Simak Kinerja Keuangan dan Saham 12 Emiten CPO Ini, Sampoerna Agro Paling Moncer
- Dari 20 emiten sawit yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), terdapat sebanyak 12 perusahaan yang telah merilis laporan keuangan kuartal ketiga tahun ini.
Korporasi
JAKARTA – Harga minyak sawit mentah alias crude palm oil (CPO) telah melonjak cukup tajam sejak beberapa waktu belakangan. Bahkan, pada awal November 2021, harga CPO telah menembus harga tertinggi sepanjang masa (all time high).
Menurut catatan yang diperoleh Kemenko Perekonomian, harga CPO pada bulan November 2021 berada pada level harga US$1.435 atau setara Rp20,37 juta per ton. Level harga CPO pada periode ini melesat cukup tinggi dibandingkan dengan September yang mencapai US$1.235 per ton dan Agustus yang mencapai US$1.226 per ton.
Pada akhir Oktober lalu, harga CPO juga mengalami kenaikan cukup tinggi menjadi sebesar US$1.300 per ton. Sejumlah analis turut memperkirakan kenaikan harga minyak sawit akan terus melonjak hingga akhir tahun 2021.
- Tahun Depan, Dharma Polimetal Bakal Bagikan Dividen 20% dari Laba Bersih
- Ini Rencana Penggunaan Dana IPO Dharma Polimetal, Salah Satunya Bangun Pabrik Baru
- Dharma Polimetal Lepas 705,88 juta Saham, Incar Rp437,65 Miliar dari IPO
Sedikit banyaknya, kondisi ini tentu memengaruhi kinerja keuangan sekaligus pergerakan saham sejumlah emiten CPO lokal. Dari 20 emiten sawit yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), terdapat sebanyak 12 perusahaan yang telah merilis laporan keuangan kuartal ketiga tahun ini.
Sedangkan, terdapat 8 emiten yang belum melaporkan kinerja periode Januari – September 2021 hingga artikel ini diterbitkan yakni duo emiten sawit milik Grup Salim, PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) dan PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP).
Kemudian, PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA), PT Provident Agro Tbk (PALM), PT Fap Agri Tbk (FAPA), PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP), PT Gozco Plantations Tbk (GZCO), serta PT Golden Plantation Tbk (GOLL).
Berikut daftar kinerja keuangan kuartal III-2021 serta pergerakan saham selama tiga bulan dari 12 emiten kelapa sawit lokal:
1. PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI)
Pendapatan: Rp18,01 triliun (35,21% yoy)
Laba bersih: Rp1,47 triliun (152,20% yoy)
Harga saham: Rp10.450 (24,78%)
2. PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT)
Pendapatan: Rp2,13 triliun (32,48% yoy)
Rugi bersih: Rp1,73 triliun (-133,69% yoy)
Harga saham: Rp87 (12,99%)
3. PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS)
Pendapatan: Rp3,69 triliun (34,69% yoy)
Laba bersih: Rp1,03 triliun (287,93% yoy)
Harga saham: Rp1.180 (39,64%)
4. PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO)
Pendapatan: Rp3,91 triliun (73,02% yoy)
Laba bersih: Rp509,67 miliar (2.767,64% yoy)
Harga saham: Rp2.260 (22,49%)
5. PT Cisadane Sawit Raya Tbk (CSRA)
Pendapatan: Rp653,04 miliar (44,72% yoy)
Laba bersih: Rp178,74 miliar (179,19% yoy)
Harga saham: Rp520 (73,33%)
6. PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG)
Pendapatan: Rp4,45 triliun (24,90% yoy)
Laba bersih: Rp713,17 miliar (186,30% yoy)
Harga saham: Rp690 (7,81%)
7. PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG)
Pendapatan: Rp5,05 triliun (15,33% yoy)
Laba bersih: Rp415,88 miliar (153,94% yoy)
Harga saham: Rp595 (13,33%)
8. PT Jaya Agra Wattie Tbk (JAWA)
Pendapatan: Rp555,44 miliar (62,15% yoy)
Rugi bersih: Rp111,72 miliar (50,27% yoy)
Harga saham: Rp171 (40,16%)
9. PT Sinar Mas Agro Resources & Technology Tbk (SMAR)
Pendapatan: Rp40,38 triliun (43,18% yoy)
Laba bersih: Rp1,79 triliun (735,76% yoy)
Harga saham: Rp4.420 (13,33%)
10. PT Palma Serasih Tbk (PSGO)
Pendapatan: Rp1,07 triliun (52,78% yoy)
Laba bersih: Rp61,44 miliar (2.547,19% yoy)
Harga saham: Rp224 (45,45%)
11. PT Andira Agro Tbk (ANDI)
Pendapatan: Rp251,14 miliar (40,48% yoy)
Laba bersih: Rp3,84 miliar (-84,51% yoy)
Harga saham: Rp50 (0%)
12. PT Multi Agro Gemilang Plantation Tbk (MAGP)
Pendapatan: Rp167,58 miliar (-0,05% yoy)
Rugi bersih: Rp37,68 miliar (15,21% yoy)
Harga saham: Rp50 (0%)
*Harga saham mengacu pada penutupan perdagangan Kamis, 18 November 2021 dengan perbandingan harga pada tiga bulan sebelumnya.
Sumber: Diolah dari data idx.co.id dan RTI Business