miliar. Terakhir, Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Timah Tahap II Tahun 2019 senilai Rp6,85 miliar.

Selama tahun 2020, perseroan mencatat rugi bersih mencapai Rp340,60 miliar. Nilai tersebut lebih rendah dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya dengan catatan rugi bersih mencapai Rp611,28 miliar.

Padahal, pendapatan TINS pada tahun lalu anjlok sekitar 21,33% year-on-year (yoy) menjadi Rp15,21 triliun dibandingakan periode tahun 2019, mencapai Rp19,34 triliun. Pendapatan perseroan masih didominasi oleh pasar ekspor dengan porsi pendapatan sebesar Rp14,26 triliun.