Siap-Siap, Saham Sektor Finansial dan Properti Bakal Moncer di Tahun Politik 2024
- Dua sektor saham akan mengalami peningkatan akibat tren penurunan suku bunga acuan.
Bursa Saham
JAKARTA - Tahun politik 2024 akan menjadi momentum peningkatan dua sektor ekonomi yakni keuangan (finance) dan properti (property). Kepala Divisi Riset PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Verdi Ikhwan mengungkapkan saham kedua sektor tersebut akan memberikan keuntungan pada tahun depan di tengah tren penurunan suku bunga acuan.
Verdi menjelaskan penurunan suku bunga acuan yang berdampak positif pada sektor keuangan dan sektor properti juga dapat menopang pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
“Kalau terjadi penurunan suku bunga, sektor yang menguntungkan kemungkinan sektor- sektor terkait perbankan, penyaluran kredit bisa jadi meningkat, sektor di properti,” ujar Verdi dalam Market Outlook 2024 di Jakarta, Rabu, 13 Desember 2023.
Pada penutupan perdagangan hari ini, saham sektor finansial yang terangkum dalam IDXFINANCE masih tiarap di level 1.421,5 atau mengalami penurunan 15,64 poin. Serupa, saham sektor properti IDX Properties & Real Estate juga turun 5,17 poin ke level 681,31.
- Stoikisme, Ketika Kebahagiaan Tak Perlu Dikejar
- Alasan Vladimir Putin Dikawal Jet Tempur Su-35 saat ke Arab Saudi
- Gara-gara Proyek Molor, BPK Denda Konsorsium Rekayasa Industri Rp1,2 Triliun
Cetak Rekor Tertinggi
Dalam kesempatan ini, Verdi optimistis IHSG dapat mencetak rekor tertinggi sepanjang masa pada tahun depan, seiring potensi tren penurunan suku bunga acuan di tingkat global. Meskipun di dalam negeri sedang terselenggara Pemilihan Umum (Pemilu).
Tercatat, IHSG menembus lagi rekor tertinggi sepanjang masa pada Selasa, 12 September 2022 di level 7.300,41. Pada hari ini, Rabu, pukul 14.25 WIB tercatat IHSG telah menyentuh level 7.091.20.
“Kalau kita melihat dari kondisi yang ada, rekor yang pernah kita capai di level 7.300-an pada tahun 2022 itu di tahun 2024 optimis bisa dilalui,” ujar Verdi.
Selain itu, pihaknya optimistis target pelaksanaan penawaran umum perdana alias Initial Public Offering (IPO) sebanyak 62 perusahaan dapat tercapai pada 2024.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan penghimpunan dana di pasar modal Indonesia masih tinggi senilai Rp230,59 triliun per 30 November 2023. Angka ini telah memenuhi capaian target 2023, dengan emiten baru tercatat sebanyak 74 emiten.
Dari sisi likuiditas transaksi, OJK mencatat rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) pasar saham per November 2023 meningkat menjadi senilai Rp10,54 triliun, dari Oktober 2023 yang senilai Rp10,48 triliun.