<p>Ilustrasi logo bank-bank syariah BUMN yang bakal merger yakni PT BRI Syariah Tbk, PT Bank Syariah Mandiri, dan PT BNI Syariah / Repro</p>
Industri

Simak Komposisi Pemilikan Saham Bank Syariah Setelah Merger

  • JAKARTA – Pembahasan atas rancangan merger ketiga bank syariah pelat merah usai dilakukan oleh project management office (PMO). Dalam dokumen ringkas yang dipublikasikan hari ini, Rabu, 21 Oktober 2020, disampaikan mengenai struktur pemegang saham perseroan. Adapun komposisi pemegang saham bank hasil merger, yakni PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) 51,2%, PT Bank Negara Indonesia (Persero) […]

Industri

Aprilia Ciptaning

JAKARTA – Pembahasan atas rancangan merger ketiga bank syariah pelat merah usai dilakukan oleh project management office (PMO). Dalam dokumen ringkas yang dipublikasikan hari ini, Rabu, 21 Oktober 2020, disampaikan mengenai struktur pemegang saham perseroan.

Adapun komposisi pemegang saham bank hasil merger, yakni PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) 51,2%, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) 25%, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) 17,4%, DPLK BRI – Saham Syariah 2% dan publik 4,4%.

“Struktur pemegang saham tersebut didasarkan atas perhitungan valuasi dari masing-masing bank peserta penggabungan,” tulis siaran pers yang diterima TrenAsia.com.

Saat ini, dokumen ringkasan rencana merger telah disampaikan kepada seluruh regulator, baik regulator pasar modal maupun perbankan. Manajemen mengungkapkan, tahapan dan proses selanjutnya akan dilaksanakan sesuai dengan regulasi dan undang-undang yang berlaku.

Bank hasil merger diyakini bakal memiliki modal dan aset yang kuat dari segi finansial, sumber daya manusia, sistem teknologi informasi, maupun produk dan layanan keuangan.

Hal ini diharapkan mampu meningkatkan penetrasi aset syariah sehingga dalam lima tahun ke depan, bisa menjadi salah satu dari sepuluh bank syariah terbesar berdasarkan kapitalisasi pasar.

Diketahui, total aset dari bank hasil merger akan mencapai Rp214,6 triliun, dengan modal inti lebih dari Rp20,4 triliun.

“Bank hasil penggabungan akan tetap menjadi perusahaan terbuka dan tercatat di PT Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan ticker code BRIS,” tambahnya.

Ketua PMO sekaligus Wakil Direktur Utama BMRI Hery Gunardi menegaskan, seluruh proses merger akan terus dikawal hingga tuntas.

“Mengawal dan membesarkan bank syariah terbesar tidak hanya sampai legal merger, tapi juga memastikan bank syariah nasional membawa nama Indonesia ke kancah global,” jelas Hery.

Menurutnya, sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki potensi ekonomi syariah yang besar. Bank hasil merger dianggap dapat memiliki kekuatan yang kokoh untuk menghadirkan layanan dalam satu atap di berbagai segmen nasabah.

Hal ini ditunjang oleh lebih dari 1.200 cabang dan 1.700 jaringan ATM, serta didukung oleh 20.000 orang karyawan yang tersebar di seluruh Indonesia.

“Jadi, bank hasil penggabungan akan memberikan layanan finansial berbasis syariah, layanan sosial bahkan spiritual bagi lebih banyak nasabah,” tulis managemen.