Siapkan Rp7,09 Triliun, BRI Terus Tingkatkan Portofolio Pembiayaan Berkelanjutan
- JAKARTA - Emiten pelat merah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) berkomitmen terus meningkatkan pembiayaan berkelanjutan. Direktur Utama (Dirut)
Industri
JAKARTA - Emiten pelat merah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) berkomitmen terus meningkatkan pembiayaan berkelanjutan. Direktur Utama (Dirut) BRI Sunarso mengatakan portofolio debitur yang berasal dari sektor berkelanjutan pun terus melejit.
Maka dari itu, dana dari penerbitan sustainability bond senilai US$500 juta atau setara Rp7,9 triliun (asumsi kurs Rp14.197 per dolar Amerika Serikat) disebut mumpuni untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan tersebut.
“BRI fokus pada pembiayaan berkelanjutan. Dengan prinsip terintegrasi sesuai dalam program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) yang perseroan terapkan,” ujar Sunarso dalam konferensi pers, Kamis, 7 Oktober 2021.
- Kemenkes Pastikan Data Pengguna PeduliLindungi Tak Disimpan Aplikator Mitra
- Indonesia Kini Peringkat ke-5 Dunia Vaksinasi Terbanyak
- Kisah Sukses Pendiri Start Up: Belva Devara Lulusan Harvard-Standford Antar Ruangguru Jadi Calon Unicorn
Upaya ini diperkuat dengan pengukuhan pemberlakuan Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) nomor PER-05/MBU/04/2021 tentang Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan BUMN. Beleid ini sendiri telah diteken Menteri BUMN Erick Thohir sejak 8 April 2021.
Bank yang fokus pada pembiayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) ini menyasar debitur yang bisa memberikan efek sosial ekonomi dalam program ini. Hal ini tertuang dalam konsep triple bottom line di TJSL, yakni Pro People, Pro Planet, dan Pro Profit.
Hasilnya tidak mengecewakan. Sebanyak 65% portofolio kredit BRI atau senilai Rp588,6 triliun tercatat terserap ke bisnis berkelanjutan seperti energi baru terbarukan (EBT), transportasi nol emisi, hingga green building.
“BRI juga konsisten untuk memperkuat implementasi ESG (Environmental, Social, Governance) sehingga mampu memberikan value berkelanjutan terhadap seluruh stakeholder,” papar Sunarso.
Sementara itu, Direktur Keuangan (Dirkeu) BRI Viviana Dyah Ayu Retno mengatakan kualitas aset perseroan diklaim tetap terjaga stabil di tengah ekspansi kredit, termasuk untuk sektor berkelanjutan. Di tahun ini, Viviana menargetkan non performing loan (NPL) gross tetap terkendali di level 3,3%-3,5%.
Meski begitu, BRI sebetulnya tengah mengalami tren pemburukan kualitas aset. Pada akhir 2020, NPL BRI 2,94% dan kemudian menanjak jadi 3,12% pada semester I-2021.
BRI mencatatkan penyaluran kredit sebesar Rp929,40 triliun atau naik tipis 0,70% secara tahunan. Lebih rinci, kredit itu terdiri dari segmen mikro Rp336,56 triliun, kecil dan menengah Rp236,82 triliun, korporasi Rp145,94 triliun, dan konsumer Rp180,08 triliun.
Ditinjau dari entitas tunggal, total aset BRI pada semester I-2021 ini tergelincir. Nilai aset BRI mengalami penurunan tipis dari Rp1.421,78 triliun pada akhir 2020 menjadi Rp1.411,62 pada akhir Juni 2021.
Meski begitu, penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) BRI masih berhasil tumbuh tipis 2,33% menjadi Rp1.096,45 triliun pada semester I-2021. Dana itu terdiri dari tabungan Rp461,70, giro sebesar Rp191,39 triliun, deposito Rp443 triliun.