<p>Podomoro Golf View / Dok. Agung Podomoro</p>
Home

7 Raja Properti di Indonesia Pemilik Aset Jumbo, Ini Daftarnya

  • Ketujuh emiten tersebut adalah PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR), PT Ciputra Development Tbk (CTRA), PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN), PT Pakuwon Jati Tbk (PWON), PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), dan PT Alam Sutera Realty Tbk. (ASRI).

Home

Reza Pahlevi

JAKARTA – Tahun ini, industri sektor properti dimanjakan oleh berbagai insentif dari pemerintah. Pertama, Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuannya ke level terendah yaitu 3,5% yang turut menurunkan suku bunga kredit pemilikan rumah (KPR).

Lalu, ada juga kebijakan down payment (DP) rumah 0%. Terakhir, pemerintah memberikan diskon pajak pertambahan nilai (PPN) maksimal 100% untuk pembelian rumah dengan harga maksimal Rp5 miliar.

Berkat berbagai insentif tersebut, Real Estate Indonesia (REI) memprediksi industri properti khususnya perumahan akan tumbuh konservatif 5% sampai akhir 2021.

“Angka tersebut dengan asumsi bank banyak memberikan kredit kepada pembeli rumah juga daya beli masyarakat kelas menengah yang tumbuh dan yakin akan investasi rumah,” ujar Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat REI Totok Lusida, dikutip Senin, 15 Maret 2021.

Sebelum buru-buru membeli rumah, ada baiknya kita mengenal terlebih dahulu pengembang-pengembang properti dengan aset terbesar di Indonesia. TrenAsia mengurutkan tujuh emiten properti kelas kakap menurut besaran asetnya yang tercatat di PT Bursa Efek Indonesia (BEI).

Ketujuh emiten tersebut adalah PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR), PT Ciputra Development Tbk (CTRA), PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN), PT Pakuwon Jati Tbk (PWON), PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), dan PT Alam Sutera Realty Tbk. (ASRI).

Berikut tujuh perusahaan properti kelas kakap yang diurutkan berdasarkan total aset terbesarnya:

1. Bumi Serpong Damai
Bumi Serpong Damai. / Bsdcity.com

Menurut laporan keuangan triwulan III 2020, PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) memiliki total aset terbesar jika dibandingkan dengan emiten properti lain. Tercatat, pengembang BSD City ini memiliki total aset sebesar Rp60,89 triliun. Selama 2020, BSDE berhasil membukukan pra penjualan (marketing sales)sebesar Rp3,5 triliun.

Bumi Serpong Damai merupakan bagian dari Grup Sinar Mas, perusahaan besar milik keluarga konglomerat Eka Tjipta Widjaja. Sinar Mas memiliki perusahaan di berbagai bidang seperti kertas, properti, perbankan, perkebunan, hingga telekomunikasi di Indonesia.

Menurut Forbes, keluarga Widjaja merupakan konglomerat terkaya kedua di Indonesia pada 2020. Keluarga ini tercatat memiliki kekayaan bersih US$11,9 miliar (Rp171,65 triliun dengan kurs Rp14.393 per dolar AS).

2. Lippo Karawaci
Kawasan Meikarta milik Grup Lippo di Jawa Barat / Facebook @themeikarta

Perusahaan dengan total aset terbesar kedua adalah PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR). Hingga kuartal III 2020, bagian dari Grup Lippo ini memiliki total aset Rp60,08 triliun. Total aset ini naik tipis dari periode sebelumnya yang mencapai Rp59,77 triliun. Selama 2020, Lippo Karawaci berhasil mencatatkan marketing sales lebih dari Rp2,5 triliun.

Mochtar Riady adalah konglomerat di balik Grup Lippo. Grup Lippo memiliki perusahaan di berbagai bidang seperti ritel, media, properti, perbankan, sumber daya alam, dan lainnya. Di tahun 2020, Mochtar Riady menjadi orang terkaya ke-21 di Indonesia dengan total kekayaan bersih US$1,38 miliar (Rp19 triliun).

3. Ciputra
Kawasan superblok Ciputra World milik Grup Ciputra. / Ciputraworldjakarta.com

Dengan total aset sebesar Rp37,88 triliun per triwulan III 2020, Ciputra menjadi emiten properti dengan total aset terbesar ketiga yang tercatat di BEI. Selama 2020, CTRA juga berhasil membukukan pra penjualan sebesar Rp5 triliun.

CTRA pertama kali tercatat di BEI pada 1994 dan disusul oleh dua anak perusahaan, PT Ciputra Surya Tbk (CTRS) pada 1999 dan PT Ciputra Property Tbk (CTRP) pada 2007. Tahun 2017, kedua anak perusahaan tersebut melebur ke CTRA.

Ciputra didirikan pertama kali pada 1981 oleh Tjie Tjin Hoan, seorang arsitek lulusan Institut Teknologi Bandung. Tjie Tjin Hoan meninggal pada 27 November 2019 dan mewariskan Ciputra Group kepada empat anaknya. Mengutip Forbes, keluarga Ciputra memiliki total kekayaan bersih US$1,28 miliar (Rp18,46 triliun)

4. Agung Podomoro Land
Tampak Logo APL di area komplek Agung Podomoro Land, Jakarta. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia

Perusahaan properti dengan aset terbesar keempat adalah PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN). Perusahaan milik konglomerat Trihatma Kusuma Haliman ini memiliki total aset sebesar Rp30,57 triliun per triwulan III 2020. Total aset ini terkoreksi tipis dari periode sebelumnya yang sebesar Rp30,63 triliun.

Perusahaan berkode saham APLN ini berdiri pada 1969 sebagai anak usaha dari perusahaan real estat PT Sunter Agung. Agung Podomoro Land kini telah membangun properti di berbagai daerah, mulai dari Jabodetabek, Bandung, Sumatera Utara, Kalimatan Timur, hingga Batam.

5. Pakuwon Jati
Kota Kasablanka adalah salah satu properti milik PT Pakuwon Jati Tbk. / Pakuwonjati.com

PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) merupakan perusahaan properti dengan total aset terbesar kelima. Mengutip laporan keuangan triwulan III 2020, Pakuwon memiliki total aset sebesar Rp26,05 triliun.

Perusahaan yang berpusat di Surabaya ini didirikan pertama kali pada 1982 oleh Alexander Tedja. Per 15 Maret 2021, Alexander memiliki kekayaan bersih sebesar US$1,4 miliar (Rp20,2 triliun).

6. Summarecon Agung
Proyek properti milik PT Summarecon Agung Tbk. / Summarecon.com

PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) menjadi perusahaan properti dengan total aset terbesar keenam. Jumlah asetnya tercatat sebesar Rp24,93 triliun per triwulan III 2020. Total aset ini terkoreksi sedikit dari periode sebelumnya yang mencapai Rp25,75 triliun. Emiten properti ini didirikan oleh konglomerat Soetjipto Nagaria pada 1975.

7. Alam Sutera

The Tower adalah salah satu properti milik PT Alam Sutera Realty Tbk. / Alam-sutera.com

Perusahaan properti kelas kakap dengan total aset terbesar ketujuh adalah PT Alam Sutera Realty Tbk. (ASRI). Perusahaan milik konglomerat Harjanto Tirtohadiguno ini membukukan aset sebesar Rp21,67 triliun di kuartal III 2020.

ASRI didirikan pada 1993 dengan nama PT Adhihutama Manunggal oleh Harjanto Tirtohadiguno beserta keluarga. Perusahaan mengganti nama menjadi PT Alam Sutera Realty Tbk pada 19 September 2007.