Siap Tempur Habis-Habisan? Ukraina Kirim Brigade Terbaiknya ke Avdiivka
- Setelah empat bulan pertempuran sengit, awal Februari ini pasukan Rusia akhirnya berhasil menembus Avdiivka. Benteng utama Ukraina yang hanya lima mil barat laut Donetsk yang diduduki Rusia.
Dunia
KYIV-Ukraina memperkuat Avdiivka dengan salah satu brigade terbaik yang mereka miliki. Ini mengisyaratkan Ukraina akan bertempur habis-habisan untuk mempertahankan kota yang telah menjadi pusat serangan musim dingin Rusia.
Jenderal Oleksandr Tarnavskyi, komandan kelompok pasukan Tavriya di Avdiivka mengumumkan penguatan tersebut melalui Telegram pada Sabtu 10 Februari 2024 lalu. “Kami memperkuat garis pemblokiran, menyiapkan posisi tembak tambahan dan menggunakan kekuatan baru yang efektif,” tulisnya. Selain itu pengiriman logistik berlanjut.
Sejumlah laporan menyebutkan Brigade Penyerang ke-3 yang dikirimkan ke medan perang brutal tersebut. Ini adalah satu -satunya brigade tempur darat Ukraina yang diketahui secara pasti berada di cadangan di Ukraina timur.
Bahwa Ukraina akan memperkuat Avdiivka bukanlah kesimpulan yang pasti. Tetapi memilih untuk tetap tinggal dan berperang maka pasukan Ukraina menerima risiko yang sangat besar.
Setelah empat bulan pertempuran sengit, awal Februari ini pasukan Rusia dari Pasukan Gabungan ke-2 dan ke-41 akhirnya berhasil menembus Avdiivka. Benteng utama Ukraina yang hanya lima mil barat laut Donetsk yang diduduki Rusia. Mereka mendekat dalam jarak beberapa ratus meter dari jalan utama. Dimana garnisun Ukraina yang berpusat pada Brigade Mekanik ke-110 memasukkan pasokan ke kota.
- Indonesia Siap Gelar Pemilu, Ini Kata Dunia
- Awas, Satelit Eropa Berukuran Besar akan Jatuh ke Bumi
- Jangan Sampai Salah, Berikut Tata Cara dan Syarat Mencoblos pada Pemilu 2024
Forbes dalam ulasannya menulis, ketika hal itu terjadi Tarnavskyi punya dua pilihan. Menarik kembali personel Brigade ke-110 yang selamat dari bagian timur kota yang terbuka. Dan kemudian mengkonsolidasikan garis Ukraina di pusat Avdiivka atau di luar kota, ke barat.
Pilihan kedua memperkuat Brigade ke-110. Dan mencoba mendorong pasukan Rusia yang jauh lebih besar menjauh dari jalur suplai garnisun.
Jika pilihan kedua diambil maka ini menjadi perubahan besar setelah Presiden Volodymyr Zelensky memecat Jenderal Valery Zaluzhny dari posisi panglima angkatan bersenjata. Jenderal Oleksandr Syrskyi kemudian ditunjuk untuk menggantikannya.
Zaluzhny memiliki reputasi menggunakan sistem pertahanan bergerak untuk meminimalkan korban di pihak Ukraina. Sebaliknya, Syrskyi memiliki reputasi menerima banyak korban dalam pertarungan yang keras kepala dan statis.
“Ada kemungkinan dengan mempromosikan Syrskyi, Zelensky mengisyaratkan niatnya untuk memperjuangkan Avdiivka. Bahkan dengan biaya tinggi,” tulis Forbes Senin 12 Februari 2024. Apalagi muncul laporan Syrskyi telah diperintahkan untuk tidak mengubah stagnasi perang.
Apa pun yang terjadi, tampaknya pasukan baru Ukraina telah tiba di reruntuhan kota industri yang berpenduduk 30.000 jiwa sebelum perang. Tugas pertama dan paling jelas mereka adalah mengurangi tekanan pada jalan utama timur-barat menuju pusat Avdiivka yang dikenal sebagai Jalan Hrushevsky.
Ada jalan lain yang kurang bisa dilalui menuju Avdiivka. Tetapi menurut Hrushevsky sangat penting. Menurut Tarnavskyi niat Rusia jelas. Pertama-tama mereka ingin menguasai sarana logistik yang digunakan untuk masok unit Ukraina di sisi utara. Namun Tarnavskyi meyakinkan kami memberikan respons yang memadai terhadap tindakan pasukan Rusia.
Brigade Cadangan
Respons yang memadai tersebut dapat mencakup pengerahan elemen Brigade Penyerang ke-3. Unit tersebut sejak Desember telah disimpan di Kramatorsk, 50 mil sebelah utara Avdiivka.
Brigade beranggotakan 2.000 orang itu bertempur dalam salah satu pertempuran terakhir dalam serangan Ukraina tahun 2023. Dalam serangan itu mereka berhasil membebaskan kota Andriivka, 40 mil sebelah utara Avdiivka. Kemenangan tersebut memberikan kesempatan bagi brigade berusia satu tahun untuk beristirahat, berlatih kembali, merekrut tentara baru. Dan jika rumor tersebut benar, mereka kini dilengkapi dengan kendaraan tempur M-2 Bradley buatan Amerika.
Runtuhnya pertahanan Avdiivka secara perlahan dalam beberapa pekan terakhir mungkin telah memaksa Brigade ke-3 untuk menghentikan pelatihan dan kembali ke garis depan. Keruntuhan itu tidak bisa dihindari.
Ketika 40.000 tentara Rusia menyerang mulai awal Oktober, kelompok pasukan Tavriya melakukan segalanya. Pasukan ini menggali bagian dalam Avdiivka sambil memperkuat sisi utara dan selatan kota, Masing-masing dengan unsur Brigade ke-47 dan ke-53. Tujuannya adalah mengubah dataran rendah di sekitar kota menjadi arena tembak.
Kegagalan pertahanan di Avdiivka juga terjadi bersamaan ketika parlemen Amerika menolak untuk menyetujui bantuan lebih lanjut ke Ukraina mulai bulan Oktober. Ini sekitar waktu yang sama ketika Rusia menyerang Avdiivka. Sejak saat itu howitzer yang diandalkan Brigade ke-110 untuk mengubah sayap Avdiivka menjadi zona pembunuhan artileri mulai terdiam.
Pusat Strategi Pertahanan Ukraina melaporkan Rusia merasakan sebuah peluang. Penerbangan mereka telah meningkatkan jumlah serangan per hari untuk mendukung tindakan ofensif di timur Ukraina khususnya di dekat Avdiivka. Lembaga pemikir ini menyebutkan situasi tersebut merupakan konsekuensi dari kekurangan peluru kendali antipesawat di pasukan pertahanan Ukraina.
- Rekomendasi 6 Film dan Drama di Viu pada Februari 2024
- IHSG Berpeluang 7.300, Saham CPIN Hingga SRTG Layak Diburu
- Tersengat Ide BUMN Jadi Koperasi
Bom-bom Rusia menghujani benteng-benteng terbaik Brigade ke-110. Meledakkan celah-celah di sektor-sektor tembakan yang saling bertautan. Memanfaatkan cuaca buruk yang membuat drone Ukraina tidak bisa terbang minggu lalu, pasukan infanteri Rusia berjalan ke Avdiivka utara. Mereka merayap ke selatan hingga mereka bisa melihat Jalan Hrushevsky.
Bagi tentara yang berkomitmen pada pertahanan bergerak infiltrasi infanteri mungkin telah memicu mundurnya pertempuran. Prinsip pertahanan bergerak mempertukarkan ruang dengan waktu sambil menimbulkan korban maksimum pada penyerangnya.
Lagi pula jika Ukraina menganggap Avdiivka sebagai jebakan bagi Rusia, mereka harus keluar dari Avdiivka. Namun mereka masih menetralkan lebih banyak orang Rusia dibandingkan sebaliknya.
Selama empat bulan, garnisun Avdiivka diperkirakan membunuh 10 orang Rusia untuk setiap tentaranya yang hilang. Namun pengepungan yang dilakukan oleh pasukan lapangan Rusia mengancam akan menghapus keunggulan tersebut.
Bagaimanapun, hal itu pernah terjadi sebelumnya. Pada bulan Mei 2023 lalu garnisun Ukraina bertahan selama berbulan-bulan di reruntuhan kota Bakhmut di bagian timur. Menurut kelompok analisis Frontelligence Insight, Ukraina mengelimasi 10 orang Rusia untuk setiap satu orang mereka yang meninggal. Sampai orang-orang Rusia menukar darah mereka dengan tanah dan mengganggu jalur pasokan kota.
Setelah pasukan Rusia berhasil merebut sayap Ukraina dan mengganggu jalur pasokan. Jumlah korban hampir sama. Coba tebak siapa yang memimpin pertarungan Bakhmut? Dia adalah Oleksandr Syrskyi.
Apa yang terjadi selanjutnya di Avdiivka tidak dapat ditebak oleh siapa pun. Jika memang Brigade Penyerang ke-3 telah dikerahkan ke kota tersebut, kemungkinan akan terjadi serangan balik yang menargetkan posisi Rusia di dekat Jalan Hrushevsky.
Namun jangan berharap Ukraina tiba-tiba menemukan banyak amunisi cadangan berserakan. Amerika belum menunjukkan tanda-tanda mengendorkan isolasinya. Sementara Eropa memang telah berjuang untuk mendapatkan amunisi bagi Ukraina. Namun diperlukan waktu berbulan-bulan agar amunisi tersebut bisa sampai ke Ukraina.
Jadi kecuali Amerika dapat mempercepat bantuan baru ke Avdiivka, Brigade ke-110 dan unit-unit yang memperkuatnya akan terus kekurangan senjata. Ketika tidak ada lagi amunisi, tidak peduli apakah ada satu atau dua brigade Ukraina di Avdiivka yang terjadi adalah masalah besar. Yang terburuk hal ini dapat mengakibatkan pertumpahan darah bagi pasukan Ukraina. Termasuk ketika mereka mencoba melarikan diri.