Ilustrasi rokok IQOS.
Nasional

Simak Faktanya: Sistem Pemanasan pada Produk Tembakau Alternatif Berbeda dengan Rokok!

  • Faktanya, produk tembakau alternatif memiliki risiko yang jauh lebih rendah daripada rokok karena menerapkan konsep pengurangan bahaya (harm reduction) lantaran tidak dibakar.

Nasional

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA – Masih banyak yang menilai bahwa produk tembakau alternatif, seperti rokok elektrik dan produk tembakau yang dipanaskan, memiliki risiko kesehatan yang sama atau bahkan lebih besar daripada rokok. 

Dosen Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga (UNAIR), Shoim Hidayat menjelaskan, berdasarkan kajian systematic literature review yang dilakukan UNAIR, produk tembakau alternatif mampu menekan risiko kesehatan dibandingkan rokok lantaran memiliki perbedaan senyawa kimia berbahaya dan berpotensi berbahaya (HPHC) serta cara penggunaannya. Produk yang merupakan hasil dari pengembangan inovasi dan teknologi tersebut menerapkan sistem pemanasan.

Sebagai contoh, produk tembakau yang dipanaskan bekerja dengan cara memanaskan batang tembakau pada suhu di bawah 350 derajat Celcius sehingga menghasilkan uap atau aerosol, bukan asap seperti pada rokok.

Uap yang dihasilkan produk tembakau yang dipanaskan tidak mengandung partikel padatan. Tak hanya itu, karena menjalankan sistem pemanasan, produk ini juga tidak menghasilkan abu dari hasil pembakaran sehingga jauh lebih bersih dibandingkan aktivitas merokok.

“Berkat sistem pemanasan tersebut, produk tembakau alternatif mampu mengurangi risiko hingga 90%-95% bagi perokok dewasa yang tidak bisa berhenti merokok. Jadi, kalau masih ada yang menilai produk ini sama berbahayanya dengan rokok, itu suatu kekeliruan,” kata Shoim yang juga merupakan ahli toksikologi.

Adapun asap rokok terdiri dari air sebanyak 31%, sementara  sisanya terdiri dari gliserol 5%, nikotin 4%, propilen glikol 3%, serta komponen lainnya yaitu TAR di mana terdapat banyak senyawa berbahaya dan berpotensi berbahaya.

Berdasarkan data National Cancer Institute Amerika Serikat, TAR yang merupakan hasil dari pembakaran rokok, mengandung berbagai senyawa karsinogenik yang dapat memicu kanker. 

Dari sekitar 7.000 bahan kimia yang terkandung dalam asap rokok, 2.000 di antaranya terdapat pada TAR. Adapun menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat, merokok berpotensi meningkatkan risiko penyakit jantung koroner dan stroke sebanyak dua sampai empat kali.

Dengan melihat perbedaan antara uap dan asap, Sho’im menyimpulkan bahwa produk tembakau yang dipanaskan memiliki senyawa HPHC yang jauh lebih rendah daripada rokok.

 “Perbedaan-perbedaan dan hasil kesimpulan ini harus disosialisasikan dan dipahami dengan baik oleh masyarakat agar mendapatkan informasi yang akurat mengenai produk tembakau yang dipanaskan,” ujar Shoim.

Shoim meneruskan, pemerintah memiliki peran yang krusial untuk menyebarkan informasi mengenai produk tembakau alternatif kepada publik. Intinya, produk ini memiliki kadar bahaya yang lebih rendah dibandingkan rokok.

“Informasi tersebut harus sampai ke telinga masyarakat secara luas. Tapi sebelumnya, informasi ini harus sampai dulu ke pemerintah karena informasi ini merupakah hasil kajian ilmiah,” tutupnya.