Siapa Sebenarnya Garda Revolusi Islam Iran, Bagaimana Kekuatannya?
- IRGC diperkenalkan untuk memberikan perlindungan ekstra bagi rezim baru dan bertindak sebagai penyeimbang angkatan bersenjata reguler.
Dunia
JAKARTA- Serangan Iran terhadap Israel dilaksanakan oleh Garda Revolusi Islam Iran atau IRGC. Siapa mereka sebenarnya dan seberapa kekuatannya?
Garda Revolusi Islam Iran adalah cabang dominan Angkatan Bersenjata Iran. Organisasi ini didirikan tidak lama setelah Revolusi Islam tahun 1979. Ketika sebuah gerakan yang dipimpin oleh mahasiswa berujung pada penggulingan dinasti Pahlavi yang didukung Amerika.
Dikutip dari berbagai sumber, IRGC diperkenalkan untuk memberikan perlindungan ekstra bagi rezim baru dan bertindak sebagai penyeimbang angkatan bersenjata reguler.
Kelompok ini diperkirakan memiliki 125.000 anggota militer yang terdiri dari angkatan darat, angkatan laut, dan udara. Mereka juga memimpin milisi Basij, sebuah pasukan paramiliter sukarelawan yang setia kepada pemerintah. Para analis mengatakan relawan Basij mungkin berjumlah jutaan.
- Waskita Beton (WSBP) Kantongi Kontrak Baru Rp1,03 Triliun pada Kuartal I-2024
- Iran - Israel Konflik, Ini Potensi Imbas ke Ekonomi Indonesia
- 10 Mata Uang Tertinggi di Dunia, Nomor Satu Bukan Dolar AS
Lalu ada Pasukan Quds. Ini adalah cabang spionase dan paramiliter asing IRGC yang sangat mempengaruhi milisi sekutunya di Timur Tengah. Komandan utamanya, Mayor Jenderal Qassem Soleimani, dibunuh oleh Amerika dalam serangan pesawat tak berawak di Irak pada tahun 2020.
IRGC, yang digolongkan sebagai kelompok teroris oleh Amerika dan dianggap ingin membentuk Timur Tengah demi kepentingan Teheran.
Pada tahun 1982, mereka mendirikan Hizbullah Lebanon untuk mengekspor Revolusi Islam Iran dan melawan pasukan Israel yang menginvasi Lebanon pada tahun yang sama.
Kemampuan IRGC
IRGC memiliki kemampuan darat, udara dan laut. Mereka juga mengawasi program rudal balistik Iran yang oleh para ahli dianggap sebagai yang terbesar di Timur Tengah. Mereka telah menggunakan rudal tersebut untuk menyerang militan di Suriah dan Irak utara.
Amerika, negara-negara Eropa, dan Arab Saudi menyalahkan Iran atas serangan rudal dan drone pada tahun 2019 yang melumpuhkan fasilitas pemrosesan minyak terbesar dunia di Arab Saudi. Iran membantah terlibat dalam serangan itu. IRGC memiliki sayap intelijennya sendiri dan memiliki perangkat keras tempur konvensional yang ekstensif.
Para ahli percaya bahwa persediaan rudal jelajah dan balistik mereka memiliki kemampuan dan jangkauan untuk mencapai sasaran apa pun di kawasan Timur Tengah.
Menurut Direktur Kantor Intelijen Nasional Amerika Iran dipersenjatai dengan rudal balistik dalam jumlah terbesar di kawasan.
Jangkauan Rudal Iran
Outlet berita semi-resmi Iran ISNA minggu ini menerbitkan rincian rudal yang dikatakan dapat mencapai Israel. Ini termasuk Sejil, yang mampu terbang dengan kecepatan lebih dari 16.000 km per jam dan memiliki jangkauan 2.500 km.
Rudal lainnya, Kheibar, memiliki jangkauan 2000 km. Sedangkan Haj Qasem dapat mencapai target sejauh 1400 km. Untuk diketahui jarak antara Iran dan Israel sekitar 1.200 km.
Iran mengatakan rudal balistiknya merupakan kekuatan pencegah dan pembalasan yang penting terhadap Amerika , Israel, dan target potensial regional lainnya. Mereka membantah berupaya membuat senjata nuklir.
Agustus lalu Iran mengatakan telah membuat drone buatan sendiri yang canggih bernama Mohajer-10 dengan jangkauan operasional sekitar 2000 km. Pesawat ini dapat terbang hingga 24 jam dengan muatan hingga 300kg.
Pada tahun 2023 Iran menunjukkan apa yang oleh para pejabat digambarkan sebagai rudal balistik hipersonik pertama buatan dalam negeri. Rudal hipersonik dapat terbang setidaknya lima kali lebih cepat dari kecepatan suara dan dapat menempuh lintasan yang rumit sehingga sulit untuk dicegat.
Asosiasi Pengendalian Senjata, sebuah organisasi non-pemerintah yang berbasis di Washington mengatakan program rudal Iran sebagian besar didasarkan pada rancangan Korea Utara dan Rusia. Selain itu juga telah menerima bantuan Tiongkok.
Dikatakan rudal balistik jarak pendek dan menengah Iran termasuk Shahab-1, dengan perkiraan jangkauan 300 km. Iran memiliki rudal jelajah seperti Kh-55 yang diluncurkan dari udara dengan jangkauan hingga 3000 km
Iran juga memilki rudal anti-kapal canggih, Khalid Farzh, dengan jangkauan sekitar 300 km dan, mampu membawa hulu ledak seberat 1,1 ton.
Kekuatan Proksi
Iran sejauh ini tidak memainkan peran langsung dalam konflik Gaza sejak konflik tersebut dimulai enam bulan lalu. Namun mereka mendukung kelompok-kelompok yang menyerang Israel, kepentingan Amerika dan pelayaran Laut Merah.
Dibangun selama beberapa dekade atas dukungan Iran, kelompok-kelompok tersebut menggambarkan diri mereka sebagai “Poros Perlawanan” terhadap pengaruh Israel dan Amerika di Timur Tengah.
Porosnya mencakup kelompok Hamas di Palestina, Hizbullah di Lebanon, Houthi di Yaman serta berbagai kelompok bersenjata di Irak dan Suriah.
- 10 Idol K-Pop Paling Tajir di Tahun 2024
- 10 Mata Uang Terendah di Dunia, Ada Rupiah
- Solo Safari Buka Saat Lebaran: Berikut Harga Tiket, Daftar Aktivitas dan Jadwal Pertunjukan
Hizbullah Lebanon didirikan oleh IRGC pada tahun 1982 dengan tujuan melawan pasukan Israel yang menginvasi Lebanon pada tahun itu. Kelompok bersenjata lengkap yang juga merupakan pemain politik berpengaruh, secara luas dianggap lebih kuat dibandingkan negara Lebanon.
Gerakan Houthi menguasai sebagian besar Yaman selama perang saudara yang dimulai pada tahun 2014. Perang dimulai ketika mereka menggulingkan pemerintah yang didukung oleh Arab Saudi, saingan utama Iran untuk mendapatkan pengaruh regional. Kelompok Houthi telah lama memiliki hubungan persahabatan dengan Iran.
Gerakan ini pada akhir Oktober 2023 lalu mengumumkan mereka telah memasuki konflik Gaza dengan menembakkan drone dan rudal ke arah Israel. Mereka kemudian menyerang kapal-kapal di Laut Merah bagian selatan.
Amerika yakin IRGC telah membantu merencanakan dan melaksanakan serangan rudal dan drone Houthi, namun Iran membantah terlibat. Kelompok Houthi juga menyangkal menjadi wakil Iran.