Karyawan melintas di depan layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Senin, 9 Mei 2022. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Pasar Modal

Simak 5 Rekomendasi Saham Paling Potensial Dalam Waktu Dekat Ini!

  • Secara teknikal, CPIN masih bergerak dalam uptrend dengan target harga Rp6.750 selama masih bertahan di atas area Rp5.500.
Pasar Modal
Yosi Winosa

Yosi Winosa

Author

JAKARTA - IHSG ditutup mengguat ke level 6.898,98 (+0,50%) pada perdagangan akhir pekan ini. Bursa saham di Asia Pasifik juga menguat mengikuti jejak Wall Street yang bangkit kembali setelah ekonomi Amerika Serikat (AS) tumbuh lebih cepat dari perkiraan. 

Menurut data, ekonomi AS tumbuh 2,9% per tahun di kuartal keempat, dan ini lebih kuat dari prediksi sebelumnya. Indeks Nikkei 225 naik 0,11% pada jam pertama dan Topix naik 0,18%. Indeks S&P/ASX 200 di Australia naik 0,23%. Indeks Kospi Korea Selatan teerpantau bergerak datar dan Kosdaq naik 0,18%. 

Sejalan dengan sentimen ini, Analis Astronacci nternational, Dhiandra melihat ada beberapa saham dengan potensi kenaikan paling menarik dalam waktu dekat. Setidaknya ada 5 emiten paling potensial dalam waktu dekat, sebagaimana rangkungan TrenAsia.com berikut.

1. PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN)

Menurutnya, saham potensial pertama bergerak di sektor konsumsi khususnya produk ayam adalah PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN). Emiten ini diperkirakan akan tumbuh moderat di tahun 2023, didukung oleh kebijakan kenaikan upah minimum yang setinggi-tingginya 10% dari tahun sebelumnya, pertimbangan segi pasokan, serta kegiatan pemangkasan Day Old Chicken Final Stock (DOC FS) untuk mengontrol supply juga akan berlanjut. Alhasil, harga ayam berpotensi menjadi lebih stabil dan menguntungkan sektor ini. 

Secara teknikal, CPIN masih bergerak dalam uptrend dengan target harga Rp6.750 selama masih bertahan di atas area Rp5.500.

2. PT Timah Tbk (TINS)

Di Indonesia, keberadaan electric vehicle masih sangat prospektif mengingat Indonesia sebagai penghasil nikel terbesar pertama di dunia dengan cadangan 21 juta MT, membuat perusahaan nikel di Indonesia diuntungkan karena tingginya potensi permintaan nikel di masa yang akan datang. Saham berpotensi kedua adalah PT Timah Tbk (TINS).

Saat ini TINS telah menembus area konsolidasinya dengan target harga di Rp1.480 selama mampu bertahan di atas area Rp1.210. 

3. PT Semen Indonesia Tbk (SMGR)

Saham berpotensi ketiga adalah PT Semen Indonesia Tbk (SMGR). Sektor semen tahun ini diharapkan dapat bertumbuh setelah mengalami gejolak naiknya harga komoditas batu bara. Normalisasi harga baru bara global di tahun ini tentunya akan menurunkan biaya bahan bakar dalam produksi semen, yang pada akhirnya berpeluang menaikkan margin bisnis perusahaan semen. 

SMGR saat ini sedang bergerak di atas dynamic support untuk melanjutkan penguatannya ke area Rp7.825 dengan support di area Rp6.925.

4. PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG)

Saham potensial keempat adalah PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG). Perusahaan tahun ini fokus membidik sektor pendukung transisi energi dalam jangka waktu pendek hingga panjang. Manajemen melihat prospek di sektor ini menjanjikan lantaran tren dunia yang semakin kuat mengarah ke penggunaan energi bersih. Hal ini sejalan dengan perkembangan ekosistem electric vehicle Indonesia, sehingga portofolio yang dipilih oleh manajemen berpotensi membuahkan keuntungan bagi perusahaan di masa yang akan datang. 

PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) sebagai saham berpotensi selanjutnya telah menembus area base dengan target harga di area Rp2.690 dan support pada area Rp2.290.

5. PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia (TKIM)

Kementerian Perindustrian terus mengembangkan industri pulp dan kertas agar lebih produktif dan inovatif sehingga bisa berdaya saing di kancah domestik maupun global. Saat ini terdapat 111 perusahaan industri pulp dan kertas di dalam negeri. Dengan kapasitas terpasang masingmasing sebesar 12,13 juta ton/tahun untuk industri pulp dan 18,26 juta ton/tahun untuk industri kertas. 

Dengan sumber daya yang tebal ini, Indonesia diharapkan mampu memenuhi kebutuhan ekspor di kancah internasional yang pada akhirnya berdampak kepada profitabilitas perusahaan di sektor pulp dan kertas. 

Saham berpotensi terakhir datang dari industri pulp dan kertas, PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia (TKIM), yang saat ini berpeluang mengejar area classic resistance Rp8.025 selama bertahan di atas support Rp6.750.

“Diharapkan semakin banyak masyarakat Indonesia dapat menjadi smart investor, yang tidak hanya profit konsisten tapi juga dapat mencapai financial freedom. Kita harapakan yang terbaik untuk financial market Indonesia di tahun 2023,” kata Dhiandra dikutip MInggu, 29 Januari 2023.