Siapa Penguasa Paling Lama Mesir Kuno?
- Mesir Kuno diperintah selama ribuan tahun oleh serangkaian firaun. Sejarawan telah memecah periode ini menjadi dinasti, di mana para penguasa terkait satu sama lain atau memperoleh kekuasaan dari pendahulu.
Tekno
KAIRO-Mesir Kuno diperintah selama ribuan tahun oleh serangkaian firaun. Sejarawan telah memecah periode ini menjadi dinasti, di mana para penguasa terkait satu sama lain atau memperoleh kekuasaan dari pendahulu.
Lantas dinasti mana yang bertahan paling lama? Dinasti ke-18 Mesir yang berlangsung sekitar 250 tahun, disebut sebagai yang terpanjang. Para ilmuwan memperkirakan panjang dinasti ke-18 dengan menganalisis catatan tertulis dan penanggalan radiokarbon.
Dinasti ke-18 dimulai sekitar tahun 1550 SM, ketika firaun Ahmose mengusir Hyksos. Sebuah kelompok dari Asia yang telah menguasai sebagian Mesir kuno selama lebih dari satu abad.
Para penguasa yang mengikuti Ahmose kemudian menumbuhkan wilayah yang dikuasai. Mereka memperluas Mesir menjadi sebuah kerajaan yang membentang dari Sudan modern hingga yang sekarang disebut Suriah. Di antara penguasa dinasti ke-18 adalah Tutankhamun, atau Raja Tut, seorang firaun yang makam utuhnya ditemukan kembali oleh tim arkeologi pimpinan Inggris pada tahun 1922.
- Produsen Cat Avian Milik Crazy Rich Surabaya Tebar Dividen Rp1,3 T, Simak Jadwalnya
- Ekspor Maret 2023 Naik 9,89 Persen Secara Bulanan, Capai Rp347,9 Triliun
- Marak Transaksi Digital Jelang Lebaran, Simak 5 Tips Amankan Data Pribadi Anda!
Sejarawan sering membagi sejarah Mesir menjadi 30 dinasti. “Namun 'dinasti' Mesir sebenarnya hanyalah konstruksi retrospektif," kata Michael Dee, seorang profesor kronologi isotop di Universitas Groningen di Belanda, kepada Live Science Minggu 16 April 2023. Tidak sampai sekitar 300 SM penulis mulai membagi Mesir menjadi dinasti, kata Dee.
"Dinasti adalah anggota berturut-turut dari keluarga yang sama dengan beberapa tambahan," kata Marc Van De Mieroop, seorang profesor sejarah di Universitas Columbia.
"Mereka dibuat oleh Manetho, yang menulis sejarah Mesir dalam bahasa Yunani pada abad ketiga SM. Dinasti Firaun ke-18 berhubungan satu sama lain berdasarkan keturunan kecuali dua dinasti terakhir yang masa pemerintahannya sangat singkat."
Dan meskipun dinasti ke-18 adalah dinasti terpanjang, menurut periode pemerintahan Yunani dan Romawi lebih panjang.
Pemerintahan Yunani di Mesir dimulai pada 332 SM, ketika Alexander the Great menaklukkan Mesir. Sebelum penaklukannya, wilayah itu dikuasai oleh Persia kuno.
Setelah Alexander meninggal pada tahun 323 SM, kerajaannya runtuh dan Ptolemeus, salah satu jenderal Alexander, menjadi penguasa Mesir. Keturunannya memerintah Mesir selama hampir 300 tahun, sampai kematian Cleopatra VII pada 30 SM.
Setelah kematian Cleopatra, kaisar Romawi Augustus memasukkan Mesir ke dalam Kekaisaran Romawi sebagai sebuah provinsi. Meskipun kaisar Romawi jarang mengunjungi Mesir, karya seni yang bertahan menunjukkan bahwa mereka tetap dianggap sebagai firaun.
Meski Kekaisaran Romawi Barat jatuh pada tahun 476 M, Kekaisaran Romawi Timur (sering disebut Kekaisaran Bizantium), yang berbasis di Konstantinopel, melanjutkan dan menguasai Mesir hingga tahun 646 M, ketika Khulafaur Rasyidin. Khulafaur Rasyidin berbasis di Arab dan dibentuk setelah wafatnya Nabi Muhammad.