Direktur PT Sido Muncul Irwan Hidayat bersama para brand ambasador saat peluncuran iklan Tolak Angin versi “Wonderful Manado” di Jakarta, Selasa 16 Januari 2024. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Korporasi

Sido Muncul (SIDO) Cetak Kenaikan Penjualan dan Laba Bersih pada Semester I-2024

  • Pada semester I-2024, SIDO berhasil mencatatkan penjualan sebesar Rp1,89 triliun dan laba bersih sebesar Rp608,49 miliar, keduanya menunjukkan kenaikan signifikan.

Korporasi

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA – Emiten konsumer farmasi PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) berhasil mencatatkan kinerja keuangan apik pada semester I-2024, dengan peningkatan laba bersih dan penjualan yang sama-sama melesat di atas 10%. 

Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia pada Rabu, 24 Juli 2024, SIDO berhasil membukukan laba bersih pada semester I-2024 sebesar Rp608,49 miliar. Angka ini menunjukkan pertumbuhan sebesar 35,79% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yang tercatat sebesar Rp448,10 miliar.

Selaras dengan kenaikan laba bersih, emiten produsen KukuBima Energi ini juga berhasil meraih penjualan semester I-2024 sebesar Rp1,89 triliun. Angka ini mencerminkan peningkatan 14,68% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yakni Rp1,65 triliun.

Jika dirinci, ketiga segmen SIDO pada semester I-2024 seluruhnya menunjukkan peningkatan penjualan, dengan segmen jamu herbal dan suplemen mencatat kontribusi penjualan tertinggi sebesar Rp1,11 triliun, meningkat dari Rp1,00 triliun pada periode tahun sebelumnya. 

Selanjutnya, segmen makanan dan minuman menyumbang Rp716 miliar, naik dari Rp595 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Sementara itu, segmen farmasi menyumbang Rp66 miliar, melesat dari Rp55 miliar pada periode tahun sebelumnya.

Sebaliknya, pertumbuhan beban pokok penjualan meningkat dari Rp776,25 miliar menjadi Rp792,88 miliar. Akibatnya, laba bruto perseroan meroket dari Rp877,54 miliar menjadi Rp1,10 triliun. 

Kendati begitu, perusahaan farmasi yang berkantor pusat di Semarang, Jawa Tengah, nyatanya berhasil menekan beban umum, administrasi, serta beban lainnya, yang menyebabkan laba usaha meningkat dari Rp562,86 miliar menjadi Rp759,40 miliar.

Dari sudut pandang neraca keuangan, total aset perseroan mengalami penurunan tipis menjadi Rp3,82 triliun hingga Juni 2024, dibandingkan dengan Rp3,89 triliun pada periode yang sama tahun lalu. 

Namun demikian, total liabilitas juga berkurang dari Rp504,76 miliar menjadi Rp353,83 miliar, dengan rincian Rp313 miliar liabilitas jangka pendek dan Rp40 miliar liabilitas jangka panjang. Alhasil, ekuitas SIDO berhasil melesat ke level Rp3,46 triliun.

Rekomendasi Saham

Di lantai bursa, saham SIDO pada perdagangan sesi pertama hari ini stagnan di level Rp730 per saham. Meski demikian, sepanjang tahun ini, saham Sido Muncul masih menunjukkan penguatan sebesar 43,44%.

Kendati telah melesat puluhan persen sepanjang tahun ini, Phillip Sekuritas tetap mempertahankan rekomendasi beli saham SIDO dengan target harga Rp850, yang artinya masih ada ruang cuan bagi investor untuk cuan sekitar 10%.  

Sebelumnya, Analis Phillip Sekuritas Helen memproyeksikan performa keuangan SIDO akan pulih tahun ini. Menurutnya, oenjualan SIDO diperkirakan akan meningkat menjadi Rp3,8 triliun tahun ini, dan diprediksi akan mencapai Rp4,1 triliun pada tahun 2025, dibandingkan dengan Rp3,56 triliun pada periode yang sama tahun lalu. 

Helen juga memproyeksikan bahwa laba bersih SIDO juga diprediksi akan kembali melampaui Rp1 triliun tahun 2024, dengan estimasi mencapai Rp1,17 triliun, naik dari Rp951 miliar pada tahun lalu.

"Kami memperkirakan penjualan Tolak Angin akan meningkat memasuki musim penghujan yang diharapkan mulai datang pada semester II tahun ini. Pertumbuhan laba perseroan juga akan didukung oleh penurunan harga bahan baku," tulis riset tersebut.

Sebagai tambahan, jumlah saham beredar SIDO saat ini mencapai 30 miliar saham, dengan mayoritas kepemilikan sebesar 77,60% dipegang oleh PT Hotel Candi Baru. Sementara porsi kepemilikan publik di saham ini sebesar 22,39%. 

Sementara itu, per 30 Juni 2024, jumlah pemegang sahamnya tercatat hanya sebanyak 166.562 orang. Artinya, sepanjang 6 bulan terakhir, jumlah pemegang saham emiten farmasi ini telah menyusut sebanyak 147.571 orang.