Siluman Omicron Muncul di 40 Negara, Apa Lagi Ini?
- BA.2 memiliki keunikan genetik hingga membuatnya lebih sulit untuk dilacak menggunakan tes PCR, sehingga dijuluki Stealth Omicron atau Siluman Omicron.
Tekno
JAKARTA- Sejumlah negara kini mulai bekerja keras untuk melacak dan mengidentifikasi varian baru COVID-19 yang disebut sebagai Stealth Omicron. Ini adalah sublineage dari Omicron yang saat ini sedang merajalela di seluruh dunia.
Versi baru yang disebut BA.2 ini memiliki beberapa mutasi genetik yang tidak terlihat pada garis keturunan omicron asli. Menurut WHO beberapa dari mutasi ini terletak pada protein lonjakan.
Beberapa data awal mengisyaratkan bahwa BA.2 mungkin sedikit lebih mudah menular, tetapi tidak lebih parah, daripada omicron asli. Hanya saja terlalu dini untuk menafsirkan data itu dengan kesimpulan apa pun.
- Wow! Sebentar Lagi Bayar Tol di Indonesia Tidak Lagi Harus Berhenti di Gerbang Tol
- 5 Tips Agar Hobimu Tidak Bikin Bangkrut
- Instagram Kembangkan Fitur Langganan Berbayar untuk Kreator, Kabar Baik Bagi Influencer!
Pada bulan Desember, para ilmuwan melaporkan bahwa versi asli dari omicron telah terpecah menjadi beberapa sublineage. Salah satunya adalah BA.2 memiliki keunikan genetik hingga membuatnya lebih sulit untuk dilacak menggunakan tes PCR, sehingga dijuluki Stealth Omicron atau Siluman Omicron.
Sejauh ini, siluman omicron telah terdeteksi di 40 negara, termasuk Amerika. Secara umum, BA.2 saat ini muncul lebih umum di Asia dan Eropa.
Badan Keamanan Kesehatan Inggris telah menetapkan BA.2 sebagai varian yang sedang diselidiki mengingat meningkatnya jumlah kasus BA.2 di negara itu, Meski demikian BA.1 tetap dominan secara keseluruhan.
Di Denmark, varian tersebut bertanggung jawab atas 45% kasus COVID-19 pada pertengahan Januari. AP melaporkan angka ini naik dari 20% pada awal bulan.
Anders Fomsgaard, seorang ahli virologi di State Serum Institute di Denmark mengatakan kepada The Washington Post Dan pada Senin 24 Januari Januari 2022 BA.2 menyumbang 65% dari kasus virus corona baru Denmark.
Karena kasus BA.2 meningkat di seluruh dunia, WHO merekomendasikan agar lembaga kesehatan mempelajari bagaimana sub varian ini dibandingkan dengan omicron asli, terutama dalam hal kemampuannya untuk menyebar dan menyebabkan penyakit parah.
"Investigasi karakteristik BA.2, termasuk sifat lolos kekebalan dan virulensi, harus diprioritaskan secara independen (dan secara komparatif) dengan BA. 1, versi asli omicron,” tulis WHO di situs resminya.
"Saat ini, tidak ada data yang cukup untuk menentukan apakah garis keturunan BA.2 lebih menular atau memiliki keunggulan kebugaran dibandingkan garis keturunan BA.1," kata Kristen Nordlund, juru bicara Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika mengatakan kepada The Washington Post. “CDC terus memantau varian yang beredar baik di dalam negeri maupun internasional.”